Penghargaan Nobel dianugerahkan setiap tahun kepada mereka yang telah melakukan penelitian luar biasa di berbagai bidang yang berjasa bagi dunia. Bisa dibilang, ini adalah pencapaian tertinggi bagi mereka yang telah menciptakan teknik, peralatan baru atau telah berkontribusi kepada masyarakat. Baik dalam bidang ilmu fisika, kimia, fisiologi atau kedokteran, sastra, perdamaian hingga ekonomi. Penghargaan yang digagas oleh seorang industrialis Swedia, Alfred Nobel ini telah dimulai sejak tahun 1901 dan ratusan orang-orang berpengaruh sudah memenuhi daftar pemenang Nobel ini.
Sayangnya hadiah Nobel tersebut pun berulang kali menyebabkan perdebatan publik yang kurang puas dengan penilaian juri. Beberapa penemuan yang mendapat penghargaan dinilai kurang berkontribusi terhadap dunia, bahkan ada yang menilai mereka gagal menjadikan bumi lebih baik. Malahan membuat kondisi lebih buruk gara-gara temuan mereka yang luar biasa tersebut! Tengok lebih lanjut tentang sederet kontroversi pemenang Nobel yang bikin kepala geleng-geleng berikut ini!
1. Penemuan Mematikan
Pengetahuan memiliki dua sisi, di mana bisa membangun dunia menjadi lebih baik atau malah membuatnya jadi rusak dan makin buruk dari waktu ke waktu. Seperti halnya penemuan luar biasa para ilmuwan berikut ini. Tujuannya mereka ingin lebih tahu tentang rahasia bumi, tapi penemuan mereka malah jadi bahaya bagi makhluk hidup di dunia. Seperti penemuan fisi nuklir dari ilmuwan asal Jerman, Otto Hahn. Penemuannya tentang inti uranium tersebut menjadi cikal bakal pengembangan bom atom yang dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945 silam. Otto menerima penghargaan Nobel di tahun 1940, namun hadiah baru diberikan di tahun 1945. Tepat beberapa bulan setelah bom mematikan itu dijatuhkan di Jepang.
Selain Otto, ada juga Fritz Haber yang juga dianugerahi Nobel untuk bidang kimia di tahun 1918 karena penemuan metode sintesa amoniak. Penelitiannya menjadi penting untuk produksi pupuk yang merevolusi produksi pangan global. Tapi Fritz juga dikenal sebagai bapak senjata kimia, karena mengembangkan gas beracun Chlor yang sempat digunakan untuk Perang Dunia I.
2. Penghargaan Nobel Bagi Perdamaian yang Gagal
Ya, itu terjadi! Nobel perdamaian tahun 1994 yang diberikan kepada tiga pemimpin dunia, yaitu presiden Palestina Yasser Arafat, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dan Menteri Luar Negeri Israel Shimon Peres nyatanya menjadi kontroversi karena perdamaian Timur Tengah hingga kini belum juga tercapai. Ketiganya mendapat penghargaan perdamaian karena dinilai berjuang membuat Israel dan Palestina kembali berdamai. Sayangnya, setelah pemenang Nobel diumumkan, satu dari lima Komite Nobel Noerwegia menyebut Yasser Arafat sebagai teroris.
Kontroversi juga terjadi saat mantan menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Henry Kissinger mendapat penghargaan Nobel perdamaian tahun 1973. Henry yang kala itu menjadi perwakilan Amerika untuk melakukan perjanjian Paris dengan Le Duc Tho, perwakilan dari Vietnam, disebut sebagai orang yang berjasa menghentikan perang. Namun banyak yang beranggapan, pemilihan tersebut kurang tepat. Karena perang Vietnam itu belum bisa dibilang damai. Terlebih banyak kritikus yang menyebut Henry bukanlah pejuang perdamaian melainkan pihak opposisi yang bertanggung jawab terhadap meluasnya perang di Vietnam. Malah disebut Henrylah yang mengatur pengeboman rahasia terhadap Laos.
3. Penghargaan Sastra yang Terlalu Eropa Sentris
Dalam bidang sastra, para kritikus menyebut komite penghargaan yang berasal dari Akademi Swedia cenderung berpandangan pada sastra Eropa. Seperti yang terlihat pada pemilihan penulis Elfriede Jelinek yang mendapat Nobel di bidang sastra tahun 2009 lalu. Elfriede yang dikenal dengan tulisan kontroversial tentang tema kekerasan terhadap perempuan, masalah seksualitas dan ekstremisme politik di Eropa ini disebut kurang pantas menerima penghargaan tersebut. Apalagi Elfriede sendiri menjadi kontroversi di negaranya sendiri.
Bahkan pemilihan sastrawan asal Austria ini membuat protes dalam komite yang tidak setuju dengan hasil final tersebut. Seorang anggota bernama Knut Ahnlund mengundurkan diri, menyatakan pemilihan Elfriede menyebabkan kerusakan pandangan sastra sebagai seni. Ia menyatakan karya Elfriede hanya tulisan berantakan tanpa struktur artistik yang bisa mencerminkan sastra sesungguhnya. Kritik juga datang dari ‘The Washington Post’ yang menyebut karya Elfriede tidak begitu berpengaruh di Amerika.
4. Prestasi Diabaikan
Mendengar nama Mahatma Gandhi, kalian pasti berpikir ia menjadi satu dari penerima hadiah Nobel perdamaian. Sayangnya, hal tersebut tidak terjadi! Mahatma Gandhi, pemimpin perjuangan tanpa kekerasan di dunia ini dinominasikan sebanyak lima kali di tahun 1937-1939, 1947 dan 1948. Namun ia tidak pernah benar-benar mendapat penghargaan bergengsi tersebut hingga ia terbunuh di tahun 1948.
Geir Lundestad dari komite Nobel Norwegia, 2006, mengakui: “Dalam 106 tahun sejarah kita, kesalahan terbesar adalah tidak memberikan hadiah Nobel Perdamaian kepada Mahatma Gandhi. Tak hanya Mahatma Gandhi, beberapa tokoh penting yang dinilai layak mendapat Nobel perdamaian pun terlewatkan oleh komite penghargaan bergengsi ini. Diantaranya Elenor Roosevelt, Vaclav Havel, Ken Saro-Wiwa dan Corazon Aquino.
5. Penghargaan Terlalu Dini
Nobel perdamaian dunia memang banyak mendapat sorotan karena pemilihan pemenang yang sedikit kontroversial. Para pengkritik berargumentasi, jika Alfred Nobel ingin penghargaan tersebut menjadi pengakuan bagi kerja keras pemimpin atau tokoh yang terlibat dalam upaya pelucutan senjata dan perdamaian global. Bukan diplomat, pejuang lingkungan dan HAM. Sayangnya hal inilah yang terjadi di tahun-tahun terakhir.
Seperti penghargaan Nobel Perdamaian tahun 2009 yang diberikan pada Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Pemilihan tersebut sedikit mengejutkan mengingat Obama belum menjabat selama setahun sebagai presiden Amerika kala itu. Namun komite berdalih sosoknya telah berupaya gigih dalam memperkuat diplomasi internasional dan kerja sama antar semua pihak. Tapi siapa pun pasti sependapat jika penghargaan tersebut terlalu dini diberikan. Bahkan belum bisa memenuhi dari keinginan Alfred Nobel dalam wasiatnya.
Itu tadi sederet kontroversial penghargaan Nobel yang membuat publik makin meragukan keputusan komite Swedia. Bagaimana menurutmu?