Timur Tengah selalu identik dengan minyak, gurun pasir, unta, dan negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim. Selain hal-hal tersebut, Timur Tengah juga merupakan surga prostitusi yang bagi beberapa orang sangat tabu membahasnya. Negara di kawasan Timur Tengah selalu dianggap lebih agamis ketimbang Indonesia yang notabene punya penduduk Muslim terbesar di dunia.
Di negara-negara yang banyak menerapkan syariat Islam itu prostitusi ternyata masih ada. Bahkan bisa dibilang jumlahnya banyak dan berlangsung secara diam-diam. Berikut fakta miris prostitusi di Timur Tengah yang jarang sekali dibahas banyak orang.
1. Industri Prostitusi Meningkat akibat Perang
Salah satu dampak dari perang adalah munculnya kemiskinan yang akut. Hal ini membuat banyak manusia mampu melakukan apa saja termasuk menjual dirinya sendiri. Kejadian mengerikan ini terjadi di Irak. Negara yang selalu diguncang perang ini mengalami darurat prostitusi. Bagaimana tidak, banyak sekali gadis muda yang menjual jasa plus-plusnya hanya karena tidak memiliki yang untuk hidup.
Banyak gadis-gadis Irak miskin yang akhirnya mengungsi ke Suriah. Di sana mereka menjajakan diri di kota besar seperti Damaskus. Para gadis ini bekerja sendirian atau pun di bawah pengepul yang sering mendatangkan tamu dari kawasan Eropa. Saat Suriah terjadi konflik parah seperti sekarang, mereka banyak diungsikan ke Eropa atau dibiarkan begitu saja.
2. Kota Metropolitan Menjadi Pusat Industri Plus-Plus
Salah satu negara yang masuk dalam kawasan Timur Tengah adalah Bahrain. Negara ini dikenal sangat maju dalam hal industri dan pariwisata. Salah satu pariwisata yang menjadi andalan meski tersembunyi adalah wisata prostitusi. Di kota besar di Bahrain prostitusi dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Bahkan banyak turis datang jauh-jauh ke sini hanya untuk merasakan industri plus-plus.
Selain Bahrain, di Dubai, UEA industri plus-plus ini berkembang dengan sangat pesat. Terlebih saat ini Dubai menjadi salah satu destinasi wisata andalan turis-turis dari Eropa. Bisnis haram ini akhirnya berkembang dengan menyetok wanita-wanita dari kawasan negara Arab dan timur jauh seperti Tiongkok dan Jepang.
3. Prostitusi Pria yang Berkembang Pesat
Selama ini prostitusi selalu identik dengan wanita. Namun, prostitusi pria juga sangat banyak terjadi di dunia ini, termasuk di kawasan Timur Tengah. Di kawasan seperti Jeddah dan Marrakesh, banyak anak muda yang menjajakan dirinya baik kepada pria mau pun wanita. Asal harga yang ditawarkan sudah sesuai mereka biasa dibawa ke mana saja sesuai dengan keinginan.
Selain di kawasan Arab, kawasan Suriah yang sedang berkonflik pun tak lepas dari industri prostitusi pria. Di kota seperti Damaskus, mendapatkan pria yang bisa diajak kencan sangatlah banyak. Biasanya ada kelab malam yang memang dibuat khusus untuk tempat nongkrong para penjaja jasa ini. Meski negara tersebut memiliki penduduk Muslim banyak, praktik-praktik menyimpang ini kadang dianggap biasa.
4. Perbudakan dan Penjualan Wanita
Hingga tahun 2013, setidaknya ada 750.000 budak di kawasan Timur Tengah. Meski era perbudakan sudah habis karena melanggar HAM, budak tetap diperjualbelikan secara terselubung. Keluarga-keluarga kaya di kawasan Timur Tengah bisanya memiliki banyak sekali budak yang mayoritas seorang wanita. Mereka biasanya akan mengerjakan tugas rumah, hingga disuruh untuk melayani kebutuhan batin.
Di beberapa wilayah, budak-budak kadang dijual dan dipekerjakan sebagai wanita tunasusila. Mereka akan disuruh melayani tamu-tamu yang dianggap penting atau dijual bebas kepada turis yang kebetulan masuk ke kawasan Timur Tengah untuk mendapatkan liburan yang menyenangkan.
5. Prostitusi Putih yang Semakin Marak
Prostitusi putih adalah sebuah tindakan yang sebenarnya secara moral tidak benar namun dianggap tidak melanggar hukum. Misal orang tua si Suriah hobi sekali menjual anak gadisnya dengan harga tinggi untuk pernikahan yang tidak permanen. Artinya jika waktu pernikahan habis, maka tidak ada lagi hubungan resmi. Praktik ini juga banyak dilakukan di Iran hingga pernikahan pada anak-anak meningkat tajam.
Pernikahan ini sering disebut dengan pernikahan kontrak atau mut’ah. Individu-individu kaya dari negara Timur Tengah biasanya membeli wanita di kawasan Mesir. Mereka akan membayar mahal untuk mengadakan pernikahan kontrak. Setelah kontrak selesai, pernikahan itu selesai dan mereka bisa kembali lagi ke negara dan berkumpul dengan istri dan anak.
Demikianlah lima fakta miris prostitusi yang ada di kawasan Timur Tengah. Negara-negara di kawasan itu ternyata memiliki pusat prostitusi yang besar dan bisa didapatkan oleh siapa saja.Apa pendapat sobat Boombatis terkait hal ini?