Kegagalan adalah guru terbaik untuk menggapai kesuksesan. Bahkan ada yang mengatakan, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Makna yang bisa ditarik dari ungkapan tersebut adalah, jangan pernah cepat untuk putus asa. Jadi jangan tergesa merasa gagal manakala usaha yang dilakukan masih membentur tembok. Berusaha, terus berusaha. Jangan putus asa. Mencoba dan mencoba adalah hal terbaik yang harus dilakukan siapa pun yang ingin mewujudkan keinginannya.
Itu pula yang diajarkan Agatha Christie. Siapa yang tak kenal dengan penulis bernama lengkap Agatha Mary Clarissa Christie ini. Dia salah satu novelis besar dunia. Bahkan namanya disejajarkan dengan pujangga besar, William Shakespeare. Rata-rata karyanya sangat fenomenal, bahkan sebutan sebagai penulis terbaik dunia cukup pantas untuknya.
Namun kesuksesan serta nama besar yang diraih Agatha tak jatuh begitu saja dari langit. Justru itu semua direngkuhnya lewat perjuangan panjang yang tak mudah. Di awal ia merintis karir di bidang penulisan, penolakan demi penolakan diterimanya. Namun Agatha tak pernah putus asa. Ia terus mengasah kemampuannya menulis. Satu novel selesai, ia langsung kirimkan ke penerbit. Ditolak, ia kirimkan lagi ke penerbit lain. Begitu seterusnya. Pernah dalam satu masa, Agatha ditolak sampai 6 penerbit. Benar-benar sakit hati yang tak main-main.
The Mysterious Affair at Styles atau Misteri di Styles adalah karya Agatha yang ditolak oleh enam penerbit. Baru kemudian penerbit selanjutnya atau ketujuh, novel tersebut diterima dan sukses. Para penerbit lain yang menolak karya ini mungkin menyesal karena tidak menghiraukan salah satu novel paling greget sepanjang masa.
Yang menarik, novel itu ditulis Agatha saat dia bertugas sebagai perawat sukarelawan di sebuah rumah sakit ketika perang dunia meletus. Di sela-sela tugasnya sebagai perawat, Agatha mulai menulis novelnya. Ada kisah menarik di balik penulisan novel tersebut. Saat bertugas sebagai perawat, Agatha banyak bersentuhan dengan obat-obatan. Bahkan Agatha tahu cara-cara meramunya. Pengetahuan itulah yang kemudian ia masukan dalam novel bergenre misteri tersebut. Membaca novel itu, pembaca disuguhi banyak pengetahuan tentang kedokteran dan obat-obatan.
Setelah itu, kesuksesan demi kesuksesan diraihnya. Novel-novelnya meledak di pasaran, hingga diterjemahkan kedalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Banyak novelnya yang kemudian jadi best seller. Namanya pun kian berkibar di jajaran jagad penulisan. Agatha pun mulai dimasukkan dalam jajaran novelis papan atas dunia.
Sebagai contoh dari kehebatan Agatha, pada 2003 untuk Perancis saja, novel-novelnya laku terjual 20 juta eksemplar. Hebat bukan. Jadi jangan pernah putus asa dalam berusaha dan menggapai cita’cita. Jika memang punya obsesi jadi penulis, tirulah semangat Agatha Christie. Jangan patah arang hanya karena karya pertamamu ditolak penerbit. Coba dan coba lagi. Agatha saja, sampai berkali-kali ditolak penerbit. Penolakan bukan akhir segalanya. Kerja keras dan ter berusah serta mencoba, itulah kuncinya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…