Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta tahun 2020 mendatang menjadi pembicaraan banyak netizen. Pasalnya, jumlah dana tersebut membengkak dan dianggap sebagai hal yang aneh. Kemarin, netizen beramai-ramai membuat trending #aibon di Twitter sebagai bentuk protes.
Tak hanya itu saja, masih ada beberapa macam dana lagi yang dianggap sama-sama ngawurnya. Untuk lebih jelas, Sahabat Boom bisa simak dalam ulasan ini. Nah, selain itu, ternyata belakangan masih ada lagi temuan-temuan dengan jumlah yang tak kalah fantastis loh. Apa saja ya kira-kira, dan bagaimana tanggapan pemprov tentang hal ini? Simak ulasannya berikut ini ya!
Lem aibon dan 3 hal lain yang dananya bikin pusing kepala
Sebelumnya, ada temuan bahwa pemprov DKI Jakarta membuat anggaran untuk membeli lem aibon senilai 82 M. hal tersebut membuat netizen mengkalkulasikan bahwa setiap anak per bulannya akan mendapatkan 2 kaleng aibon, hal tersebut dinilai janggal.
Selain itu, ada pula hiring buzzer untuk mempromosikan pariwisata Jakarta senilai 5 M (untuk 5 orang), anggaran bollpoint 123 M (dengan spesifikasi Pen Drawing 0,1), serta anggaran untuk jamban atau septic tank komunal senilai 166,2 M.
Kertas dan tinta yang anggarannya ratusan miliar
Ternyata tak hanya ballpoint dan aibon saja, belakangan ada lagi temuan mengenai anggaran kertas dan tinta yang jumlahnya ratusan Miliar Rupiah. Untuk kertas Kertas Rp213 M, sedangkan Tinta printer Rp400 M.
Sebagai Gubernur, Pak @aniesbaswedan harus menjelaskan: untuk apa pengadaan ballpoint buat siswa SD senilai Rp 123,8 miliar? Tolong jelaskakan. pic.twitter.com/Vx6pXMWzt5
— William Aditya Sarana (@willsarana) October 30, 2019
Ada banyak tanggapan-tanggapan lucu mengenai hal ini, baik dari netizen maupun dari pejabat negara. “Tipe-x anggarannya lumayan besar juga. Sebenarnya ini tipe-x buat ngecat sekolah, apa gimana,” kata Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur Ade Narun, di Jakarta, melansir dari indopos.co.id. Buset dah, dana segitu emang fantastis sih~
Anies Baswedan sendiri kesal melihat dana yang membengkak itu
Dengan adanya temuan ini, netizen beramai-ramai menyerbu dan mempertanyakan dana tersebut kepada Anies Baswedan. Namun, Anies sendiri tampaknya bingung dan mencecar anak buahnya terkait perencanaan anggaran untuk 2020. Anies merasa heran, bagaimana bisa dana tersebut sebegitu banyaknya.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam sebuah video di kanal YouTube PEMPROV DKI JAKARTA. Dalam video tersebut, Anies memberikan arahan dalam rangka pembahasan Kebijakan Umum APBD Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) dan RAPBD Tahun Anggaran 2020. “Beli kertas Rp213 miliar, tinta printer Rp400 miliar, what’s going on bapak ibu? Apa yang sedang terjadi ini?” katanya.
Beberapa hal yang disampaikan Anies selain anggaran kertas dkk
Selain membahas tentang anggaran dana alat tulis kantor yang sangat mahal, seperti yang disebutkan di atas, Anies juga membahas beberapa hal. Mulai dari pemprov DKI yang harus menyusun anggaran keuangan 2020 dengan sangat hati-hati, karena tahun baru sebentar lagi.
Anies mengingatkan, Pemprov DKI punya waktu yang pendek dalam menyusun anggaran 2020. Dia pun menyinggung soal Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) DKI Jakarta yang menyusut, seperti dilansir dari detik.com. Anies juga mengatakan tujuan penganggaran harus jelas tujuannya, yakni pemerataan ekonomi. Ya, semoga saja memang anggarannya enggak dibuat dengan sembarangan ya, Pak!
BACA JUGA: Selain Aibon 82 M, Anggaran APBD Jakarta Ini Dianggap Tak Masuk Akal Oleh Banyak Orang
Mengherankan sih memang kalau dana untuk alat tulis mencapai ratusan Miliar, apalagi hanya untuk satu lingkup wilayah DKI Jakarta saja. Semoga dengan adanya pembahasan bersama jajaran staffnya itu, dana tersebut bisa dimaksimalkan untuk kepentingan lain yang lebih penting ya.