Wajib militer memang jadi salah satu hal yang harus ada di beberapa negara. Misalnya di Korea Selatan, Korut, dan beberapa negara Eropa yang sudah melakukan hal ini sejak lama. Semua bertujuan agar memperkuat pertahanan militer lantaran memang negaranya sering terjadi konflik sehingga mengganggu stabilitas nasional.
Bicara soal wamil, seperti yang kita tahu Thailand juga melakukan hal serupa. Namun bedanya, negara Asia Tenggara ini punya cara unik untuk memilih kadetnya. Ya, Draft Day alias hari undian di mana para pemudanya harus mengadu nasib ikut atau tidak dalam wajib militer. Biar kamu lebih jelas, simak ulasan di bawah ini.
Wamil Thailand ternyata pakai sistem gacha
Wajib militer di negara gajah putih ini ternyata sistemnya agak berbeda dengan yang lain. Pasalnya, mereka menggunakan sistem gacha atau undian. Dilansir dari dari laman Detik, pria di usia 18 tahun hingga 30 tahun wajib mengikuti undian ini, mereka yang terpilih harus melayani negara dengan melaksanakan wajib militer. Para pemuda itu nantinya akan diminta untuk memilih kartu, ada kartu hitam dan merah.
Bagi yang mendapatkan gacha kartu warna merah, merekalah yang mesti melanjutkan proses wamil, nah sedangkan yang mendapatkan hitam bisa lolos dan kembali pada keluarganya. Mau bagaimana lagi, kalau ada pemuda yang tidak melewati proses ini maka hukuman negara bisa menanti.
Rasio kartu merah lebih sedikit dari yang hitam
Namun masih ada harapan bagi para pemuda di Thailand, pasalnya biasanya rasio dari kartu hitam sejatinya lebih banyak ketimbang yang merah. Hal ini terjadi karena, kuota dari wamil ini kadang sudah terisi oleh pemuda yang memang mengajukan diri sebagai volunteer untuk wamil.
Sedangkan kuota lain diisi oleh prajurit resmi yang baru bergabung dengan militer. Nah, barulah sisanya diisi oleh prajurit dari hasil undian. Oleh karenanya, kadang kemungkinan dapat kartu merah cuma 1:3 hingga 1:5. Sehingga, mereka yang dapat kartu merah mungkin memang lagi sial.
Jalur volunteer ternyata juga sangat banyak diminati
Ketimbang jalur undian, volunteer ternyata juga lumayan banyak diminati. Hal ini terjadi karena memang banyak kemudahan yang diberikan kepada mereka. Misalnya saja, para pemuda di jalur ini dapat memilih secara langsung di angkatan mana mereka wamil, entah darat, air, atau udara. Hal ini tidak ditemukan di pemuda yang wamil melalui Draft Day.
Belum lagi, para wamil ini juga bisa dapat potongan waktu dalam melayani negara, tergantung latar belakang pendidikan dan grade poin yang didapatkannya nanti. Nah, grade point ini didapatkan dari kursus yang diadakan menjelang hari wamil. Bahkan, ada peserta wamil yang menjalani pelayanan selama 6 bulan saja karena poinnya bagus, oleh sebab itu banyak yang minat masuk di jalur ini.
Para biksu dan ladyboy pun juga wajib ikut
Kembali lagi pada Draft Day, sejatinya sistem ini diberlakukan pada semua pemuda tak peduli latar belakangnya. Oleh sebab itu akan sering dijumpai para ladyboy bahkan pemuka agama Budha yang melakukan gacha wamil. Nantinya jika memang mereka mendapatkan kartu merah, maka selanjutnya harus beberapa tes fisik serta kelayakan lain agar dinyatakan resmi untuk mengikuti wamil.
Pun demikian ketika sudah ada di barak, entah itu ladyboy atau pun biksu akan diperlakukan sama dengan peserta yang lain. Mungkin perbedaannya mereka akan dipilihkan tugas yang tidak bertentangan dengan latar belakangnya, misalnya seorang biksu tak boleh membunuh sehingga ditempatkan di bagian dapur.
BACA JUGA: Potret Ladyboy Cantik Thailand Daftar Wamil yang Bikin Pria Gagal Fokus
Cukup menarik ya melihat wamil di Thailand ini, namun demikian ada pro dan kontra yang selalu menyertai. Mau bagaimana lagi, negeri gajah putih itu memang sering terlibat konflik dengan tetangganya Kamboja. Oleh sebab itu, jaga-jaga dengan melakukan wamil perlu dilakukan di negara sana.