Nyaris setiap hari kita menyantap makanan yang satu ini. Saat sarapan, makan siang, atau pada makan malam. Itu pun belum termasuk jam-jam makan darurat. Dalam setiap momen tersebut, ia berperan bukan hanya sebagai pelengkap, namun sebagai sajian utama untuk menumpas rasa lapar yang melanda.
Mustahil kita dapat menolak pesonanya yang hadir dalam segerombol butir yang tersaji di atas sebuah piring atau mangkuk kecil. Kepulan panasnya meruap hangatkan suasana, aromanya tawar namun tercium wangi entaskan lapar yang menggelora. Rasanya, sulit membayangkan hari-hari yang kita lalui tanpa kehadirannya.
Nasi adalah komponen utama dalam hidangan makanan masyarakat Indonesia. Nasi selalu menjadi pilihan utama sumber karbohidrat kita setiap harinya. Namun, tahukah kamu akibat yang dapat ditimbulkan dari terlalu banyaknya mengonsumsi makanan ini? Dampaknya tak main-main, apabila saran untuk tak selalu makan nasi tidak kamu indahkan, kesehatanmu bisa terancam di masa depan nanti.
Memangnya apa saja sih bahaya keseringan makan nasi yang perlu kita tahu?
1. Diabetes Melitus, penyakit manula yang hantui kita sejak remaja
Kamu mungkin hanya tahu nama penyakit ini dari sebuah iklan gula kemasan atau iklan susu khusus manula. Namun, apabila kamu punya kerabat keluarga yang menderita penyakit ini, khususnya mereka yang sudah orang tua, kamu akan paham bahwa penyakit diabetes tak bisa dipandang sebelah mata.
Benar, nasi yang kita konsumsi mengandung karbohidrat, itu pengetahuan umum yang anak TK pun bahkan sudah pada tahu. Setelah itu, nasi yang masuk ke tenggorokan kita akan dicerna oleh enzim dan dikonversi menjadi produk gula. Nah, nasi yang telah menjadi gula ini akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar atau metabolisme tubuh. Sampai sini, tak ada yang keliru dari mengonsumsi banyak nasi, bukan?
Akan tetapi, jika kita terus menerus mendapat asupan nasi, otomatis kadar gula dalam tubuh kita akan semakin bertambah. Akibatnya, kelebihan gula yang tak digunakan dalam proses metabolisme akan diserap dan terus menumpuk dalam darah kita. Agar gula dalam darah dapat didistribusikan secara baik dan menyeluruh ke dalam sel maupun jaringan tubuh kita, diperlukan bantuan hormon insulin. Hormon ini dihasilkan oleh suatu organ bernama pankreas. Semakin tinggi kadar gula dalam darah, semakin tinggi pula kerja pankreas untuk menghasilkan insulin.
Di sini letak horornya. Apabila pankreas bekerja terlalu keras, lambat laun sel-sel penghasil insulin di dalamnya dapat rusak. Sehingga, pankreas tak lagi berdaya menghasilkan insulin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Dan jika hal itu terjadi, kadar gula dalam darah akan semakin meningkat, sehingga penyakit ini pun akan siap menemani masa tua kita.
2. Makan banyak nasi bisa bikin kita lupa sama asupan serat dan vitamin
Ini yang paling sering luput dari perhatian. Saat kita makan, yang kita pikirkan hanyalah, “Bagaimana caranya agar saya tak kembali merasa lapar dalam waktu yang lama?” Maka, otak kita secara instan akan menjawab, “Makanlah nasi sebanyak-banyaknya!”
Padahal, nasi hanya mengandung karbohidrat. Sedangkan, asupan zat penting dari lauk-pauk yang kita makan sebagai pelengkap, seperti ayam, telur, tempe, atau daging umumnya hanya mengandung protein. Lalu, bagaimana memperoleh asupan vitamin dan seratnya? Masih untung kalau kamu ikut menyertakan sayur ke dalam hidangan kamu. Kalau tidak?
Zat penting seperti serat dan vitamin ini utamanya berasal dari sayur dan buah-buahan. Kita sering kali hanya fokus pada perut kenyang, setelah itu, masa bodoh dengan asupan lainnya. Orang jarang memakan buah-buahan atau sayur setelah sajian utama habis disantap. Padahal, zat ini begitu penting buat pencernaan kita dan kesehatan organ tubuh lainnya. Kelar dah buat kamu yang suka makan nasi pake mie instan.
3. Percuma nge-gym tiap hari. Kalau terus makan nasi, bukan perut six-packs yang kamu dapat, yang ada badan makin melar alias kegemukkan
Saya percaya, para wanita akan mulai mempertimbangkan asupan karbohidrat dari makanan lain setelah membaca poin yang satu ini. Jika kita makan nasi dalam jumlah banyak tanpa dibarengi aktivitas yang cukup, maka akan terjadi penumpukkan karbohidrat dalam tubuh kita.
Di sisi lain, manusia umumnya memang tak memerlukan energi dari karbohidrat dalam jumlah yang banyak. Sama seperti poin pertama, penumpukkan karbohidrat yang kemudian diubah menjadi gula, akan sangat berbahaya akibatnya.
Nah, kelebihan cadangan energi dari ubahan zat karbohidrat ini jika tak digunakan akan terus menumpuk. Alhasil, cadangan energi tersebut akan disimpan sebagai lemak tubuh, yang apabila semakin menumpuk, maka akan tercipta yang namanya tubuh gemuk.
4. Menyebabkan kantuk yang bisa berujung pada kecelakaan
Meski kedengarannya sepele, namun kita paham betul kalau rasa kantuk tak bisa seenaknya menyerang begitu saja. Bagaimana jika rasa kantuk ini datang ketika kita sedang mengerjakan suatu tugas dengan batasan tenggat yang berlaku hari itu juga? Produktivitas jadi terancam bukan?
Bahaya lain yang lebih serius adalah, bagaimana apabila kantuk datang ketika kita sedang dalam perjalanan? Khususnya buat kamu yang kebetulan sedang dalam perjalanan jauh seperti mudik, misalnya, lalu rehat sejenak di sebuah saung dan makan nasi dalam porsi besar. Jika kantuk datang ketika kamu kembali meneruskan perjalanan, akibatnya akan sangat berbahaya, bukan?
Itulah beberapa alasan mengapa kamu harus mulai mengurangi makanan yang satu ini. Bukannya harus dijauhi, tapi sangat dianjurkan agar kamu juga memperhatikan pola makan sehingga asupan nutrisi lain dapat tercukupi.
Coba ingat-ingat lagi lagu empat sehat lima sempurna yang pernah diajarkan oleh bapak atau ibu guru kita di sekolah dasar. Masih ingat kan liriknya?
Sepiring nasi sehari 3 kali itu baru cukup kalori
Lauk pauknya yg sederhana ckp gizi dpt lah terbeli
Buah-buahan paling banyak disini itu syarat tak tertandingi
Sayuran segar semangat mekar berseri cerah setiap hari
4 sehat 5 sempurna tuk masa depan kita
Nasi lauk sayur dan buah kalau dapat ditambah susu