Selama ini kita hanya mengetahui narapidana, khususnya tawanan perang yang berwujud manusia. Tidak ada cerita sama sekali anjing, kucing, atau peliharaan lainnya yang ditahan karena berbuat kejahatan. Judy memang anjing luar biasa. Tentara Jepang saat Perang Dunia II pasti menganggapnya sebagai ancaman sehingga menahannya di penjara.
Ya, Judy adalah satu-satunya binatang yang terdaftar sebagai tahanan perang sepanjang sejarah. Ia ditahan karena terlalu setia menemani dan selalu membela, Frank William, seorang tentara angkatan udara Inggris yang juga tahanan perang. Anjing yang dianggap pahlawan oleh Inggris ini adalah musuh bagi tentara Jepang.
Menjadi Maskot Kapal Tempur Inggris
Judy dilahirkan di Shanghai, Tiongkok. Di sana pula ia dilatih dan dinobatkan sebagai maskot salah satu kapal tentara Angkatan Laut Inggris, H.M.S Gnat dan H.M.S Grasshopper. Memang umum bagi setiap kapal untuk memiliki satu anjing mascot.
Ia bertugas menjaga keamanan kapal. Judy pernah menyelamatkan kapal yang dijaganya dari perampok dengan memberi tanda pada awak kapal atas gerak gerik dan suara yang mencurigakan di kegelapan.
Penyelamat Awak Kapal
Pada tahun 1942, Judy berlayar dengan kapal H.M.S Grasshopper yang berisi senjata ke Singapura. Rupanya saat itu Jepang sudah menguasai negara kecil tersebut. Mereka pun berbelok dan menuju Hindia Belanda atau Indonesia. Kapal hanya tiga kilometer dari pelabuhan saat pesawat Jepang menjatuhkan bom dan menghancurkan kapal. Para penumpang terpaksa meninggalkan kapal dan berusaha menyelamatkan diri.
Judy membantu mereka dengan menunjukkan papan-papan yang bisa dipegangi. Ia juga menawarkan buntutnya untuk dipegangi mereka yang tidak bisa berenang sementara dia mengarungi lautan menuju daratan terdekat, yaitu Pulau Sumatera.
Di pulau yang tak mereka kenal itu mereka lagi-lagi mendapat cobaan. Persediaan air sudah habis dan tidak ada sungai atau danau dengan air bersih yang bisa diminum. Suatu hari Judy menghilang seharian. Salah seorang awak kapal, Walter Williams memutuskan untuk mencarinya, Ternyata Judy menemukan sumber air dan menggali tanah di sekitarnya untuk membuat kolam kecil. Sekali lagi, berkat Judy, tentara Inggris terselamatkan.
Ditangkap Pasukan Jepang
Bersama-sama, mereka berjalan sepanjang ratusan kilometer untuk menuju kota terdekat, Padang, dengan harapan bisa menumpang kapal untuk kembali ke Inggris. Rupanya Jepang sudah menduduki kota tersebut dan tidak ada kapal Inggris yang tersisa untuk menyelamatkan mereka.
Melihat adanya musuh, praktis pasukan Jepang meringkus mereka beserta Judy ke sel tahanan di Medan, Sumatera Utara. Di sanalah Judy bertemu dengan seorang pilot yang kemudian menjadi tuannya, Frank Williams. Mereka menjadi dekat karena Frank berbagi sepiring nasi dengan anjing itu.
Selalu Berada pada Pihak Tawanan
Penjajahan Jepang tidak kalah kejam dari Nazi. Mereka menyiksa tahanan dan tidak memberi makanan. Judy tidak membiarkan ini terjadi. Jika ia melihat Frank atau tahanan lain disiksa, ia segera menyalak dan melompat ke depan korban. Konsekuensinya, Judy-lah yang disiksa oleh sipir-sipir penjara Jepang.
Dua tahun kemudian, tahanan perang di Medan dipindahkan ke Singapura dengan menggunakan kapal SS Van Warwyck. Pasukan Jepang yang tidak menyukai Judy berencana meninggalkannya begitu saja. Tapi tidak dengan Frank dan kawan-kawan. Mereka ingin selalu bersama dengan Judy. Akhirnya mereka menyeludupkan Judy dengan memasukkannya dalam karung beras.
Tantangan demi tantangan sudah dilalui Judy dalam hidupnya. Lagi-lagi kapal yang ia tumpangi diserang. Kali ini oleh tentara Inggris. Tentunya mereka tidak menyangka bahwa di dalam kapal tersebut terdapat ratusan tahanan yang berasal dari negara mereka. Sedikitnya 500 orang tewas. Frank dan Judy selamat dari kejadian tersebut. Seperti sebelumnya, Judy mendorong papan-papan kepada mereka yang tidak bisa berenang. Ia menjadi pahlawan.
Hampir Dieksekusi Mati
Mereka yang selamat diangkut oleh kapal Jepang lainnya. Rupanya kabar tentang Judy sudah beredar karena mereka tidak senang melihatnya. Frank sempat mendengar bahwa anjingnya akan ditembak mati begitu segera setelah mereka mendarat. Pada akhirnya ia meminta supaya Jepang menahan Judy sebagai tawanan perang.
Tentunya permintaan Frank, seorang tahanan, tidak akan didengar begitu saja. Beruntung seorang komandan di penjara Medan yang menyukai Judy ikut campur dan berhasil membuat Judy menjadi tahanan perang resmi sehingga eksekusi mati tidak dilakukan.
Mendapat Penghargaan dari Pemerintah Inggris
Bukan hanya manusia saja yang bisa mendapat penghargaan setelah perang, anjing yang berjasa besar seperti Judy juga diberi kehormatan. Setelah Jepang menyerah, para tentara yang menjadi tahanan dibebaskan, termasuk Judy. Mereka pulang ke tanah kelahiran mereka dengan gembira. Di sana, Judy disambut dengan penghargaan Dickin Medal yang memang khusus diberikan untuk hewan-hewan yang berjasa selama Perang Dunia II.
Selepas perang, Judy tinggal bersama Frank Williams dan mengikutinya ke mana pun Frank bekerja. Pada saat Frank bekerja di Tanzania, tanpa diduga tumbuh tumor dalam tubuh Judy. Ia pun meninggal pada 17 February 1960. Frank membuatkan makam yang cantik dengan nisan di atasnya, layaknya makam manusia.
Dari kisah Judy, kita bisa melihat keberanian dan kesetiaan seekor anjing pada manusia. Sayangnya kita sesama manusia masih sulit untuk melakukan hal serupa. Setiap kali kita melakukan sesuatu, ada saja imbalan yang kita inginkan. Bahkan saat melihat orang lain berduka, kita tidak berani melakukan apa-apa selain bersimpati. Berbeda dengan Judy yang rela mendapatkan luka cambuk hingga luka gigitan demi menyelamatkan manusia yang ia kasihi.