Semua orang juga tahu kalau kurang tidur di malam hari bisa membuat seseorang merasa kelelahan dan ngantuk berat paginya. Tapi jangan disepelekan begitu saja, karena efeknya bukan cuma kantung mata dan kelelahan seharian saja.
Ada efek yang jauh lebih parah saat seseorang kurang tidur. Saking parahnya, kekurangan tidur juga pernah dijadikan sebagai salah satu bentuk siksaan terhadap tahanan. Ngantuk dan kantung mata cuman sebagian kecilnya saja. Selanjutnya, kamu akan mengalami beberapa hal berikut ini.
Saat seseorang kurang tidur, emosi mereka akan berantakan. Meski awalnya hanya dalam skala kecil, lama-lama juga bisa jadi masalah besar. Otak nggak akan bisa bekerja dengan baik saat seseorang kurang tidur. Bahkan sedikit saja kurang tidur sudah mempengaruhi fungsi emosi manusia.
Orang yang kurang tidur cenderung nggak bisa menunjukkan emosi positif pada wajahnya meski mereka mengaku sedang senang. Mereka juga nggak bisa mendeteksi emosi positif orang lain. Sebaliknya, justru wajah dalam emosi netral malah akan terlihat sebagai ekspresi negatif bagi orang yang kurang tidur. Orang yang kurang tidur juga nggak bisa menerima kekecewaan dengan baik. Nggak heran kalau ngomong sama orang yang kurang tidur jadi rentan banyak salah paham.
Bahkan cuma kekurangan tidur semalam saja sudah bisa menimbulkan fenomena microsleep. Microsleep adalah kondisi ketika otak seseorang tidur sejenak dan kadan mencapai 30 detik. Pada kondisi ini, mata tetap terbuka tapi sebenarnya otak nggak memproses apa-apa sehingga pada dasarnya kita ‘buta’ sesaat.
Bahayanya, saat mengalami microsleep otak dengan cepat masuk ke kondisi tidur dan sering sekali nggak terkontrol. Inilah yang menjadikan kurang tidur sangat berbahaya apalagi kalau microsleep terjadi saat sedang menyetir atau bekerja dengan menggunakan alat berat.
Ketika kurang tidur terus saja terjadi tanpa diatasi, maka tanda-tanda depresi juga bisa muncul. Bahkan, orang-orang yang menderita depresi atau masalah kegelisahaan sering kali dihubungkan dengan kebiasaan tidur kurang dari 6 jam di malam hari.
Hasil studi tahun 2007 terhadap 10 ribu orang menunjukkan bahwa penderita insomnia 5 kali lebih berisiko mengalami depresi. Bahkan insomnia juga sudah menjadi salah satu tanda-tanda seseorang yang mengalami depresi.
Kurang tidur bisa mempengaruhi otak dalam mengartikan suatu permasalahan atau situasi. Akibatnya jadi sulit mengambil keputusan yang bijaksana karena kita nggak bisa menilai situasinya dengan baik dan akurat. Parahnya lagi, mereka juga cenderung nggak bisa menilai sendiri apa akibat dari masalah kurang tidur ini pada diri mereka.
Di dunia serba cepat seperti sekarang ini yang kurang tidur menjadi semacam kebanggaan tersendiri. Mereka merasa sudah bisa beradaptasi dengan jam tidur kurang dari 7 atau 8 jam. Tapi ketika diuji dalam hal kesigapan mentalnya, nilai mereka terus menurun. Artinya, akan ada suatu saat ketika orang yang kurang tidur sudah nggak tahu lagi seberapa bermasalah mereka sebenarnya.
Melihat hal-hal yang sebenarnya nggak ada atau halusinasi adalah salah satu akibat buruk dari kurang tidur yang sudah parah. Ini terjadi karena otak sudah terlalu lelah untuk bisa mengolah informasi dengan akurat.
Saat seseorang sudah sangat mengantuk waktu mengerjakan sesuatu, mereka bisa saja melihat sesuatu yang bergerak-gerak di penglihatannya, atau mungkin juga seperti melihat cahaya yang berkedip-kedip. Ini semua adalah tanda bahwa otak tidak mengartikan informasi dengan benar.
Saat orang kekurangan tidur biasanya akan menjadi sedikit bertingkah yang aneh-aneh. Tapi dalam kasus yang ekstrim, penderita kurang tidur juga akan mengigau dan meracau nggak jelas seperti orang yang mengalami gangguan kejiwaan.
Kehilangan waktu tidur yang cukup adalah salah satu alasan kenapa seseorang memiliki perilaku yang aneh dan nggak biasa. Jangan sampai menunggu mengalami masalah ini dulu untuk mau mencari solusi agar bisa tidur nyenyak.
Masalah kurang tidur juga meningkatkan resiko terhadap penyakit lain. Beberapa diantaranya yaitu penyakit jantung, serangan jantung, gagal jantung, detak jantung yang nggak teratur, tekanan darah tinggi, stroke, hingga diabetes.
Penelitian “Whitehall II Study” juga menunjukkan bahwa mereka yang memotong jam tidurnya hingga kurang dari 7 atau 5 jam setiap malam meningkatkan resiko kematian karena beragam masalah. Mulai dari masalah kesehatan karena penyaki kardiovaskuler, hingga kecelakaan kerja.
Nah, itu tadi beberapa masalah yang muncul ketika kamu kekurangan tidur setiap malamnya. Memangsih kadang kita selalu punya keinginan untuk tetap produktif atau nongkrong bareng teman meski sudah malam hari. Tapi apa iya masih mau begadang dan mengambil resiko seram seperti yang sudah disebutkan tadi?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…