Latihan beban biasanya dilakukan oleh mereka yang ingin membentuk tubuh dan menambah massa otot. Namun tentu saja cara ini akan membutuhkan lebih banyak waktu dan ketelatenan dalam berlatih. Karena itulah, mereka yang ingin mendapatkan otot besar dengan lebih cepat akan menggunakan steroid.
Hanya dalam waktu 10 minggu, otot bisa bertambah hingga 5 kilogram. Jadi tidak heran kalau banyak pria bahkan wanita yang ingin memiliki tubuh besar juga menggunakan steroid selain latihan otot rutin. Hanya saja, penggunaan steroid secara berlebihan akan membuat tubuh wanita menjadi berubah.
1. Candice Armstrong
Candice Armstrong dulunya adalah seorang pelayan bar yang cantik dan ramping. Namun semua berubah sejak ia memutuskan untuk membentuk tubuhnya dan menggunakan steroid. Ia kini malah berubah layaknya seorang pria karena berlebihan menggunakan obat steroid tersebut.
Tidak saja ototnya membesar, rambut-rambut halus juga tumbuh di punggung, dada, serta muncul kumis. Jerawat juga bermunculan di tubuhnya. Yang lebih parah lagi, alat kelaminnya juga berubah seperti alat kelamin pria. Dadanya juga sudah tidak lagi terlihat seperti payudara wanita, sebaliknya malah tumbuh layaknya otot dada pria.
2. Joanna Clare Thomas
Joanna Clare Thomas adalah seorang binaraga profesional Inggris dan termasuk wanita termuda yang mendapatkan kartu pro IFBB di usia 21 tahun. Ia juga berhasil memenangkan kejuaraan di Inggris pada tahun 1998. Popularitasnya terus menanjak setelah pada tahun 2005 ia menjadi model dalam sebuah film dokumenter yang berjudul Supersize She.
Ketika baru memulai latihan, beratnya hanya 48 kilogram. Namun begitu rutin melatih otot hingga menggunakan obat, berat tubuhnya melonjak hingga 89 kilogram. Otot-otot tubuhnya membesar dan membuatnya menjadi begitu kekar.
3. Andreas Krieger
Andreas Krieger terlahir dengan nama Heidi Krieger. Ia sebenarnya adalah atlet tolak peluru wanita Jerman saat masih remaja. Namun membuat atlet membuatnya harus mengikuti serangkaian latihan berat dan termasuk suntikan steroid anabolik agar hormon laki-lakinya lebih dominan. Itu semua dilakukan sejak ia berusia 16 tahun.
Pada usia 18 tahun, ciri-ciri fisik pria mulai muncul pada dirinya. Akibatnya, setelah bertahun-tahun menggunakan steroid, karakteristik pria tersebut semakin banyak. Akhirnya pada tahun 1997 ia menjalani operasi ganti kelamin untuk “sekalian” menjadi pria. Akibatnya hingga saat ini, ia merasakan sakit yang sangat saat mengangkat beban berat di pinggang dan pahanya.
4. Mimi D’Attomo
Mimi D’Attomo mulai membentuk tubuhnya di akhir usia 20 tahun. Namun ia kemudian mulai terobsesi ingin memenangkan pertandingan sehingga mulai menggunakan obat-obatan untuk membuat tubuhnya semakin besar. Ia mulai mencampur koktail dengan steroid dan diuretik setelah mengikuti kompetisi selama tiga tahun.
Untungnya, D’Attomo berhenti menggunakan obat-obatan tersebut sebelum muncul efek samping yang tidak bisa dikembalikan lagi. Meski begitu, butuh waktu 3 tahun sampai ia benar-benar sembuh. Namun selama itu juga kekurangan hormon membuat berat badannya meningkat hingga 18 kg, sendi nya sakit dan ia juga mengalami depresi.
5. Denise Rutkowski
Denise Rutkowski dulunya sempat sukses dalam dunia binaraga. Ia pernah mendapatkan tempat ke-2 dalam pertandingan Mrs Olympia tahun 1993. Ia kemudian kembali ke Texas untuk melanjutkan belajar agama di sekolah Bible College. Namun lama tidak terlihat, penampilannya kemudian jauh berubah.
Tahun 2012, Denise ditahan karena menyalahgunakan obat-obatan. Ia telah ketagihan narkoba dan juga menggunakan steroid secara terus menerus. Akibatnya, meskipun tidak melakukan operasi ganti kelamin, fisiknya telah berubah seperti seorang lelaki.
Membentuk tubuh sebenarnya sah-sah saja, namun sebaiknya tidak sampai berlebihan. Apalagi jika sampai menyalahgunakan steroid demi membentuk otot yang besar. Penyalahgunaan steroid tidak hanya beresiko bagi para wanita, tapi juga untuk para pria. Resiko yang muncul bisa berupa gangguan kesehatan. Lagipula, sebenarnya olahraga yang cukup juga sudah bisa membuat tubuh lebih sehat dan ideal, lalu buat apa menggunakan obat-obatan yang justru bisa membahayakan?