Istilah yang pernah dikumandangkan Iwan Fals pada lagunya memang benar, “Wakil Rakyat seharusnya merakyat”. Namun kenyataannya, para wakil rakyat di Indonesia malah bertingkah sebaliknya. Mulai hidup memperkaya diri dengan uang negara hingga tidur saat sidang berlangsung. Miris mengingat negara ini menganut sistem demokrasi Pancasila.
Pemandangan berbeda bakal kita temukan di luar negeri. Di sana, para pejabat dan anggota dewan menjadi pelayan rakyat yang sejati. Alih-alih tidur saat sidang, bahkan mereka malah rela pulang malam demi memperjuangkan hak rakyat. Simak ulasan berikut jika kamu ingin melihat perbedaan mencolok dari anggota dewan di Indonesia dan Luar negeri.
Tiduran saat rapat tidak akan ditemukan di luar negeri
Mungkin memang itulah image yang selalu menempel pada para dewan yang ada di Indonesia. Sering datang telat, bahkan sampai tidur di saat rapat sedang berlangsung. Belum lagi kelakuan tidak pantas dengan bermain game atau nonton video porno di gedung DPR. Hal itu sangat tidak menunjukkan moral seorang wakil rakyat. Keadaan itu sangat berbeda dengan yang ada di luar negeri. Contohnya saja para anggota Kongres (DPR) yang ada di Amerika, mereka tidak bersantai atau molor saat sidang berlangsung. Karena moto mereka, “We Are People” jadi para Kongres menganggap dirinya sebagai bagian dari rakyat bahkan menjadi pelayan publik.
Jadi tidak jarang pemandangan para anggota Kongres yang harus pulang malam karena menghadiri rapat, di Indonesia? Boro-boro pulang malam, rapat siang hari saja masih banyak yang ketiduran. Hal itu sangat berkebalikan dengan para dewan yang ada di Indonesia dengan menganggap derajat mereka lebih tinggi dan tidak memperdulikan nasib rakyat.
Libur plesiran hanya mimpi semata
Di Amerika, dana yang digontorkan oleh pemerintahannya hanya diperuntukkan untuk kepentingan rakyat. Sedang di negara ini, dana besar malah diperuntukkan untuk foya-foya para anggota dewan. Pemandangan berlibur ke Jepang oleh para anggota dewan dan istri-istrinya, tidak akan pernah terlihat di luar negeri. Dalih untuk melakukan kunjungan luar negeripun, tidak akan sembarangan disetujui.
Jika memang melakukan kunjungan ke luar negeri, maka bakal langsung ke tempat tujuan tanpa harus belok ke tempat wisata. Dewan luar negeri tidak akan sembarangan dalam mengeluarkan dana seperti yang ada di Indonesia, karena itu adalah uang rakyat yang tidak sepatutnya digunakan untuk perseorangan.
Serius dalam memihak rakyat
Di luar negeri, baik pihak Kongres atau Senat akan serius memperjuangkan aspirasi rakyat. Contohnya saja saat isu pengangkatan Donald Trump sebagai presiden dulu, banyak anggota kongres yang siap melakukan boikot karena takut adanya diskriminasi di negara itu. Atau saat Kongres dan Senat rela menunggu hingga tengah malam untuk memaksa ketua dewan segera melakukan voting untuk mendesak pengendalian senjata berbahaya. Sedangkan para anggota dewan di negeri ini malah membuat hukum yang bakal menguntungkan pihak mereka tanpa peduli dengan nasib rakyat.
Hukum yang tidak adil ini sudah banyak terjadi di Indonesia. Contohnya saja kita ingat usaha para dewan untuk melemahkan posisi KPK sebagai pemberantas Korupsi. Hal itu wajar terjadi karena justru dari para anggota dewan itu sendiri banyak kasus korupsi ditemukan.
Ketahuan Korupsi atau membuat Skandal, mending bunuh diri
Kalau yang seperti ini pastinya tidak akan pernah ditemukan di Indonesia. Toh, para anggota dewan sudah dapat jabatan tinggi dan banyak uang, buat apa bunuh diri atau mundur. Sedangkan di Negeri matahari terbit, seorang anggota Kongres yang ketahuan melakukan korupsi lebih memilih untuk melakukan bunuh diri. Kalau ketahuan Korupsi, rasa malu luar biasa bakal dibawa sampai mati. Jadi mungkin bunuh diri menjadi lebih etis ketimbang hidup menanggung penderitaan.
Sama halnya saat seorang anggota DPR kedapatan selingkuh, tersangka lebih memilih untuk mundur dari jabatannya dari pada mencemari nama baik rakyat. Di Indonesia, mereka yang kedapatan korupsi atau membuat skandal malah sama sekali tidak merasa malu. Justru menebar senyum di media masa. Sungguh tidak habis pikir dengan kelakuan para dewan di negeri ini.
Bukan ingin menjelek-jelekan para anggota dewan yang ada di Indonesia, namun faktanya memang itulah yang terjadi. Hanya sedikit dari mereka yang serius menjadi wakil rakyat yang sejati. Ini juga menjadi PR bagi generasi selanjutnya untuk memperbaiki citra dewan yang ada di Indonesia. Agar kedepannya anggota dewan di Indonesia benar-benar dikenal sebagai penyalur aspirasi rakyat Indonesia.