Nama Novel Baswedan sempat menjadi perbincangan publik setelah peristiwa penyiraman air keras yang menimpanya pada 11 April 2017 silam. Meski banyak spekulasi dan komentar yang mengiringi kejadian nahas tersebut, toh kasus dan pelakunya masih samar dan belum terungkap hingga kini.
Meski demikian, rasa hormat dan apresiasi memang layak diberikan pada Novel. Penyidik KPK kelahiran 22 Juni 1977 itu, dikenal gigih dan tak pandang bulu dalam upayanya memberantas tindak korupsi. Beberapa kasus besar yang menyangkut nama-nama pejabat elit di negeri ini, berhasil dibongkar oleh dirinya. Siapa sajakah mereka?
Kasus suap cek pelawat Deputi Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom
Pada tahun 2011 silam, Novel terlibat dalam menangani perkara besar yang menyeret eks Deputi Gubernur BI Miranda S Goeltom. Dilansir dari Kumparan, kasus tersebut merupakan tindakan penyuapan saat pemilihan Dewan Gubernur Senior Bank Indonesia. Nilainya pun sangat besar, yakni Rp 20,8 miliar.
Korupsi proyek simulator SIM di tubuh Korlantas Polri
Sosok Novel mulai menjadi perhatian publik saat berhasil mengungkap skandal korupsi di tubuh Korlantas Polri. Kasus yang terjadi pada 2012 silam itu, merupakan tindak pidana korupsi simulator SIM yang melibatkan salah satu pejabat senior Polri, Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Alhasil, Kepala Korps Lalu Lintas itu divonis 18 tahun penjara di tingkat kasasi.
Megakorupsi E-KTP yang melibatkan nama-nama pejabat di Indonesia
Salah satu kasus besar lainnya yang ditangani oleh Novel adalah, saat ia berhasil perkara korupsi pengadaan KTP elektronik pada tahun anggaran 2011. Tak main-main, kasus yang menyeret sejumlah nama pejabat itu diduga merugikan negara sebesar Rp 2,3 triliun. Uniknya, Novel Baswedan sempat dikonfrontir dalam sidang dengan saksi Miryam S. Hariyani seperti yang dikutip dari Nasional Tempo.
Kasus suap Ketua MK Akil Mochtar senilai Rp 58 triliun
Perkara suap yang melibatkan Ketua MK Akil Mochtar, memang menjadi salah satu skandal dalam tubuh penegakan hukum di Indonesia. Novel pun turut menangangi kasus tersebut bersama rekan-rekannya di KPK. Akil sendiri terlibat suap perkara sengketa pilkada di beberapa daerah sepanjang tahun 2011 hingga 2012, dengan nilai sebesar Rp 58 triliun.
Korupsi besar-besaran Wisma Hambalang yang menyeret petinggi Partai Demokrat
Selain proyek e-ktp, megakorupsi yang juga berhasil diungkap oleh Novel Baswedan adalah kasus pembangunan Wisma Hambalang. Perkara besar itu pun menyeret sejumlah tokoh penting, salah satunya adalah mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, yang sempat melarikan diri ke Kolombia. Alhasil, peristiwa yang terjadi pada 2011 silam itu, diduga ikut menggerus Partai Demokrat yang berkuasa saat itu.
BACA JUGA: Menilik 3 Saksi Kunci Kasus Korupsi yang Semuanya Ditemukan Meregang Nyawa
Melihat deretan kasus besar di atas, tak heran jika pelaku korupsi di negeri ini merasa khawatir dengan sepak terjang Novel bersama KPK. Entah mungkin takut terbongkar, teror dan ancaman kerap ditujukan pada penyidik senior di komisi antirasuah itu Termasuk peristiwa penyiraman air keras, yang kasusnya kini belum jelas rimbanya.