Siapa sih yang tak takut melawan wabah corona? Tak kasat mata memang, tapi satu kali sudah terinfeksi maka nyawa menjadi taruhannya. Apalagi, untuk mereka yang sudah usia lanjut dan punya penyakit bawaan, maka saat sudah terinfeksi virus corona, butuh waktu lebih lama untuk bisa sembuh. Dua golongan di atas disebut sebagai orang paling rentan yang bisa meninggal karena corona.
Hingga saat ini, lebih dari 100 negara yang sedang melawan pandemi ini. Pemerintah dan petinggi di negara itu melakukan berbagai macam hal untuk mencegah corona berkembang dan memakan lebih banyak korban. Namun, masih ada pula negara yang tidak terkena virus, bahkan beberapa ada yang membebaskan penduduk mereka berkeliaran di luar rumah tanpa harus karantina.
Di Belarus, warga masih bisa menonton bola dan teater
Saat ini, Eropa menjadi pusat berkembangnya virus corona. Salah satunya adalah Italia –yang sempat mengalami lumpuh total—karena virus yang sangat menyebar dengan cepat. Selain itu, Perancis, Jerman, Austria, Inggris, Spanyol, Kroasia, Finlandia, Swiss, bahkan Romania, melakukan penanganan masing-masing untuk mencegah corona berkembang lebih luas lagi. Namun, ada satu negara yang tampaknya aman-aman saja dan tak peduli dengan pandemi ini, yakni Belarus.
Bertetangga dengan Ukraina dan Russia yang sudah menutup semua sekolah, Belarus malah tak mempermasalahkan rakyatnya yang berkeliaran di luar rumah. Bahkan, mereka masih bisa menonton pertandingan bola dan teater. bahkan, Presiden Belarus, Aleksandr Lukashenko, mengatakan negaranya tak perlu mengambil langkah-langkah khusus menghadapi atau mengantisipasi wabah virus corona, seperti melansir dari suara.com. Orang yang terkena corona di negara ini juga hanya menjalani karantina selama setengah atau dua pekan saja, setelahnya boleh pulang.
Aktivitas seperti biasa di Swedia
Swedia juga masuk dalam daftar negara di Eropa yang tidak terlalu ketat dengan karantina selama masa pandemi corona. Di saat negara tetangganya sudah menerapkan aturan untuk #stayhome, para penduduk Swedia masih menjalani aktivitas seperti biasanya. Mereka bermain di alun-alun kota, menikmati udara di luar rumah, berjalan di trotoar, bahkan klub malam yang notabenenya tempat berkumpul banyak orang masih beroperasi.
Namun, bukan berarti pemerintah tak memberikan kebijakan sama sekali ya. Di Swedia ini lebih banyak imbauan daripada aturan yang ketat. Pemerintah juga menganjurkan kalau lansia (terutama yang sakit) untuk lebih baik di rumah saja. Mencuci tangan juga tak kalah penting dari semuanya.
Membiarkan masyarakat terkena virus
Negara Inggris dan Belanda belum lama ini tampak membicarakan solusi untuk masalah virus corona ini. Pilihan terakhir yang sempat mereka diskusikan adalah membiarkan warga terkena virus tersebut sehingga akan menciptakan “kekebalan massal” atau yang disebut juga dengan “herd immunity”.
Dutch Prime Minister Rutte has just done his country the courtesy of explaining why he has adopted a response based on herd immunity principles. He has placed the interests of the economy over containing the virus https://t.co/cJaxwoe2dH
— Bill Bowtell AO (@billbowtell) March 17, 2020
Ide tentang kekebalan massal ini disampaikan oleh Sir Patrick Vallance, penasehat utama bidang sains pemerintah Inggris. Akan tetapi, kebijakan ini tampaknya ditentang oleh para ilmuwan. Belanda sendiri, menilai bahwa upaya untuk ‘lockdown’ mungkin tidak efektif diterapkan di negara mereka.
BACA JUGA: Bandelnya Warga+62 Saat Wabah Corona Ini Bikin Polisi Naik Darah, Ada yang Nekat Arisan
Selain beberapa negara di atas yang masih belum total ‘lockdown’ bahkan punya ide untuk terapkan kekebalan massal. Juga ada negara yang masih kebal akan corona. Negara seperti Eswatini, Namibia, Suriah, Myanmar, Angola, Ethiopia, bahkan Kenya tercatat belum ada terduga corona di dalamnya. Selain melakukan sejumlah upaya karantina diri dan selalu menjaga kebersihan, tak lupa kita juga berdoa semoga wabah ini segera mereda.