Setiap orang yang melihat pramugari pasti beranggapan jika profesi tersebut begitu enak. Kerjanya hanya mondar-mandir di pesawat, mereka biasa bepergian gratis ke mana pun bahkan luar negeri setiap waktu, serta punya gaji yang bikin siapa pun iri. Memang dari luar terlihat menyenangkan, tapi kalau kita masuk lebih dalam, profesi ini bisa dibilang neraka.
Ya, di balik cantiknya pramugari dan glamournya pekerjaan mereka, ternyata apa yang dilakukan para awak kabin ini sungguh luar biasa susah. Tak hanya soal bertanggung jawab atas semua yang terjadi di atas pesawat, mereka juga harus melakukan hal-hal fisik yang tak semua orang tahu. Belum lagi soal komplain tak masuk akal para penumpang yang jelas bikin para pramugari sakit hati meskipun mereka tak menunjukkannya.
Memang benar kalau profesi ini menyenangkan dan dipandang wah, tapi di balik itu ternyata para pramugari harus bekerja sangat ekstra keras. Simak ulasan tentang susahnya jadi pramugari berikut.
Harus Siap Jadi Pemadam Kebakaran
Jika kebakaran kerap terjadi di kendaraan darat dan laut, maka di udara juga sama rawannya. Saat bencana tersebut terjadi di dalam pesawat, awak kabin adalah orang yang bertanggung jawab memadamkan api.
Sebelum resmi melakukan penerbangan, para pramugari memang dilatih menjadi layaknya petugas pemadam. Jadi, jangan kira petugas pesawat itu hanya deretan perempuan-perempuan yang menang tampang dan bodi. Selain jago bahasa asing, mereka juga punya insting terlatih untuk menaklukkan si jago merah.
Bertahan dalam keadaan ekstrem
Hal ini yang paling mengerikan dan jarang disadari oleh banyak orang. Menjadi pramugari, sejatinya harus siap berada dalam posisi yang berbahaya. Misalnya saja ketika cuaca menyebabkan pesawat mengalami guncangan.
Petugas dibekali dengan panduan menenangkan penumpang yang dalam kondisi panik. Selama masih ada dalam kabin pesawat, maka para awak akan bertanggung jawab atas semua nyawa yang ada di sana.
Menjalani Latihan Militer
Kalau kamu berpikir kalau pramugari itu lemah lembut, berarti kamu tertipu. Di balik keanggunan, sejatinya mereka sudah menjalani latihan militer yang berat. Meski dalam kabin kerap menyajikan makanan dan minuman, sebelumnya para calon petugas pesawat juga dibekali dengan latihan fisik yang tak kalah dengan tentara perbatasan.
Mereka bahkan dilepas di hutan selama beberapa hari dengan bahan seadanya. Tak sampai di sana, para pramugari juga harus rajin berlatih renang hingga kemampuannya di atas rata-rata. Kenapa sampai begitu? Itu demi menyelamatkan penumpang jika sampai terjadi kecelakaan di lautan.
Jadwal Penerbangan Nggak Kenal Lelah
Jika dikira pramugari hanya bekerja dalam satu penerbangan saja, maka pendapat itu sangat salah. Sesungguhnya, pramugari harus siap ditugaskan ke mana saja dan jam yang bermacam-macam. Jika hari ini ia ditugaskan pagi hari, bukan hal tidak mungkin jika esoknya harus siap dinas tengah malam.
Belum lagi adanya perbedaan waktu Indonesia dengan luar negeri. Saat semua orang sedang bersiap tidur, para pramugari harus siap berdandan dan menemani para penumpang pergi ke tempat tujuan. Bisa dibayangkan betapa lelah dan mengantuknya mereka. Meski begitu, ketika berada dalam kabin, mereka harus tetap terlihat segar dan banyak tersenyum.
Meski Cantik, Mereka Tetap Memunguti Sampah dan Memanggul Bawaan Berat
Pramugari kerap kali mendapatkan perlakuan seolah mereka adalah hamba sahaya. Salah satunya bisa dilihat ketika para wanita cantik itu memunguti sampah-sampah yang dibuang sembarangan oleh penumpang. Pemandangan ini begitu kontradiktif memang, tapi mereka seolah tak memerdulikannya. Sampah dan orang yang membuangnya, tetap diperlakukan dengan baik dan secara profesional pula.
Bukan hanya memunguti sampah, mereka juga membantu para penumpang untuk menaikkan barang-barang bawaan. Tak habis sampai situ, kamu mungkin pernah baca tentang seorang pramugari yang menggendong nenek-nenek di pesawat. Ya, begitulah mereka yang selalu akan membantu apa pun yang dibutuhkan.
Sejatinya, setiap profesi memang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu pula dengan pramugari. Meski terlihat menyenangkan dan bergaji tinggi, awak kabin tetaplah pekerjaan berat yang penuh risiko.