Peter Freuchen atau yang bernama lengkap Lorenz Peter Elfred Freuchen dikenal sebagai sosok yang luar biasa. Tidak hanya cerdas, tapi ia juga punya banyak segudang profesi yang membanggakan dan mungkin belum bisa ditandingi oleh orang lainnya.
Tapi nggak hanya kecerdasan itu saja, ia juga terkenal sangat kuat dan petualang yang luar biasa. Sebenarnya, seperti apa sih hidup pria Denmark yang begitu terkenal hingga jauh setelah ia meninggal dunia ini?
Pria dengan Segudang Profesi dan Ambisi
Semasa hidupnya, Peter Freuchen berprofesi sebagai seorang penjelajah Kutub Utara, dokter, antropolog, zoolog, jurnalis, actor, penulis, dan petualang yang luar biasa hebat. Dialah orang paling menarik di dunia dengan banyak kemampuan yang luar biasa.
Tahun 1906 setelah belajar di Universitas sebagai seorang dokter, Freuchen melakukan ekspedisi Kutub Utaranya yang pertama saat masih berusia 20 tahun. Ia berlayar ke Utara sejauh yang ia mampu, kemudian menaiki kereta luncur sejauh 2 ribu kilometre ke Utara menyeberangi Greenland. Di tempat yang sangat dingin, ia menghadapi kelaparan, frostbite, beruang kutub, dan serigala.
Saat melakukan petualangan inilah ia baru sadar bahwa dirinya sangat suka hidup sebagai petualang di tempat yang begitu dingin ini sampai memutuskan untuk tidak ingin pulang. Sebaliknya, ia malah hidup bersama suku asli Inuit yang ia temudi di Thule, Greenland.
Tinggal Bersama Suku Inuit
Peter tinggal bersama suku Inuit semala lebih dari 20 tahun. Ia juga menikahi seorang wanita Inuit yang memberinya 2 orang anak. Saat tinggal sebagai suku Inuit ini pula, ia membunuh seekor serigala dengan tangan kosong ketika diserang, membuat pangkalan perdagangan di Thule, serta memimpin 7 ekspedisi Kutub Utara.
Salah satu ekspedisi Peter melibatkan ia melakukan trekking sejauh seribu kilometre menyeberangi Greenland dengan seorang teman. Tujuannya hanyalah sekadar untuk membuktikan bahwa Greenland tidak terpisahkan dari Kutub Utara oleh sebuah sungai. Dua orang ini hampir saja tewas dalam perjalanan tersebut.
Pengalaman Hampir Mati Peter Freuchen
Sebagai seorang petualang, tentu saja Peter pernah mengalami situasi ketika ia hampir mati. Hal tersebut terjadi pada ekspedisi tahun 1926. Saat itu, ia terjebak dalam badai salju yang sangat kuat dan berlindung di bawah kereta seluncurnya.
Malang bagi Peter, salju membuatnya terjebak di dalam kereta seluncur dan membentuk gua es besar di sekelilingnya. Ruangan di dalamnya sangat sempit dan jenggotnya bahkan membeku dan menyatu ke es di bawahnya. Artinya, ia harus merobek janggutnya hanya agar bisa menggerakkan kepalanya.
Untuk keluar dari kurungan tersebut, ia menggunakan kotorannya sendiri yang telah membeku untuk menggali es di sekitarnya setebal beberapa meter. Setelah berhasil keluar, ia sadar bahwa kedua kakinya mengalami frostbite dan semua jari kakinya terkena gangrene. Jadi, ia merangkak selama 3 jam sampai ke pangkalan, melepas kaos kakinya yang beku, dan mengamputasi jari kakinya sendiri yang terkena gangrene dengan menggunakan tang dan palu tanpa obat bius!
Memiliki Berbagai Profesi Setelah Pergi dari Kutub Utara
Pada tahun 1930an, ia kembali ke Denmark, menulis untuk koran selama beberapa waktu, serta menulis tidak hanya satu, tapi 30 buah buku dan beberapa jurnal ilmiah. Ia menjadi penulis buku bestseller dan peraih penghargaan atas karya-karyanya.
Istri pertamanya meninggal karena Spanish Flu pada tahun 1921, tapi kemudian ia menikahi putri seorang multi milyuner Denmark. Saking sukanya orang tua gadis tersebut pada Peter, mereka sampai menjadikan pria tersebut sebagai kepala editor majalah.
Ia juga memimpin ekspedisi ke Afrika Selatan dan Seberia hanya memang karena ingin berpetualang ke sana. Peter juga sempat menulis, menyutradarai, dan membintai beberapa film. Yang paling terkenal adalah Eskimo yang membuatnya meraih penghargaan piala Oscar.
Ikut Melawan Jerman
Peter Freuchen adalah seorang Yahudi dan merupakan tokoh besar dalam perang pertahanan Denmark. Ia menyembunyikan para pengungsi dan mengacaukan beberapa operasi Nazi. Ia begitu membuat Hitler marah sampai-sampai saat berhasil ditangkap, ia dijatuhi hukuman mati.Namun, ditangkapnya Peter oleh Nazi bukanlah akhir dari hidupnya. Sendirian, ia kabur dari tahanan dan pergi ke Swedia dan terus mengacaukan rencana Hitler di sana sampai perang berakhir.
Di usia 60, ia melewatkan sisa hidupnya di New York setelah menikahi Dagmar Cohn yang merupakan model majalah Vogue. Ia juga menjadi 1 dari 5 orang dalam sejarah yang mendapatkan hadiah sebes ar 64 ribu dollar setelah berhasil memenangkan game show “The $64.000 Question”. Ia juga mendapatkan penghargaan medali emas oleh International Benjamin Franklin Society atas jasanya terhadap umat manusia.
Pria hebat ini kemudian masih menulis satu buah buku lagi sebelum meninggal 3 hari kemudian di usia 71 tahun pada 1956.