Salah satu program yang diusung oleh Calon Presiden terpilih, Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka adalah ‘makan siang gratis.’ Sebuah rencana yang fenomenal dan mengundang perbincangan dari banyak masyarakat demi meningkatkan kualitas gizi anak sekolah dan menggerakkan ekonomi nasional.
Meski ada upaya ke arah yang lebih baik, tetapi banyak pihak meragukan realisasi program ini. Salah satu yang paling sering menjadi bahan diskusi adalah masalah keberlanjutannya.
Budget makan siang gratis terus kena pangkas
Pemilihan Umum sudah berakhir dengan kemenangan atas (salah satunya) program makan siang gratis. Pada janji kampanyenya, Prabowo menjanjikan setiap anak Indonesia bisa makan siang gratis dengan anggaran sebesar Rp. 15.000 per anak, per hari.
Pemangkasan budget tersebut disampaikan oleh seorang pakar keuangan, Heriyanto Irawan. Konon, dalam pertemuan tersebut, Presiden terpilih bertanya kepada tim ekonomi pemerintahan Prabowo-Gibran tentang kemungkinan anggarannya diturunkan menjadi Rp. 7.500 saja.
Kok kena ‘diskon’ lagi, Pak?
Dari Rp. 15.000 menjadi Rp. 9.000, kemudian turun lagi ke angka Rp. 7.500. Banyak yang bertanya, harga segitu apakah bisa menyajikan menu sepiring makan siang yang bergizi dan (terutama) pantas bagi anak-anak Indonesia?
Sementara itu, tim pemerintahan Prabowo Gibran beralasan tujuan pemangkasan ini supaya program makan siang bergizi dan gratis bisa tetap bisa berjalan dan dirasakan banyak orang. Pasalnya, anggarannya hanya terbatas sejumlah Rp. 71 triliun saja.
Dibuat fleksibel demi menyesuaikan anggaran
Di tengah isu hangat ini, muncul pula kabar yang menyebutkan bahwa Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto optimis ‘makan siang gratis’ masih bisa dijalankan meski dengan anggaran yang terbatas. Dirinya menekankan bahwa dalam implementasinya nanti, program ini bakal bersifat ‘fleksibel.’
Namun kata ‘fleksibel’ membuat spekulasi kian tak terkendali. Makin banyak yang ragu dengan keberlanjutan program tersebut. Muncul kekhawatiran, seberapa fleksibel anggaran tersebut dan apakah nantinya makan siang yang diberikan akan sesuai dengan janji Prabowo-Gibran.
Netizen ragukan ‘kualitas’ program, dari gizi hingga keberlanjutannya
Tak hanya para penyusun anggaran saja yang bekerja keras demi memenuhi target program ‘makan siang gratis,’ netizen pun merasa tidak cukup bila nantinya jatah per anak hanya sebesar Rp. 7.500 saja.
Salah satunya adalah influencer @brorondm yang berkomentar di IG @bigalphaid dengan pertanyaan singkat, “Bergizi?”
Sementara itu akun @matthewhrj berandai-andai tentang seberapa lama program ini bisa bertahan. “Paling lama 3 bulan juga stop programnya,” tulisnya.
Pemangkasan hanya isu, program jalan terus?
Menanggapi kabar tersebut, Anggota Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo-Gibran Bidang Komunikasi, Hasan Nasbi menyatakan bahwa publik sebaiknya tidak terlalu menanggapi isu tersebut. Ia menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada pernyataan soal pemangkasan anggaran untuk makan siang gratis bagi anak-anak Indonesia.
Sementara untuk tanggapan tentang kabar anggaran makan siang gratis yang fleksibel yang disuarakan Airlangga Hartanto. Hasan menekankan, Ketua Umum Partai Golkar itu tidak pernah memberikan pernyataan seperti itu.
BACA JUGA: 2 Anggota DPR RI Diduga Terlibat Judi Online, 58 Orang Staf di DPR Juga Terseret
Terlepas dari isu pemangkasan harga seporsi ‘makan siang gratis’ dari Prabowo-Gibran, masyarakat tentu juga berharap program tersebut bisa berjalan sesuai ekspektasi. Layak kita tunggu, mampukah pemerintahan baru merealisasikan janji tersebut.