Zaman dulu, alutsista belum secanggih sekarang. Alat tempur seperti helikopter, pesawat bomber, tank baja, hingga kapal induk belum sehebat dan seefisien seperti hari ini. Untuk mengakomodir kebutuhan perjalanan hingga armada dalam berperang, mereka pun memercayakannya kepada kuda yang jelas sudah teruji ketangguhan dan mobilitasnya.
Sudah sejak lama kuda menjadi teman loyal para prajurit di medan perang. Mulai dari prajurit hingga jenderal punya kuda favoritnya masing-masing. Beberapa diantaranya bahkan berhasil masuk ke dalam buku sejarah sebagai kuda yang paling berjasa dalam perang. Seperti kuda-kuda di bawah ini yang akan sangat sulit terhapus dari catatan sejarah.
1. Palomo
Palomo adalah kudanya Simon Bolivar yang tak lain merupakan seorang liberator dari Amerika latin. Kuda gagah ini dihadiahkan kepada Bolivar dari seorang wanita bernama Casilda, yang menurut pengakuan warga setempat, memang berhasrat untuk memberi sang jenderal kuda tersebut.
Palomo dilukiskan sebagai kuda yang putih dengan tubuh yang besar dan buntut yang terurai panjang. Sejak pertama kali dihadiahkan pada tahun 1819, Bolivar langsung klop dengan Palomo dan bekerja sama dalam berbagai pertempuran besar. Sayang, Palomo tewas bukan ketika ditunggangi oleh Bolivar, namun oleh salah satu bawahannya. Patungnya dipamerkan di museum Mulalo.
2. Copenhagen
Kalau Copenhagen ini adalah kuda yang terkenal karena dimiliki oleh Lord Arthur Wellesly, seorang pejabat Wellington. Kuda yang lahir pada tahun 1808 ini dibesarkan oleh jenderal Grosvenor dan telah terlibat dalam beberapa peperangan.
Ia ikut berperan dalam kemenangan British dalam pertempuran Copenhagen kedua. Barulah pada tahun 1815, Lord Wellington meminangnya dan menungganginya dalam sejumlah kampanye militer.
Pertempuran paling terkenalnya adalah pertempuran Waterloo yang berkecamuk pada tahun 1815 dimana ia bersama sang jenderal mengalahkan Napoleon Bonaparte. Usai perang tersebut, ia pensiun. Pada tanggal 12 Februari 1836, kuda ini meninggal.
3. Cincinnati
Presiden Ulysses S. Grant diketahui merupakan penggemar kuda. Dan salah satu kuda yang ia miliki bernama Cincinnati, satu dari tiga kuda perang terkenal dalam perang saudara di Amerika Serikat.
Ia adalah keturunan Lexington, salah satu kuda tercepat di Amrik pada masa itu. Kuda ini adalah hadiah yang diberikan oleh seorang pendukung Grant. Tak lama sejak itu, Cincinnati mulai sering menemani sang jenderal ke manapun dirinya pergi dan menjadi kuda favoritnya. Kuda ini meninggal pada tahun 1878 di sebuah ladang milik laksamana Daniel Ammen, di Maryland.
4. Comanche
Comanche, kuda perang milik tentara Amerika Serikat yang dikenal luas sebagai penyintas dalam pertempuran Little Bighorn. Kuda ini mulai bergabung sejak tahun 1868 dan ditunggangi oleh Kapten Myles Keogh.
Namanya diperoleh berkat keberanian dan loyalitasnya ketika bertempur melawan suku Comanche. Dalam pertempuran tersebut, kuda yang gagah berani ini berhasil mengangkut pulang Myles, padahal kondisinya tengah terluka parah. Ia meninggal pada tahun 1891. Comanche bahkan mendapat pemakaman militer, dan menjadi satu dari dua kuda di Amrik yang mendapat kehormatan ini.
5. Sersan Reckless
Kuda perang paling termahsyur di dunia, kembali, dimiliki oleh Amerika Serikat. Kuda betina ras Mongolia ini punya nama Reckless. Ia didatangkan ke Amrik pada tahun 1952 dan mulai dilatih oleh prajurit marinir.
Reckless banyak berjasa dalam membawa perlengkapan dan persenjataan pada Perang Korea yang terkenal itu. Ia juga berhasil menyelematkan banyak prajurit yang terluka parah. Kemampuan kuda ini terletak pada intelegensi dan daya jelajahnya yang tinggi.
Pernah dalam suatu perang yang berlokasi di Las Vegas, ia melakukan perjalanan solo sebanyak 51 kali dalam sehari. Reckless diangkat menjadi sersan pada 1954 sekaligus dipensiunkan. Ia juga terpilih ke dalam 100 pahlawan Amerika Serikat sepanjang masa versi majalah Life. Reckless meninggal pada tahun 1968.
Sebagian dari kuda di atas ada yang tewas dalam peperangan dan ada juga yang meninggal dengan tenang. Apapun itu, tak sedikitpun mengerdilkan jasa mereka sebagai pahlawan bagi negaranya dan teman sejati penunggangnya berkat keberanian dan loyalitas yang tanpa batas.