Sebagai sosok pengusaha kelas kakap di zamannya, sosok Liem Sioe Liong atau kelak dikenal sebagai Soedono Salim merupakan tokoh sukses yang tak lepas dari keberadaan Soeharto. Bersama dengan pemimpin yang telah 32 tahun berkuasa tersebut, ia sukses membangun kerajaan bisnisnya hingga menggurita di Indonesia.
Namun siapa sangka jika hal tersebut harus dilalui oleh dirinya dengan usaha keras. Tidak mudah menjadi seorang Liem Sioe Liong di kala awal-awal dirinya merintis bisnis. Sebagai seorang perantauan dari tanah China, pelabuhan Surabaya menjadi tempat awal berpijak saat tiba di Indonesia. Dari sana, ia merajut kisahnya dari bawah hingga menjadi seorang konglomerat sukses.
Pengusaha yang dikenal sebagai pemilik merek mie instan ternama di dunia
Nama Liem Sioe Liong merupakan sosok di balik kesuksesan Salim Group, yang dikenal memiliki produk berkelas internasional. Salah satunya adalah mie instan dari perusahaan makanan yang bernama Indofood Sukses Makmur, yang kini produknya telah tersebar hingga ke mancanegara.
Lari dari pendudukan Jepang hingga akhirnya terdampar di Surabaya
Namun sebelum dirinya sukses sebagai pengusaha, Sioe Liong harus melewati fase yang getir dalam hidupnya. Saat itu, dirinya memutuskan pergi ke Indonesia setelah kampung halamannya, Futching, diserang oleh tentara Jepang. Pelabuhan Surabaya menjadi pijakan awal bagi dirinya saat tiba pertama kali di tanah air.
Berbisnis dengan militer Indonesia dan bertemu dengan Soeharto
Suasana Indonesia yang kala itu masih diselimuti perang melawan Belanda, membuat Sioe Liong kerap berhubungan dengan para laskar dan tentara republik. Menurut tulisan Richard Robison dalam Soeharto dan Bangkitnya Kapitalisme Indonesia yang dikutip dari Historia.id mengatakan, Sioe Liong berperan sebagai pemasok bahan makanan, pakaian serta obat-obatan. Dari situ pula, dirinya bertemu dengan Soeharto.
Hubungan baik dengan Soeharto yang membuat bisnisnya semakin moncer
Sioe Liong yang dipercaya oleh Soeharto selaku Panglima Divisi Diponegoro di Semarang, Jawa Tengah, menyuruhnya untuk memenuhi kebutuhan logistik pasukannya. Sejak saat itu, hubungan keduanya semakin akrab. Pun saat Soeharto menjadi Presiden RI ke-2, ia memperoleh berbagai kemudahan dalam menjalankan bisnis. Salah satunya diizinkan sebagai pemasok cengkeh lewat PT Mega yang mendominasi pasar pada tahun 1968.
Kelompok empat serangkai yang bisnisnya berkembang di berbagai bidang
Sebagai pengusaha, Liem juga sempat menjalin kerjasama dengan Sudwikatmono, Djuhar Sutanto dan Ibrahim Risjad dan membentuk CV Waringin. Keempat orang ini dijuluki sebagai empat serangkai (Gangs of Four) dengan bisnisnya di bidang impor kopi. Kelak, Sioe Long juga dikenal sebagai pemilik dari nama bisnis dengan awalan Indo- seperti Indomobil (mobil), Indofood (makanan), Indomilk (susu), Indomaret (swalayan), Indocement (semen) dan BCA (Bank Central Asia).
BACA JUGA: Eka Tjipta Widjaja, Pemilik Sinarmas Group yang Sempat Jualan Barang Bekas Zaman Penjajahan
Saat Soeharto terjungkal pada 1998 silam, Sioe Liong juga terdampak dari huru-hara tersebut hingga membuat rumahnya dibakar massa. Alhasil, dirinya pun terpaksa mengungsi ke Singapura hingga akhir hayatnya. Sosok pengusaha besar itu wafat pada Minggu, 10 Juni 2012.