Kasus perburuan satwa liar di Indonesia memang bukan lagi menjadi hal baru. Bukannya semakin berkurang, tiap tahunnya masih saja ada oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang melakukan tindakan terlarang itu. Pasalnya satwa liar yang menjadi korban para pemburu lugu itu biasanya adalah hewan-hewan langka yang namanya sudah masuk dalam peraturan pemerintah tanah air bahkan internasional.
Banyak yang berpendapat bahwa maraknya kasus perburuan hewan liar semata-mata dikarenakan mudahnya masyarakat mendapat senapan angin, khususnya untuk mereka yang tinggal di daerah pelosok. Parahnya lagi para pelaku malah dengan bangga mengunggahnya di media sosial yang sontak membuat geram masyarakat. Dan berikut ini ada beberapa kasus perburuan satwa liar dan langka yang sempat sangat menghebohkan netizen karena postingannya di dunia maya.
Pria berseragam doreng memamerkan penyu buruan
Awal 2017 lalu sebuah akun facebook bernama Van Watung mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan seorang pria mengangkat dua ekor penyu di kedua tangannya. Pada foto itu juga terdapat keterangan tentang rencana sang oknum untuk memakan hewan buruannya itu. Kejadian yang diduga terjadi di daerah Halmahera Selatan, Maluku Utara tersebut langsung mendapat kecaman keras dari organisasi perlindungan satwa di Indonesia.
Banyak juga yang menyayangkan kejadian itu pasalnya orang yang terlihat di foto menggunakan seragam serupa milik TNI. Apalagi hewan buruan itu adalah penyu yang notabenenya telah dilindungi oleh undang-undang, dan pemburunya terancam dibui serta didenda ratusan juta. Setelah banyak yang menyebarkan gambar tersebut, diketahui sosok pria pada foto telah menyeberang menuju Manado. Dan kasus ini kemudian ditelusuri oleh para aktivis lingkungan di Sulawesi.
Mahasiswi cantik dengan cendrawasih buruannya
Kita sepertinya sudah beberapa kali mendengar kasus perburuan satwa liar dari tanah Papua, dan salah satunya yang terjadi pada akhir tahun lalu. Seorang mahasiswi Papua kala itu menambahkan foto pada akun facebooknya yang memperlihatkan dirinya serta seorang pria sedang menggendong senapan dan burung tangkapannya. Berburu burung mungkin memang jadi hal yang biasa di beberapa daerah, tapi masalahnya yang dia tembak adalah spesies Cendrawasih.
Beserta fotonya tersebut, pemilik akun bernama Feronica Natalia Saman menuliskan keterangan “berburu kemarin.. puji Tuhan dpt cendrawasi hidup 1 dg cendrawasi rotan mati 1 bahagia apaa..” Tindakan gadis ini kemudian memunculkan banyak komentar netizen di akunnya yang menyatakan sikap kecewa dan tidak setuju. Namun Feronica justru membalasnya dengan menuliskan bahwa dia tidak takut dengan hukum dan akan mempertanggungjawabkan tindakannya. Setelah kasus ini ditangani oleh Balai Konservasi Sumberdaya Alam Papua, beberapa hari kemudian mahasiswi Papua ini akhirnya minta maaf atas tindakannya itu.
Pegawai perusahaan kayu berfoto bersama bekantan buruan
Perburuan ini juga kerap ditemukan di daerah yang masih memiliki kawasan hutan luas, seperti Kalimantan. Masih ingat dengan foto enam pemuda bersama bekantan yang diunggah di facebook bernama Uchu’adam Dhoang? Dalam foto tersebut memperlihatkan beberapa pemuda sedang memegang seekor bekantan yang nampaknya telah ditembak. Ada banyak sekali netizen yang berkomentar mengingatkan para pemuda itu agar segera meminta maaf sebelum diringkus oleh aparat.
Namun bukannya meminta maaf, salah satu pelaku malah menantang dengan menuliskan “tang lacak lh, kmk jk d kaltim krja ha (coba saja lacak. Kami saja sedang kerja di Kaltim)” Bekantan saat ini sudah masuk dalam salah satu hewan langka yang dilindungi karena populasinya yang menurun, oleh karena itu untuk menangkap enam pemuda ini pihak perlindungan satwa liar langsung meminta bantuan masyarakat untuk sama-sama melacak keberadaan mereka.
Joko, si penembak beruang madu
Kisah selanjutnya kembali hadir dari dataran Kalimantan. Beberapa waktu lalu seorang pemilik akun facebook bernama Rossi Kale mengunggah foto yang memperlihatkan beruang madu sedang disembelih. Foto tersebut juga diikuti dengan status bertuliskan, “siapa maok beli binatang ini.” Setelah membaca komentar yang ada, bisa disimpulkan bahwa pemilik akun ini adalah seorang warga daerah Sambas karena dilihat dari bahasa yang digunakan.
Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat kemudian melacak sang pemilik akun dan didapatkan informasi bahwa pemilik akun tersebut bernama Joko atau Lobo. Pria ini merupakan warga Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas dan Rosi adalah nama istrinya. Joko ternyata melakukan perburuan di daerah tempatnya bekerja di sekitar Sarawak. Meskipun perburuan tidak dilakukan di Indonesia, pihak BKSDA tetap memproses pria ini dan bekerjasama dengan Sarawak Forestry Malaysia karena yang diburunya adalah hewan langka.
Perburuan lutung di Jawa Timur
Perburuan satwa liar ternyata tak hanya terjadi di daerah luar Jawa saja. Pasalnya tahun lalu kasus serupa terjadi di daerah Lumajang, Jawa Timur yang korbannya adalah seekor lutung jawa. Kasus bermula dari foto yang diunggah oleh akun facebook bernama Addi Gokil di mana memperlihatkan gambar beberapa pemuda sedang memikul lutung jawa dengan sebatang kayu dan kemudian mengulitinya di tepi sungai.
Perburuan hewan langka di daerah Pronojiwo ini kemudian membuat organisasi Protection of Forest & Fauna (PROFAUNA) bekerjasama dengan BKSDA Jawa Timur untuk mengusut para pelaku. Dari kasus ini dapat dilihat bahwa di Jawa saja pihak terkait belum dapat mengawasi dengan baik kasus perburuan liar yang harusnya sudah tidak ada lagi.
Munculnya kasus-kasus di atas tentu tak lepas dari kurangnya pengawasan aparat terkait terhadap masyarakat serta lingkungan tempat hewan-hewan itu tinggal. Edukasi pada masyarakat juga sepertinya harus ditingkatkan demi meningkatkan kesadaran serta pengetahuan tentang hewan apa saja yang tak seharusnya jadi korban perburuan mereka. Semoga dengan adanya kasus tersebut masyarakat jadi semakin peduli dengan lingkungannya dan tak hanya mementingkan kemauan diri sendiri saja.