Akhir-akhir ini netizen sedang ramai dengan berita mengenai pengadaan laptop untuk anak bangsa. Banyak netizen yang tidak setuju dengan aturan itu karena menganggap laptop yang ditawarkan di bawah standar yang ada. Bahkan banyak yang menghubungkannya dengan rencana pengadaan laptop buatan Indonesia bernama Merah Putih.
Lalu benarkah hal itu terjadi? Pasalnya rencana pengadaan laptop Merah Putih itu memang gencar digemborkan pemerintah dan tentu banyak biaya digelontorkan. Nah, biar gak penasaran mengenai berita selengkapnya, simak ulasan di bawah ini.
Laptop merah putih untuk pelajar Indonesia
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah menggandeng beberapa perguruan tinggi dalam pengadaan laptop buatan Indonesia. Produk ini sendiri diberi nama laptop Merah Putih yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2022. Dilansir dari laman Kompas, ITB, UGM dan ITS adalah perguruan tinggi yang bekerja sama dengan Kemendikbud dan sudah mengeluarkan beberapa prototipe dari laptop Merah Putih.
Sampai sekarang, masih belum ada berita terbaru mengenai laptop hasil kerja sama pemerintah ini karena masih dalam pengembangan. Laptop Merah Putih adalah kelanjutan dari pengembangan Dikti Edu yang dulu sempat viral. Kedepannya, diharap laptop ini akan menggantikan perangkat TIK yang dirasa sudah benar-benar usang atau tidak berfungsi.
Harga yang lumayan buat kebutuhan pendidikan
Masalah harga, laptop Merah Putih tidak jauh beda dengan produk lainnya. Kalau saat ini laptop-laptop dengan merk Xiaomi dan Infinix sedang ramai dibicarakan karena punya spek tinggi harga rendah, rencananya Merah Putih juga akan bersaing. Dilansir dari laman Grid, kisaran harga dari laptop ini adalah Rp5-7 juta.
Di tahap awal, laptop ini akan diproduksi sebanyak 10 ribu unit dengan rentang harga Rp5 juta-an. Satu hal yang patut dibanggakan dari laptop ini adalah adanya beberapa fitur seperti akses ke e-modul Dikti, secure test, serta ramah untuk tunanetra. Jadi, laptop ini akan sangat ramah dengan berbagai kalangan pengguna.
Produksi masih campur-campur dengan bahan luar
Meskipun buatan Indonesia, namun laptop ini masih ada beberapa komponen yang dibuat oleh luar. Namanya merintis, memang tidak bisa langsung jadi semua bahan dalam negeri. Oleh sebab itu, tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) atau tingkat komponennya akan secara bertahan ditingkatkan.
Dilansir dari laman Kompas, TKDN akan terus dinaikkan, pada 2021 itu sebesar 25-30 persen, 2022 lebih dari 40 persen, dan 2023 lebih dari 40-65 persen. Hingga akhirnya Laptop Merah Putih bisa mandiri dan tidak terlalu bergantung dengan komponen dari luar negeri. Tentunya hal ini juga akan ramah dengan budget karena dibuat di Indonesia.
Sering dihubungkan dengan pengadaan laptop 10juta yang lagi rame
Banyak orang yang menghubungkan Merah Putih dengan rencana pengadaan 240 ribu unit yang lagi viral akhir-akhir ini. Ya, medsos sedang ramai laptop 10 juta yang diperuntukkan untuk pendidikan sebanyak 240 unit. Dilansir dari laman CNBC, berita viral itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan Laptop Merah Putih.
Usut punya usut, Berita viral tersebut muncul ketika Lampiran X Peraturan Mendikbud RI Nomor 5 Tahun 2021, yang memberikan spesifikasi minimal laptop untuk pendidikan. Netizen menganggap kalau dengan harga Rp10 juta, spesifikasi itu dirasa sangat tidak cocok dan ketinggalan zaman. Namun demikian pihak terkait mengatakan kalau dana Rp10 juta bukan hanya masalah pengadaan laptop, namun perangkat TIK yang termasuk printer router dan lain-lain.
BACA JUGA: BNL-250, Si Bom Buatan Indonesia yang Gahar dan Nggak Kalah dari Milik Amerika Serikat
Laptop Merah Putih menjadi salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dan semoga pengadaan laptop ini sesuai dengan harga yang dipasarkan. Karena nantinya juga untuk generasi muda yang kelak membangun bangsa.