Pandemi yang sedang dialami seluruh dunia membuat banyak cerita unik, mulai dari kisah inspiratif hingga kisah sedih. Kematian sekeluarga karena Covid-19, anak yang ditinggal meninggal kedua orang tuanya, dan masih banyak cerita haru lainnya. Salah satunya, kisah sedih dari bocah di China yang harus berada di rumah sakit seorang diri.
Entah bagaimana bocah ini begitu berani masuk ke rumah sakit tanpa penjagaan orang tua. Ia juga menggunakan hazmat lengkap bak nakes kesehatan. Apa yang dilakukan bocah tersebut? Lalu mengapa ia masuk RS sendiri dengan menggunakan hazmat? Simak kisahnya berikut!
Video seorang anak datang ke RS dengan hazmat dan koper
Sebuah video yang diunggah pada hari Selasa, 14 September 2021 oleh seorang perawat bernama Zhu Xiaqing, mendadak ramai dibicarakan netizen di media sosial. Video tersebut memperlihatkan seorang anak yang menggunakan hazmat, sambil mendorong sebuah koper setinggi dirinya menuju pusat karantina. Bocah lelaki yang diperkirkan berusia 4 tahun tersebut ternyata terinfeksi virus Corona dan harus menjalani pemeriksaan serta karantina mandiri.
Kejadian tersebut direkam di Rumah Sakit Afiliasi Universitas Putian China. Si perawat juga menulis bahwa bocah tersebut datang sendiri tanpa pengawalan dari orang tuanya. Meski mengaku sedih, Zhu memberikan pujian terhadap bocah pemberani tersebut. Tak lupa dirinya mendoakan kesembuhan si bocah. Sejak diunggah, warganet banyak memberikan komentar sedih tentang kondisi anak-anak tersebut.
Cerita perawat tentang anak-anak lakukan karantina mandiri
Bukan hanya satu, banyak anak-anak yang menjalani karantina mandiri di rumah sakit tersebut. Melalui laman Health Daily setempat, Zhu juga menjelaskan bahwa ia sempat menangis ketika sebuah ambulans dipenuhi oleh anak-anak. Mereka memakai hazmat dan datang tanpa pengawalan dari orang tua mereka.
Setelah tiba di rumah sakit, mereka langsung menjalani CT scan sendiri. Beberapa anak yang masih sangat muda, harus dibantu oleh dokter karena tidak bisa naik ke meja pemindaian sendiri. Sewajarnya seorang anak, ada pula yang harus menangis berjam-jam karena tak mau meninggalkan rumahnya. Namun, Zhu mengakui bahwa anak-anak tersebut sangat sabar dan patuh menjaga jarak saat pemeriksaan.
Dampak munculnya virus varian Delta
Munculnya klaster baru varian Delta di Kota Putian, Provinsi Fujian sebelumnya telah dilaporkan mencapai 186 kasus dalam seminggu. Sementara, media China Shanghai Daily melaporkan kasus terhadap anak-anak merupakan yang paling serius. Pemerintah terpaksa meminta anak-anak untuk melakukan karantina di bangsal isolasi tersendiri.
Kemunculan pertama varian Delta dicurigai berasal dari Klaster Fujian, di mana seorang pria baru saja kembali dari Singapura. Pria tersebut memiliki anak berusia 12 tahun. Dari situlah muncul penyebaran melalui ruang-ruang kelas yang kemudian menginfeksi lebih dari 36 anak, termasuk 8 anak TK. Untuk menanggapi hal tersebut, pemerintah Fujian telah menetapkan penghentian kelas tatap muka mulai senin (13/9).
BACA JUGA: Bikin Nyesek! Bocah di Kaltim Isoman Saat Orang Tuanya Dinyatakan Meninggal Karena Covid-19
Kita memang tidak bisa menganggap remeh virus Corona. Varian baru di China tersebut tentu membuat masyarkat kembali semakin waspada menghadapi pandemi. Di saat yang sama, pemerintah masih gencar memberikan vaksin. Sayangnya, anak-anak masih belum dapat divaksinasi, sehingga menimbulkan ketakutan tersendiri bagi masyarakat.