Korea Utara memang jadi negara sering jadi pusat perhatian, hal itu tak terlepas dengan banyaknya hal unik yang ada di sana. Mulai dari pemimpinnya yang nyentrik hingga kebijakannya yang sangat bertentangan dengan negara lain, semua punya daya tarik. Bahkan sampai banyak orang non-Korut yang mengidolakan pemimpin Kim Jong Un karena saking nyentriknya.
Bicara mengenai Korut, ada isu terbaru dari negeri tersebut yang lagi mendunia. Usut punya usut, adanya kerja paksa anak yatim piatu di bawah umur jadi pemicunya hingga ramai dibicarakan banyak negara. Lalu benarkah itu terjadi? Biar gak penasaran simak ulasan di bawah ini.
Berita kerja paksa yatim piatu yang sedang viral
Beberapa waktu yang lalu, Korut kembali jadi perbincangan dunia karena adanya desas-desus yang tidak enak. Dilansir dari laman BBC, adanya dugaan memakai anak yatim piatu untuk melakukan kerja paksa dalam pembangunan dilakukan oleh Korea Utara.
Adanya beberapa bukti seperti foto membuat banyak lemaga HAM geram. Pasalnya hal ini bukan kali pertama ditemukan bukti Korea Utara melanggar hak asasi para warganya. Beberapa orang yang sempat bekerja di tambang-tambang Korut pun sempat diwawancarai oleh BBC dan kebanyakan dalam kondisi kesehatan yang buruk. Adanya berita anak yatim piatu ini semakin memperparah citra Korut di mata dunia.
Pihak Korea Utara menampik isu tersebut
Lantaran sudah banyak dibahas oleh banyak negara, Korea Utara pun akhirnya memilih untuk berbicara. Kantor berita Korut (KCNA), mengatakan kalau para anak yatim piatu tersebut sebenarnya bekerja secara sukarela tanpa paksaan.
Mereka menyebut kalau ada sekitar 700 anak yang memilih melakukan hal ini demi membuktikan cinta mereka pada negara. Meskipun sebagian besar dari anak-anak itu masih dibawah umur, mereka melakukan pekerjaan yang lumayan berat. Pekerjaan tersebut seperti membersihkan salju di jalan hingga membantu produksi mencapai target mereka. Walaupun begitu, banyak negara yang tak percaya dengan pernyataan tersebut.
Semua dikerahkan untuk menghadapi COVID
Layaknya negara besar lainnya, Korea Utara juga berhadapan dengan pandemi COVID-19. Ada beberapa kasus yang terkonfirmasi di sana hal itu tentunya memaksa negaranya untuk mengabil langkah besar. Salah satunya adalah dengan menutup akses dengan China, bahkan sampai hubungan perdangangannya.
Adanya pemutusan hubungan ini tentunya membuat ekonomi Korut jadi tidak stabil sehingga harus dipikirkan cara untuk mengakalinya. Nah, salah satu cara yang terpikirkan adalah dengan menambah produksi bahkan berkali-kali lipat dari hasil biasa. Alhasil kerja paksa jadi salah satu jalan untuk memenuhi target tersebut bahkan kalau perlu menggunakan jasa anak di bawah umur atau para narapidana di sana.
Kecaman besar dari dunia hingga sekarang
Banyak negara dan lembaga yang sangat kontra apa yang dilakukan Korut ini namun yang paling keras adalah PBB. Bagaimana tidak, selain BBC, ternyata PBB juga salah satu yang mengungkapkan kerja paksa bagi anak di bawah umur yang dilakukan oleh Korut. Temuan ini sudah digembor-gemborkan oleh lembaga dunia itu sejak tahun 2014 dan terus berlangsung hingga sekarang.
Selain masalah kerja paksa, PBB juga menyoroti proyek nuklir yang ada di Korea Utara ini yang selalu mengancam dunia. Bersama Amerika, PBB mencari jalan tengah agar terjadi denuklirisasi di negera tersebut. Namun kenyataannya, Korut tak merespon hal tersebut dan meneruskan programnya.
BACA JUGA: Tambah 3 Aturan Super Ketat, Rakyat Korea Utara Malah Makin Menderita
Entah nantinya akan terbukti atau hanya isu semata, namun yang jelas melakukan kerja paksa untuk anak di bawah umur adalah hal yang salah. Bukan hanya untuk Korea Utara namun semua negara di dunia. Pasalnya bukan waktunya anak tersebut untuk bekerja, melainkan menuntut ilmu hingga sampai usia yang cukup.