Cerita horror memang selalu menarik untuk disimak. Ya, walaupun pada dasarnya, setelah membaca banyak yang ketakutan dan tidak bisa tidur, rasa penasaran tetap bisa mengalahkan rasa takut. Enggak heran dong, kalau sekarang lapak horror punya pasarnya sendiri yang mulai diminati banyak orang.
Satu dari jutaan kisah yang diceritakan adalah KKN Desa Penari, yang sekarang sedang viral dan dibahas di berbagai platform media. Setiap pembaca mengakui kalau kisah ini seram dan membuat bulu kuduk berdiri. Namun, tak sedikit pula yang menganggap bahwa apa yang ditulis tak lebih dari sekadar hiburan belaka. So, mana yang benar ya? Simak deh ulasan Boombastis kali ini.
Cerita yang pertama kali diulas di Twitter
Cerita ini sebenarnya sudah cukup lama ada di Twitter. Diceritakan oleh pengguna anonym yang memakai nama @SimpleMan pertama pada 24 Juni lalu dengan tajuk KKN di Desa Penari. Rupanya, setelah part 1, penulis melanjutkan lagi part 2 (menurut sudut pandang Nur), yang ditulis pada 20 Juli. Si penulis juga menceritakan jika pada awalnya, ia tak diperkenankan memposting dan menceritakan kembali kisah tersebut, karena menyangkut nama baik kampus dan juga tempat di mana KKN itu diadakan. Namun, setelah penulis mengatakan bahwa banyak pelajaran yang bisa diambil dari sana, si pemilik cerita mengizinkan.
Malam ini, gw akan bercerita sebuah cerita dari seseorang, yang menurut gw spesial. kenapa?
karena gw sedikit gak yakin bakal bisa menceritakan setiap detail apa yang beliau alami,
sebuah cerita tentang pengalaman beliau selama KKN, di sebuah desa penari.
— SimpleMan (@SimpleM81378523) June 24, 2019
Cerita berpusat pada 6 tokoh (Ayu, Nur, Widya, Bima, Anton, dan Wahyu) –yang tentu saja merupakan nama samaran. Mereka melakukan KKN di sebuah desa di kota B (Jawa Timur) pada tahun 2009. Namun, sejak awal KKN tersebut sudah tidak beres, karena kepala desanya di awal sudah tak mengizinkan mereka mengadakan kegiatan kampus di sana. Namun, karena para mahasiswa meminta sampai memohon, 6 orang tersebut diizinkan. Selanjutnya, dari sinilah semua kengerian itu terjadi, hingga KKN itu memakan korban jiwa. Untuk lebih lengkapnya kamu bisa membaca di dua versi ini
Versi Widya: https://twitter.com/SimpleM81378523/status/1143120562761261056
Virsi Nur: https://twitter.com/SimpleM81378523/status/1152570021282844673
Diulas ulang dalam YouTuber Raditya Dika dan beberapa podcast
Cerita ini kemudian dibahas ulang oleh Raditya Dika dalam Paranormal Experience di channelnya. Sayang, bahasan Radit hanya mengulas versi Widya saja, sehingga banyak netizen yang mengaku kurang dapet feel-nya bila dibandingkan dengan versi asli thread Twitter.
Tak hanya Radit saja loh, Gaes, kanal YouTube ayunin nisa, Hirotada Radifan, serta beberapa kanal lain dan juga podcast. Dalam sekejap saja, cerita ini tersebar dan menuai banyak perdebatan. Ada yang bilang seram banget, ada pula yang bilang itu hanya imajinasi cerdas sang pengarang saja. Kalau kamu penasaran boleh baca di link di atas ya, Sahabat.
Pengakuan dari sang penulis cerita
Nah, setelah kisah ini viral dan banyak menimbulkan pertanyaan apakah memang kisah ini terinspirasi dari true story atau tidak, sang penulis memberikan konfirmasi melalui akun Twitternya. Ia mengatakan kalau sebenarnya, kisah itu memang bukan bualan belaka. Ia awalnya mendengar pembicaraan ibunya secara tak sengaja dan tertarik mengulik lebih banyak.
Sepertinya. Akhir-akhir ini ada yg viral ya?
Ya sudahlah, sebenarnya saya tidak mau menulis ini, tapi sepertinya harus ya, biar apa yg sebelumnya saya bagi ini tidak disalahgunakan oleh orang tidak bertanggung jawab.
— SimpleMan (@SimpleM81378523) August 26, 2019
Karena itulah ia meminta diantarkan kepada sang pemilik cerita (dalam hal ini Mbak Nur dan Mbak Widya) untuk diceritakan kembali. Jadilah dua utas cerita yang sudah tersaji di atas. Nah, untuk jumlah memang sengaja hanya dibuat 6 orang, karena mereka berenam yang lebih berhubungan dengan cerita. Jumlah sebenarnya ada 14 orang.
Muncullah para detektif dadakan
Setelah diceritakan ulang beberapa fakta di balik pembuatan cerita, ada banyak sekali netizen yang mencoba menebak nama daerah dan desa di mana KKN tersebut dilaksanakan. Bahkan ada pula yang mencoba mencari foto asli Bima, mencari orang-orang yang terlibat langsung di dalamnya. Bahkan, di kolom komentar Raditya Dika ada yang mengaku kalau dirinya lahir dan besar di desa tersebut.
https://twitter.com/rizkimasjahri/status/1165867475533086721
Hanya, menjelang masuk usia remaja mereka disuruh orangtuanya merantau, karena anak-anak remaja gampang sekali digoda para lelembut. Tak hanya itu saja, salah satu akun Twitter @Tim Pencari Fakta KKN Desa Penari, bahkan ada yang mengulas langsung nama-nama tempat yang ada di cerita. Serem banget ya kalau netizen di Indonesia udah kepo level dewa begini~
BACA JUGA: Cerita Para Mahasiswa KKN di Kampung Dayak yang Bikin Bulu Kuduk Langsung Berdiri
Nah, terlepas dari apakah cerita ini memang asli atau sudah dibumbui dengan berbagai macam plot fiktif, ada pelajaran yang bisa kita ambil. Kalau berkunjung ke tempat orang, maka tetap junjung sopan-santun dan jangan sekali-kali melakukan hal yang bertentangan dengan moral. Apalagi kalau kamu di tempat-tempat yang masih kental dengan adat dan budayanya, maka patuhi apa yang sudah menjadi aturan warga sekitar, jika tak ingin menuai bahaya seperti Ayu dan Bima.