Awal pemerintahan yang dipimpin Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dimulai dengan kegaduhan. Hal ini tak lepas dari pernyataan dua menterinya yang bikin publik geleng-geleng kepala.
Kedua menteri tersebut adalah Menko Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra, serta Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto. Konon katanya, akibat salah pernyataan, Sekretaris Kabinet sampai kelabakan dan bikin instruksi khusus buat para menteri di Grup WhatsApp.
Yusril bilang, kasus kerusuhan 1998 bukan pelanggaran HAM berat
Baru dilantik, Menko Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra dianggap masyarakat bikin blunder berat dengan mengatakan bahwa kasus kerusuhan 1998 bukan pelanggaran HAM berat. Pernyataan ini membuat masyarakat bingung hingga terpancing emosi.
Menanggapi hal ini, Yusril mencoba melakukan klarifikasi. Ia mengaku bahwa dirinya tidak menangkap dengan jelas konteks pertanyaan yang disampaikan oleh jurnalis kepadanya. Namun hal ini tak membuat dirinya mengubah pernyataan yang sudah disampaikan dengan meminta masyarakat untuk menunggu rekomendasi dari Komnas HAM kepada pemerintah.
Menteri Desa minta aparat terkait untuk hadiri haul ibundanya
Nggak mau kalah dengan Yusril Ihza Mahendra, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto juga bikin sensasi yang membuat masyarakat geram. Hal ini terungkap setelah sebuah surat edaran, lengkap dengan kop surat kementerian, meminta para aparat desa, seperti kades, ketua RT, sampai kader posyandu wilayah Kramat Watu, Serang, Banten, agar menghadiri peringatan tahunan kematian ibundanya.
Niatan Yandri terendus oleh netizen yang kemudian meramaikan temuan surat edaran ini kepada publik. Akibatnya, kritikan tajam pun datang kepadanya, termasuk dari mantan Menko Polhukam, Mahfud Md.
Antisipasi blunder menteri KMP, muncul screenshoot diduga instruksi khusus Seskab via WAG
Bukan netizen namanya kalau tidak bisa membongkar rahasia hingga sudut terdalam. Termasuk menemukan edaran yang dirilis oleh Sekretaris Kabinet, Mayor Teddy Indra Wijaya yang ditujukan kepada para menteri Kabinet Merah Putih.
Dalam pesan yang dikirimkan lewat Grup WhatsApp, Seskab Teddy Indra Wijaya meminta agar para menteri menghindari pernyataan atau sikap yang menimbulkan polemik. Terdapat dua arahan yang disampaikan. Pertama, para menteri agar lebih berhati-hati ketika membuat surat yang menggunakan kop surat kementerian serta tanda tangan menteri.
Selain itu, ia juga meminta agar humas di masing-masing kementerian juga lebih berhati-hati sekaligus melakukan langkah pencegahan agar situs-situs dan media sosial yang dikelola kementerian tidak mudah diretas.
BACA JUGA: Inilah yang Bakal Dialami Oleh Indonesia Jika Kembali Ke Zaman Krisis 1998
Jangan, ya, Bapak-Ibu Menteri yang terhormat. Jangan lagi ada blunder di antara kita. Curahkan tenaga sepenuhnya bagi rakyat demi mendukung keberhasilan pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.