Lebaran merupakan salah satu hari besar yang paling ditunggu oleh masyarakat Indonesia. Meski merupakan hari raya bagi umat Islam, namun umat dari agama lainpun tak luput dari suka cita perayaan hari kemenangan ini. Salah satu aktivitas yang paling mencolok menjelang lebaran adalah berbelanja.
Mall, department store, toko-toko, hingga pasar diserbu ribuan orang setiap harinya. Kita mempersiapkan hari kemenangan dengan berbelanja berbagai macam hal, mulai dari pakaian baru, kue-kue, bahan masakan dan lain-lain. Sebagian dari kita merasa perlu untuk membeli perabotan baru atau bahkan merenovasi rumah. Rasanya gejolak ekonomi melonjak drastis menjelang lebaran.
Mungkin anda adalah salah satu dari ratusan ribu orang yang sibuk mempersiapkan lebaran dengan berbelanja. Namun, berikut Boombastis memberikan beberapa alasan mengapa sebenarnya Anda tidak perlu berbelanja menjelang lebaran.
1. Anda Mungkin Hanya Ikut-Ikutan
Dalam hati, mungkin Anda menyadari bahwa sebagian besar benda yang Anda beli menjelang lebaran adalah benda yang sebenarnya tidak diperlukan. Busana muslim yang beli tahun lalu masih sangat layak untuk dipakai lagi tahun ini, karena Anda memang hanya memakainya sekali. Anda juga belum sempat memakai sepatu yang dibeli beberapa bulan lalu. Namun, suasana berbelanja di sekitar Anda membuat Anda terdorong untuk membeli lagi barang-barang tersebut.
Awalnya, mungkin enggan membeli, namun akhirnya tergoda untuk membeli saat menemani ibu berbelanja. Atau terpaksa membeli karena mode terbaru tiba-tiba dikeluarkan menjelang lebaran. Akhirnya Anda ikut-ikutan berbelanja, padahal hati kecil menyadari bahwa sebenarnya Anda sudah membeli barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan.
2. Banyak Kebutuhan yang Lebih Mendesak
Anak atau adik Anda akan segera masuk ke kelas yang baru, di tahun ajaran mendatang. Anda perlu menyiapkan dana untuk membeli buku pelajaran baru, sepatu atau mungkin seragam baru. Hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan itu sebenarnya lebih penting, namun karena Lebaran sudah dekat, Anda memutuskan untuk “menunda” membeli peralatan sekolah. Dan lebih mementingkan membeli baju baru untuk Shalat Ied. Padahal syarat sah untuk shalat adalah baju yang bersih dari najis, bukan baju baru.
Banyak kebutuhan lain yang Anda kesampingkan, karena menurut Anda tampil “serba baru” di hari lebaran adalah hal yang paling penting. Uang THR yang sebenarnya bisa bermanfaat untuk dana pendidikan dan kesehatan, dihabis-habiskan untuk lebaran, sebuah perayaan yang tidak akan berlangsung lebih dari seminggu.
3. Tabungan Masa Depan Jauh Lebih Penting
Banyak rencana dalam hidup yang memerlukan perencanaan dana yang matang. Anda mungkin merencanakan menikah tahun depan. Atau anak Anda akan segera masuk ke universitas dan butuh banyak biaya. Tabungan Anda untuk membeli rumah mungkin belum mencukupi.
Hal-hal tersebut sangat vital dan membutuhkan persiapan dana yang mantap. Jangan sampai selebrasi lebaran membuat Anda gelap mata dan menghabiskan seluruh tabungan. Ada baiknya berbelanja seperlunya saja ketika lebaran dan persiapkan untuk sesuatu yang lebih krusial.
4. Idul Fitri tanpa Belanja adalah Idul Fitri yang Sah
Inti dari perayaan Idul Fitri adalah merayakan diri kita yang berhasil menjauhi perbuatan buruk, menahan diri dan emosi ketika bulan puasa. Tidak ada satupun peraturan dalam agama Islam yang mewajibkan Anda memakai baju baru, sepatu baru, mengecat rumah dengan warna baru atau menyiapkan kue-kue di meja ruang tamu.
Idul Fitri tanpa belanja adalah Idul Fitri yang sah. Shalat Anda tidak akan berkurang pahalanya hanya karena baju yang tidak baru. Menerima tamu tanpa hidangan yang berlebihan tidak akan mengurangi nilai silaturahmi yang tulus. Perabot baru bukanlah ukuran dari kelapangan hati Anda untuk saling bermaafkan. Sifat konsumtif kita justru melunturkan hal-hal penting dalam perayaan lebaran.
5. Banyak Orang yang Membutuhkan Uluran Tangan Anda
Banyak dari kita yang sudah membeli benda-benda baru untuk lebaran, sementara kewajiban kita berzakat belum ditunaikan. Dan zakat saja sepertinya belum cukup. Melihat kondisi bangsa kita yang belakangan ini sering tertimpa musibah dan bencana alam, rasanya kurang tepat jika kita merayakan Lebaran secara berlebihan, sementara saudara kita menderita.
Dibanding membeli dua atau tiga pasang baju sekaligus, mungkin uang Anda akan lebih bermanfaat jika disumbangkan ke pengungsi Gunung Sinabung. Dibanding membeli sepatu yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan, mungkin uang Anda akan lebih bermanfaat bagi adik-adik di panti asuhan. Tentu kita tidak ingin lebaran menjadi ajang yang memisahkan antara siapa yang mampu merayakan lebaran dengan mewah dan siapa yang tidak.
Tidak ada salahnya mempersiapkan diri serta rumah Anda untuk lebaran. Kegiatan belanja menjelang Lebaran juga menggerakkan roda ekonomi Indonesia dengan begitu pesat, dan itu adalah satu hal yang positif. Namun jangan sampai soal belanja ini tampak seolah lebih penting dari hal-hal lainnya seperti perbaikan diri.
Bukankah sia-sia saja usaha kita menahan lapar dan haus ketika berpuasa, namun tidak bisa menahan diri untuk berbelanja yang berlebihan? Bukankah sia-sia saja kita berpuasa, kita sibuk mementingkan diri sendiri dan lupa berbagi dengan sesama? (HLH)