Seorang petinggi TNI pernah mengatakan jika kita sebenarnya tak perlu membeli senjata-senjata atau alutsista dari luar. Bukan karena Indonesia tidak menganggarkan dana untuk itu, tapi karena negara ini bisa bikin sendiri semua yang dibutuhkan untuk militernya. Ya, seperti yang kita tahu Pindad memang sangat potensial untuk jadi pihak yang dimaksud.
Menjadikan pindad sebagai industri utama kemiliteran kita adalah langkah yang tepat. Akan banyak kemudahan yang bisa dimanfaatkan negara. Terutama dari segi biaya yang murah karena produksi lokal. Alasan lain kenapa militer harus mulai melirik produksi alutsista dalam negeri juga lantaran barang produksinya jempolan. Bahkan diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
Nah, berikut adalah deretan alutsista Pindad yang paling mematikan dan bikin nama perusahaan ini harum.
Tahun 2006 lalu Pindad memperkenalkan senjata barunya yang berlabel Senapan Serbu 2 atau disingkat SS2. Senjata ini adalah generasi penerus yang telah disempurnakan dari SS1 yang juga tak kalah garang. SS2 memiliki banyak keunggulan mulai dari akurasi yang lebih sempurna serta lebih tahan ketika digunakan di berbagai medan. Entah berkubang dalam air atau lumpur SS2 selalu bisa menyikat targetnya dengan sempurna.
SPR2 merupakan senapan runduk paling terkenal milik Pindad. Kemampuannya bahkan bikin militer dunia terhenyak untuk sesaat. SPR2 pernah diujicoba dan hasilnya sangat mengesankan. Kemampuan senjata sekali tembak ini bisa menembus plat baja setebal 3 sentimeter dari jarak sejauh 2 kilometer.
Selain senjata kelas berat, Pindad juga memproduksi pistol. Ada beberapa yang mereka buat, namun yang paling mentereng serta punya nama adalah duo G2, yakni Combat dan Elite. Senjata ini mampu digunakan secara taktis dan super presisi. Keduanya bisa menembak dengan akurat dari jarak 25 meter.
Tak hanya senjata-senjata, Pindad juga membuat mobil taktis militer. Salah satu hasil kreasi mereka yang paling mentereng adalah Panser Anoa. Panser Anoa ini sendiri banyak variannya dan masing-masing memiliki fungsi sendiri-sendiri. Namun soal fitur dan teknis, hampir semua Panser Anoa sama.
Hingga kini Pindad masih terus memproduksi SS2 kebanggaannya. Namun demikian, mereka tak lupa untuk berimprovisasi. Hingga akhirnya tercipta SS3, senjata ini masih prototype namun digadang bakal bisa menyaingi deretan pendahulunya serta deretan senjata yang lainnya.
Nah, terbukti kalau Indonesia sepertinya sudah tak perlu lagi pesan alutsista dari luar untuk beberapa hal, misalnya senjata dan kendaraan militer taktis. Pasalnya Pindad bahkan sudah bisa membuat yang begitu hebat dan tak kalah dari produk luar. Harapannya, di masa depan nanti 100 persen alutsista adalah buatan dalam negeri. Syaratnya, Pindad juga harus selalu berinovasi tak hanya soal kemampuan produk tapi juga kualitasnya.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…