Seperti halnya hewan endemik Indonesia lainnya, orang utan hanya bisa ditemukan di negeri ini. Namun sayang, hewan yang gambarnya pernah jadi mata uang ini sedang terancam punah. Hanya demi keuntungan pribadi, mereka harus dikorbankan.
Di balik rakusnya orang-orang itu, ternyata masih ada yang rela mengabdikan dirinya untung orang utan. Miris mengingat orang itu bukan dari Indonesia. Wanita itu bahkan rela berpindah kewarganegaraan demi orang utan. Penasaran dengan sosok yang rela mati demi orang utan ini? Simak ulasan berikut.
Keluar dari Amerika hanya demi orang utan
Bukan orang Kalimantan juga bukan orang Indonesia, Birute Mary Galdikas hanya seorang peneliti dan dokter hewan keturunan Kanada dan Jerman. Selepas lulus dari sebuah universitas di Los Angeles, Birute memilih untuk melakukan penelitian menuju pulau Kalimantan bersama suaminya. Di sanalah dia banyak berkontribusi pada ilmu pengetahuan mengenai satwa endemik Indonesia ini. Karya-karyanya bahkan menarik banyak orang untuk datang ke Kalimantan demi melihat orang utan.
Demi orang utan, bercerai pun dilakukan
Setelah 8 tahun menemani Birute, Rod Brindamour suaminya itu memutuskan ingin kembali saja ke negaranya. Bagi Rod tetap bertahan di Kalimantan seolah seperti neraka baginya. Tidak ada sama sekali kemajuan, yang ada hanya orang-orang primitif, penyakit tropis dan suku-suku pedalaman. Hal ini sangat bertentangan dengan Birute, dia telah benar-benar mencintai Kalimantan terutama pada orang utan. Melihat hewan-hewan ini mendapat eksploitasi seolah membuat hatinya tersayat juga. Baginya orang utan bukanlah lagi seekor binatang, namun seperti keluarga baginya. Pertanyaannya, bagaimana orang Indonesianya sendiri? Mereka sibuk mencari kekayaan dengan menanam kelapa sawit, alhasil banyak orang utan yang mati terbakar dan kehilangan habitatnya. Akhirnya Birute menikah dengan orang asli Kalimantan dan memilih menetap di sana.
Sering mengalami intimidasi
Awal perjuangan Birute dalam melestarikan orang hutan ini sangat berat. Dia harus menghadapi intimidasi dari berbagai pihak. Selain dari para penebang liar, Birute juga sempat mengalami Intimidasi dari pihak pemilik perkebunan kelapa sawit. Alhasil dia harus memikirkan berbagai cara untuk mendapat solusi terbaik untuk masalah ini. Banyak sekali penebang liar yang bisa saja berlaku kasar pada Birute, hal ini membuat dia harus mendapatkan penjagaan ketat oleh polisi hutan. Mungkin saat ini sudah banyak yang mau membantunya, namun dulu bisa saja nyawanya terenggut karena intimidasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Sangat banyak yang melawan Birute hanya karena ingin mengambil keuntungan, alam pun akhirnya dipertaruhkan.
Merogoh kocek yang tidak sedikit
Jelas apa yang dilakukan Birute ini pastinya membutuhkan dana besar. Lalu dari mana dana tersebut? Awalnya Birute harus mengeluarkan dana pribadinya untuk melakukan usaha penyelamatan Orang Utan. Bahkan sampai sekarangpun dia masih sering menggunakan uangnya. Pertanyaan selanjutnya adalah, kemudian dimana orang Indonesia? Miris masalahnya kalau bukan karena Birute, maka mungkin sampai sekarang kita tidak pernah sadar betapa mengenaskannya kondisi orang utan. Keadaan orang utan sangat kritis, bahkan bisa dibilang hampir punah. Yang lebih disayangkan bahwa akhir-akhir malah banyak yang lebih bangga menjadi pembunuh orang utan dengan mempostingan di media sosial
Impiannya hanya satu, dikuburkan di sana
Birute akan sangat murka jika ada orang yang melakukan pembunuhan pada orang utan. Seperti pada bulan Januari kemarin, wanita ini mengutuk apa yang dilakukan para pembunuh orang utan. Sangat disesalkan, melihat bangkai orang utan seolah melihat mayat keluarganya sendiri. Menurutnya orang utan sangat mirip dengan manusia dilihat dari segi manapun. Impian Birute hanya satu, yaitu kelak saat perempuan ini meninggal, dia ingin dimakamkan di konservasi orang utan agar saat matipun mereka masih tetap bersama.
Kita seharusnya malu dengan apa yang dilakukan Birute ini. Bukan orang Indonesia namun lebih cinta orang utan dari pada orang Indonesianya sendiri. Padahal bukankah orang utan merupakan salah satu ciri khas Indonesia? Bukannya melindungi dan melestarikan, malah membantai demi uang.