Belakangan ini banyak berita miris soal perselingkuhan, termasuk salah satunya yang dilakukan oleh seorang pejabat penting di sebuah daerah. Padahal kalau menurut netizen, hampir semua hal dimiliki oleh sang pria. Istri cantik, kedudukan tinggi, harta yang lebih dari cukup. Sayangnya, hanya satu saja yang kurang dari apa yang sudah dimiliki. Yup, kesetiaan.
Belajar setia sendiri bisa dari mana saja, termasuk meneladani kisah seorang kakek bernama Arifin atau yang kerap disapa dengan Mbah Gombloh ini. Dikisahkan bahwa ia selalu menunggui sang kekasih di sebuah emperan toko di kota Malang. Bukan sehari dua hari atau sebulan dua bulan, dikatakan ia setia menunggu sejak tahun 70an. Sayangnya, penantian yang teramat panjangnya itu tak bisa berakhir bahagia.
Kakek Arifin yang setia menunggu
Cerita kakek Arifin cukup dikenal warga sekitar Malang antara tahun 2017-2018. Dikisahkan ia selalu duduk sendirian termangu dalam waktu yang cukup lama. Seperti yang disebut di atas, sang kakek memang menunggu seseorang yang tak lain adalah belahan jiwanya. Dikatakan bahwa ia sudah menunggu seseorang ini sejak tahun 70an, tapi ada yang bilang 80an atau 90an. Berapa pun itu yang jelas kakek Arifin menunggu dalam waktu yang tidak sebentar.
Alasan kenapa sang kakek menunggu
Tentu ada cerita awal mulanya kenapa sang kakek melakukan perbuatan yang membuat orang takjub itu. Menurut cerita yang beredar, diketahui kakek Arifin terpisah dengan kekasihnya di tahun 70an. Alasan terpisahnya sendiri tidak diketahui, tapi yang jelas hal tersebut membuat mereka harus berpencar untuk sementara.
Keduanya kemudian berjanji untuk saling bertemu lagi jika keadaan sudah aman, dan tempat pertemuannya adalah di daerah kakek Arifin menunggu sekarang ini. Begitu situasinya sudah memungkinkan, si mbah pun mulai setiap hari mengunjungi tempat tersebut. Diketahui tempat tinggal sang kakek berada di daerah Ngantang, di mana untuk menuju tempatnya menunggu lumayan jauh.
Tidak pernah bertemu dengan sang pujaan hati
Disebutkan bahwa hampir setiap hari sang kakek menuju tempat perjanjian dengan sang kekasih ini. Setahun, dua tahun, tidak sekalipun sang belahan jiwa menampakkan kehadirannya. Namun kakek Arifin menolak untuk menyerah, ia tetap menunggu hingga belasan bahkan masuk hitungan puluhan tahun. Tempatnya menunggu pun sampai berubah menjadi pertokoan. Tapi lagi-lagi, selama apa pun menunggu, sang kakek pun tidak segera bertemu. Namun kembali lagi, mbah Gombloh menolak untuk menyudahi usaha penantian itu.
Tak pernah lelah menunggu sampai akhirnya berpulang
Kakek Arifin sendiri mungkin tidak pernah tahu bagaimana keadaan sang pujaan hati tatkala ia menungguinya. Apakah masih hidup, ataukah sudah bersama orang lain dan hidup bahagia. Tapi janji yang pernah ia buat mungkin untuknya terlalu suci untuk dikhianati. Sang kakek pun tetap menunggu.
Hingga akhirnya di tahun 2017-2018, penantian sang kakek berakhir. Bukan lantaran ia akhirnya bertemu dengan sang kekasih, tapi ajal menjemputnya terlebih dahulu. Sayangnya, sebelum berpulang ada cerita kurang menyenangkan. Diketahui sang kakek mengalami luka, entah terbentur sesuatu atau tertabrak pengendara yang tidak bertanggungjawab. Sempat mendapat pertolongan medis, namun rupanya Tuhan lebih menginginkan sang kakek untuk pulang.
BACA JUGA: Raja Bhutan Ini Rela Menanti 14 Tahun untuk Menikahi Kekasihnya yang Rakyat Biasa
Dari sang kakek ini kita bisa belajar banyak, tidak hanya soal kukuh memegang janji tapi juga menjaga kesetiaan. Sang kakek pastinya pernah beranggapan bahwa sang kekasih mungkin takkan pernah bisa ditemui atau bahkan sudah hidup bahagia dengan orang lain, tapi ia menolak untuk berhenti menunggu. Hingga akhirnya ajal pun menyapanya terlebih dahulu.