Penyanyi Marcellius Kirana Hamonangan Siahaan atau yang akrab disapa Marcell Siahaan, telah memeluk agama Islam. Kabar ini cukup mengejutkan banyak pihak lantaran proses dirinya menjadi mualaf tak terendus media. Netizen pun memberikan ucapan selamat untuk pelantun lagu Firasat tersebut.
Tak banyak yang tahu sebelum memutuskan menjadi seorang mualaf, Marcell sempat melalui perjalanan spiritual yang cukup panjang. Ia menceritakan kisahnya tersebut kepada Daniel Mananta yang diunggah di kanal Youtube Daniel Mananta Network pada Rabu, 31 Maret 2021. Seperti apa kisahnya? Yuk kita simak!
Tertarik dengan beragam agama sedari kecil
Sumber Gambar: digtara.com
Meski masih bocah, Marcell sudah tertarik dengan konsep ketuhanan. Kala itu, ia menikmati program keagaaman yang tayang di stasiun TVRI dan tanpa sengaja ia tertarik mempelajari semua agama mulai dari Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Aliran Kepercayaan. Marcell mengaku salah satu program kesukaannya adalah acara lomba mengaji Musabaqah Tilawati Quran.
“Waktu kecil gua suka banget nonton acara itu while at the same time gua suka juga nontonin acara Mimbar Agama Buddha,” ungkap Marcell.
Gemar mengamati cara umat lain berdoa saat menjadi agnostik
Sumber Gambar: instagram.com/marcellsiahaans
Marcell Siahaan memang terlahir sebagai umat Kristiani namun saat tumbuh dewasa ia meyakini bahwa dirinya adalah agnostik. Agnostik adalah seseorang yang ragu dengan keberadaan Tuhan. Saat menganut agnostik, Marcell gemar memperhatikan apa yang mereka ucapkan dan lakukan ketika beribadah kepada Tuhan.
“Gua suka ngeliatin gimana cara orang salat, apa yang dia bilang, apa yang dia lakukan, gimana caranya. Gua juga suka ngeliatin gimana tante gua yang dari Sumatra waktu saat teduh, nenek gua waktu persekutuan doa,” cerita Marcell.
Sempat menganut beberapa agama sebelum menjadi mualaf
Sumber Gambar: instagram.com/marcellsiahaans
Proses spiritual yang sudah dimulai sedari kecil ternyata cukup berliku. Terlahir sebagai seorang kristiani, sempat menjadi agnostik, hingga menganut agama Buddha tak membuat Marcell berhenti belajar. Ia bertemu dengan banyak orang, belajar banyak hal hingga memahami berbagai macam ritual keagaaman. Ia juga banyak belajar tentang Islam dari sang istri, Rima Melati Adams. Pada akhirnya, Marcell yakin untuk memeluk Islam.
Merasakan ketenangan menjadi umat muslim
Sumber Gambar: instagram.com/marcellsiahaans
Marcell mengungkapkan alasannya memeluk Islam karena keyakinan dan ketenangan diri. Setelah nyaman dan tenang menjadi seorang mualaf, Marcell merasakan sesuatu yang lebih dinamis dalam dirinya. “Gua nyaman, gua senang, gua yakin bahwa segala sesuatu itu ada titiknya. Gua jadi merasa bisa berbuat banyak hal. Menjadikan diri gua sesuatu yang berguna buat banyak orang,” terang Marcell.
Menjadi pribadi yang ikhlas
Sumber Gambar: instagram.com/marcellsiahaans
Marcell juga merasakan bahwa ia menjadi pribadi yang lebih ikhlas. Ia juga memiliki cara pandang tersendiri saat dihadapkan dengan sebuah kondisi. “Menurut gua ajaran yang gua jalani sekarang ini bisa membuat gua menjadi ikhlas dalam melihat semua hal. Melihat banyak hal itu lo harus bener-bener, dalam kondisi yang lo harus berserah, ikhlas gitu,” tutur Marcell.
Sebuah pencapaian spiritual Internal dan eksternal
Sumber Gambar: instagram.com/marcellsiahaans
Selain merasakan hal yang lebih dinamis, Marcell juga mendapatkan pencapaian. Marcell mengatakan tak hanya mendapatkan pencapaian internal, ia juga mendapatkan pencapaian eksternal. Ia pun merasa bahagia dengan pilihan yang ia ambil.
“Jadi bukan hanya melihat ini sebagai pencapaian spiritual internal buat diri gua sendiri, tapi juga eksternal buat orang lain juga,” jelas Marcell.
BACA JUGA: Kisah Hijrah Ki Gendeng Pamungkas, dari Dukun Sakti hingga Tekuni Agama Sampai Akhir Hayat
Perjalanan spiritual setiap manusia memang tidak bisa dipukul rata. Setiap orang memiliki hak untuk memilih keyakinan spiritualnya karena agama adalah urusan personal antara manusia dan Tuhan. Sama seperti keputusan Marcell yang patut dihormati. Meskipun berbeda keyakinan, sebaiknya kita mengutamakan sikap toleransi karena sejatinya semua agama mengajarkan kebaikan.