Perlu kamu ketahui, Indonesia ternyata memiliki produk lokal yang namanya sudah dikenal di mana-mana, bahkan hingga tembus ke mancanegara. Beberapa di antaranya, memang menggunakan nama yang bukan Indonesia banget. Nggak heran kalau kerap membuat kita salah sangka berpikiran jika produk tersebut bukan dari Indonesia. Namun faktanya, produk-produk terkenal tersebut memang benar-benar diproduksi oleh anak bangsa.
Mungkin beberapa di antara kamu pernah mendengarnya atau bahkan mungkin sering menggunakannya. Namun kamu tidak menyadarinya jika ternyata produk tersebut asli asal Indonesia. Kira-kira produk apa saja yang memang berasal dari Indonesia, tapi terkenal hingga ke luar negeri dan dikira produk impor? Simak yuk ulasan lengkapnya berikut ini.
Produk Eiger asli karya anak bangsa
Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan produk Eiger. Merek ini pernah viral gara-gara Eiger pernah mengirimkan surat terkait soal review produk yang dilakukan oleh seorang YouTuber. Ternyata Eiger didirikan oleh Ronny Lukito pada tahun 1990. Toko resminya Eiger berdiri pada tahun 1994 di Cihampelas, Bandung.
Eiger fokus pada produk outdoor untuk keperluan olahraga dan lainnya. Kualitas produknya memang dikenal berkualitas tinggi oleh masyarakat, sehingga banyak yang mengira Eiger berasal dari Eropa. Filosofi nama Eiger sendiri diambil dari sebuah gunung yang sangat sulit ditaklukan di Swiss, sehingga produk Eiger cocok digunakan untuk aktivitas di luar ruangan untuk menaklukan medan yang sulit.
Siapa sangka, coklat SilverQueen produk asli Indonesia
SilverQueen merupakan produk asli asal Indonesia, berada di bawah PT Petra Food yang awalnya bernama NV Ceres di zaman kolonial Belanda. Lalu NV Ceres diambil alih oleh pebisnis bernama Ming Chee Chuang dan mengubahnya menjadi PT Perusahaan Industri Ceres. Pada tahun 1950, pertama kalinya diproduksi coklat batangan yang diberi nama SilverQueen di Garut.
SilverQueen terus melebarkan sayap bisnisnya hingga ke Jepang, Thailand, dan Filipina. Bisnisnya diteruskan oleh generasi ketiga dari Ming Chee Chuang, yakni John dan Joseph Chuang. Mereka kemudian mendirikan induk perusahaan yang bernama Petra Food sejak tahun 1984, dengan kantor pusat di Singapura. Petra Food semakin memperluas bisnisnya dan mendirikan pabrik di Brasil, Meksiko, dan juga beberapa negara di Eropa.
Brand Polytron, produk elektronik andalan Indonesia
Siapa sih yang tidak mengenal merek Polytron? Produsen elektronik ini pertama kali berdiri pada 18 September 1975 di Kudus, Jawa Tengah. Nama Polytron telah terkenal hingga ke mancanegara. Banyak masyarakat yang mengira jika Polytron berasal dari China. Namun namanya kini semakin dikenal oleh masyarakat sebagai produk lokal.
Perusahaan Polytron awalnya bernama PT Indonesian Electronic and Engineering, lalu berganti nama menjadi PT Hartono Istana Teknologi. Hingga saat ini, Polytron telah memiliki puluhan ribu karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia dan Thailand. Polytron juga telah mendirikan 19 kantor perwakilan, 65 service center dan 7 Authorized Dealer di Indonesia.
Donat J.Co and Coffee
Buat kamu pecinta kuliner, tentu sudah tidak asing lagi dengan nama donat J.Co. Banyak yang mengira jika J.Co berasal dari Amerika Serikat. Padahal J.Co lahir dari seorang hair stylist asal Indonesia bernama Johnny Andrean. Ia mendirikan J.Co and Coffee pada 26 Juli 2005.
Awalnya, Johnny Andrean mendirikan gerai pertamanya di Supermal Karawaci dan menargetkan pembeli dari kalangan berduit. Namun tampaknya banyak kalangan yang menyukai donatnya yang lembut dan lezat. Di tahun 2005, J.Co membuka dua gerai di Singapura dan Kuala Lumpur. Dua tahun kemudian mendirikan 24 gerai. Selanjutnya telah berdiri lebih dari 100 gerai hanya berselang satu tahun.
Sepeda Polygon, sepeda kebanggaan Indonesia
Pada tahun 1989, Polygon mengawali bisnisnya dengan memproduksi sepeda-sepeda untuk diekspor. Selama sepuluh tahun pertama, Polygon fokus untuk branding merek. Adalah Soejanto Widjaja pemilik dan pendiri PT Insera Sena, produsen sepeda Polygon yang berasal dari Sidoarjo.
Memasuki tahun 2000, Polygon mulai melakukan ekspansi dengan membuat pabrik, perakitan, maupun distribusi semua produksi secara global. Bahkan teknologi yang dikenalkan Polygon, yakni teknologi Floating Suspension System, telah diakui oleh dunia pada tahun 2012. Di tahun 2017, Polygon menorehkan prestasi sebagai tim downhill nomor wahid di dunia bersama Polygon UR Team. Hingga kini, produk Polygon dapat ditemukan di lebih dari 33 negara di dunia.
Hokben bukan dari Jepang
Restoran cepat saji yang satu ini begitu populer di Indonesia dengan gerai tersebar di seluruh negeri. Kebanyakan dari kita menyangka jika Hokben berasal dari Jepang, padahal sebenarnya Hokben ini asli dari Indonesia. Berada di bawah naungan PT Eka Bogainti (HokBen), Hendra Arifin sang owner bercerita, jika awal berdirinya Hokben berasal dari kebiasaan pekerja Jepang yang makan siang dengan mengkonsumsi bekal (bento box).
Gerai pertama restoran Hokben didirikan di Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Lalu Hokben membuka cabang pertama di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1990. Pada tahun 2013, restoran ini mengubah namanya dari Hoka Hoka Bento (dalam bahasa Jepang berarti makanan hangat dalam boks) menjadi Hokben. Nama HokBen jauh lebih mudah diingat dan diucapkan.
BACA JUGA: Ronny Lukito, Pengusaha Lulusan STM Pemilik Eiger yang Sempat Dikira Buatan Luar Negeri
Nah demikian beberapa merek yang sering dikira berasal dari luar negeri, padahal merek ini merupakan produk asli asal Indonesia. Meski buatan lokal, tetapi kualitasnya setara dengan produk dari luar negeri.