Hingga saat ini, narkoba merupakan musuh nyata di setiap negara tak terkecuali Indonesia. Terlebih di tahun ini, sudah begitu banyak kalangan selebriti yang tertangkap karena kasus penyalahgunaan narkoba. Untuk menangkap jaringan yang memproduksi dan mengedarkan barang haram tersebut, polisi juga harus bekerja keras. Terlebih saat ini, yang bergelut dengan narkoba di Indonesia bukan hanya orang lokal saja.
Baru-baru ini warga negara Iran tertangkap basah tengah memproduksi narkotika. Mereka adalah BF dan FS. Keduanya ternyata sudah setahun lebih memproduksi sabu sebelum akhirnya ditangkap. Berikut ini adalah ulasan lengkapnya tentang dua warga Iran pemilik pabrik sabu tersebut.
Bahan baku dari Turki
BF dan FS ternyata juga mendapat bahan baku setengah jadi dari luar negeri, tepatnya Turki. Selama ini impor barang berupa gel, dikirim dengan manfestasi sebagai makanan. Polisi juga menerangkan jika barang dalam bentuk gel tersebut sudah 80% menjadi narkoba, bahkan terbukti mengandung sabu-sabu kelas satu. Setelah sampai di Indonesia, kedua tersangka tinggal memasak ulang dan menjadikannya sabu sabu berbentuk kristal dengan harga jual yang cukup tinggi.
Cara lolos dari X-Ray
Dua tersangka diduga telah lebih dari setahun memproduksi narkoba. Selama itu pula keduanya mendapat pasokan narkoba dari Turki, yang selalu lolos X-Ray. Adapun cara mengelabui petugas dan alat X-Ray yang ada di bandara adalah dengan melapisi bahan baku dengan benda lain, digulung dengan segala macam benda hingga gemuk dan tak terdeteksi lagi oleh mesin X-Ray.
Rumah mewah sebagai home industri narkoba
BF dan FS sendiri diketahui tinggal di Indonesia sejak tahun 2019 lalu. Keduanya menempati kawasan rumah mewah di kawasan elite, tepatnya Jl Beringin Taman Cendana, Bencongan, Kelapa Dua, Tangerang. Kasus dikembangkan hingga akhirnya polisi juga berhasil menemukan sekoper sabu di apartmenen di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Apartemen mewah tersebut memang digunakan untuk menyimpan narkoba siap edar tersebut. Pemasaran barang haram tersebut juga di sekitar Jakarta.
Punya mentor kelas satu
Setelah menangkap pelaku beserta barang bukti seberat 4,6 kg, yang jika dipasarkan seharga 7,5 miliar rupiah. Polisi menyebut jika kedua warga negara Iran tersebut tidak melakukan aksinya sendiri, mereka dimentori oleh DPO yang kini masuk daftar pencarian orang. Polisi juga mengungkap peran dua pelaku, yakni BF sebagai pihak yang memproduksi sementara FS sebagai pemilik. Dalam sebulan, mereka dapat menghasilkan 15-20 kg sabu.
BACA JUGA: Ratu Narkoba Meirika Franola, Tetap Bisnis Narkoba di Penjara sampai Divonis Mati Dua Kali
Itulah sedikit ulasan tentang warga negara Iran yang memproduksi narkoba di Indonesia. Setahun lebih menjalahi bisnis haram di negeri kita, kira-kira hukuman apa yang pantas mereka terima?