Beberapa hari yang lalu Indonesia dan daerah kawasan Asia Tenggara lain dibuat bangga dengan penandatanganan kontrak Egy Maulana Vikri dengan klubnya di Eropa. Langkah yang juga menjadi bukti apabila pemain dari kawasan minor di Asia ini juga bisa kirimkan pemainnya ke Benua Biru. Bagi Indonesia apa yang dilakukan pemuda Medan itu adalah yang luar biasa. Namun layaknya pepatah di atas langit masih ada langit, apa yang ditorehkannya ‘kalah’ bila dibanding dengan Benjamin Davis.
Ya, pemain asal Singapura itu kini berstatus sebagai punggawa dari skuad Fulham. Tim berjuluk The Cottagers itu sendiri untuk musim ini akan bermain di kasta teratas kompetisi Inggris. Setelah beberapa bulan lalu berhasil promosi dari Liga ke dua di negara Ratu Elizabeth tersebut. Hal tersebut membuka peluang untuk Benjamin Davis untuk bisa tampil di Premier League. Apabila terjadi menjadi prestasi besar untuk negara yang baru namanya pernah melakukan hal tersebut. Bahkan untuk kawasan Asia Tenggara menjadi pertama untuk beberapa tahun terakhir ini.
Davis memulai kiprahnya di Tanah Britania Raya lewat sebuah beasiswa sekolah. Dilansir laman Chanel New Asia, bergabungnya Benjamin Davis ke Fulham berawal dari status ia sebagai pemain beasiswa selama dua tahun. Status yang hanya seorang murid yang mendapatkan dana belajar di klub tersebut, dirubah dengan waktu yang singkat. Dikutip laman FourFourTwo, belum habis menyelesaikan waktu tersebut ia sudah membuat pihak The Cottagers langsung terpikat dengannya. Singkat cerita, pada 13 juli 2018 lalu, ia sudah mendatangi kontrak resmi dengan kesebelasan yang baru saja kembali ke kasta teratas Inggris itu.
Kendati jalanya bisa dikatakan mulus, namun untuk mampu menebus skuad utama tetaplah perlu perjuangan yang ekstra besar. Ditambah usianya yang masih belia pastinya akan membutuhkan kerja sangat keras untuknya. Tapi melihat catatan gemilangnya di situs resmi Fulham dengan mampu torehkan nilai 90, agaknya bakatnya bisa jadi penolongnya untuk menghadapi rintangan-rintangan besar tersebut. Berkat bakatnya itu Benjamin Davis juga beberapa kali sudah dipanggil Timnas Singapura untuk beberapa tingkatan umur.
Namun sayang, kiprahnya di kompetisi Inggris terancam lantaran ia masuk dalam usia yang diwajibkan untuk lakukan pelatihan militer. Menurut Kementerian Pertahanan negara tetangga itu yakni Mindef, “Semua pria Singapura bertanggung jawab atas kewajiban National Service”. Kondisi yang bisa dikatakan akan membunuh karier di negara Ratu Elizabeth bila tidak segera dicarikan solusinya. Padahal sebetulnya ia merupakan pemain yang memiliki potensi besar untuk Singapura.
Dari segi kompetisi apa yang dicapai Benjamin Davis jauh mengungguli Egy. Namun hal tersebut tidaklah berarti apa-apa apabila kedepan mereka tidak bisa menembus skuad utama klub Benua Biru tersebut. Mereka kini hanyalah kuda kecil yang belum bisa berlari kencang.