Bicara mengenai kemajuan zaman, di era modern ini teknologi transportasi berkembang sangat cepat. Dahulu masyarakat memanfaatkan transportasi konvensional sebagai sarana utamanya. Selanjutnya muncul sistem baru berbasis online yang dinilai lebih praktis. Sayangnya, timbul persaingan di antara kedua transportasi tersebut. Kecenderungan konsumen lebih memilih transportasi online membuat iri pekerja konvensional. Transportasi online dinilai telah mengambil lahan pencaharian pekerja yang pakai sistem lama.
Kemajuan transportasi sendiri tak hanya tentang sistem berbasis online, tapi juga teknologi infrastruktur. Tak banyak yang tahu, jika di Indonesia nantinya akan segera dibangun moda angkutan terbaru super cepat yang mampu membawa penumpang sampai tujuannya dengan kilat. Teknologi ini bernama Hyperloop.
Apa itu Hyperloop?
Tahun 2013, Elon Musk selaku CEO dari perusahaan SpaceX mengeluarkan terobosan baru dalam dunia transportasi dengan mengenalkan konsep awal Hyperloop. Tiga tahun kemudian, konsep ini mulai mengalami penyempurnaan. Dan pada tahun 2016 beberapa negara mulai merealisasikan Hyperloop. Hyperloop sendiri adalah sebuah model transportasi yang mirip kereta namun menggunakan mekanisme bentuk tabung dalam menjalankannya.
Kecepatan yang dapat ditempuh oleh Hyperloop adalah sekitar 1.300km/jam. Kapasitas dari Hyperloop sendiri dapat menampung kurang lebih 20-40 orang. Hyperloop dikembangkan oleh tiga perusahaan yang berbeda, HyperloopOne, Hyperloop Trasnportation and Technology (HTT) dan Transpod. Hyperloop juga menggunakan panel surya sebagai sumber bahan bakarnya, sehingga dapat dipastikan ramah lingkungan.
Indonesia akan jadi salah satu negara yang memilkinya
Teknologi Hyperloop sangat dinanti-nanti dunia karena kemampuan hebatnya. Dan kabar baiknya, sistem transportasi model baru ini akan segera bisa kita nikmati. Salah satu perusahaan pengembang Hyperloop, Hyperloop Transport and Technology (HTT) berencana mengembangkan Hyperloop di Indonesia. Untuk realisasi pengembangan Hyperloop di negara kita, mereka menggandeng mitra lokal, PT Hyperloop Transtek Indonesia.
Lantaran Hyperloop sangat masif dan canggih, maka proyek ini memakan waktu konstruksi yang cukup lama. Kurang lebih sekitar 25 tahunan, baru kemudian kita bisa menikmatinya dengan maksimal. Cukup lama sih, tapi dampak adanya Hyperloop akan sangat berguna banyak.
Alasan dipilihnya Indonesia
Kenapa Indonesia dilirik sebagai pilihan tempat untuk implementasi Hyperloop? HTT menjelaskan bahwasanya penggunaan Hyperloop di Indonesia akan sangat efisien, mengingat kemacetan dan wilayah yang ada di masyarakat Indonesia. Hyperloop tidak membutuhkan banyak lahan, sehingga tidak perlu terjadi penggusuran.
Negara lain yang dilirik HTT dalam pengembangan Hyperloop adalah Rusia, Dubai dan Perancis. Di Amerika dan Dubai, proyek ini telah sampai tahap pembuatan tiang untuk jalan Hyperloop. Dipilihnya Indonesia adalah berita bagus karena pada faktanya negara kita lebih membutuhkan ini daripada yang lain.
Beberapa kota di Indonesia akan merasakan Teknologi ini
Tiga wilayah yang dilirik HTT tersebut adalah kabupaten Tangerang, kabupaten Tangerang Selatan dan daerah Bandara Soekarno Hatta. Jika proyek ini rampung dan menghasilkan kesuksesan, teknologi Hyperloop juga akan dipasang di beberapa tempat di pulau Jawa dan Sumatra.
Bila proyek ini terealisasi, dari kabupaten Tangerang ke Bandara Soekarno Hatta hanya akan membutuhkan waktu kurang dari 3 menit untuk sampai. Bayangkan saja Hyperloop dapat menempuh jarak dari Jakarta ke Bandung dalam 11 menit dan Jakarta ke Yogyakarta sekitar 40 menit. Untuk Jakarta Surabaya, hanya dibutuhkan waktu sekitar 56 menit.
Estimasi Biaya Hyperloop
Dengan tawaran teknologi yang super duper canggih itu, tentu saja ada harga yang harus dibayar bagi siapa pun yang menginginkan Hyperloop di negaranya. Meskipun tidak terpasang di atas tanah, tapi Hyperloop menelan biaya yang cukup lumayan atau boleh dikatakan mahal.
Menurut berita yang ada, besaran harga untuk Hyperloop adalah tergantung dari panjang rutenya. Misalnya dari Los Angeles ke San Fransisco, harganya diketahui mencapai $11,5 juta per mil. Semakin panjang, tentu makin mahal. Lalu, bagaimana dengan Indonesia. Kabarnya untuk tiap rute negara harus mengeluarkan sekitar $2,5 juta. Mahal sih memang, tapi itu sebanding dengan manfaatnya yang luar biasa.
Ketika di negara kita mayoritas orang sedang ribut soal angkot konvensional dan online, beberapa gelintir orang sedang mengusahakan agar Hyperloop bisa diaplikasikan di Indonesia. Seumpama hal ini benar terjadi, maka hasilnya bakal luar biasa. Setidaknya masyarakat punya moda transportasi baru dan mulai meninggalkan kendaraan-kendaraan pribadi yang bikin macet jalan.