Kondisi Afghanistan yang porak poranda karena didera konflik bersenjata selama bertahun-tahun, membuat wajah negaa di kawasan Asia Tengah itu carut marut tak karuan. Alhasil, banyak dari warganya yang terpaksa harus rela hidup bersanding dengan benda-benda militer berbahaya seperti bom dan mortir.
Hal mengerikan tersebut, terjadi di sebuah desa yang bernama Qezelabad. Dilansir dari bbc.com, rumah warga maupun bangunan yang ada di wilayah itu hampir seluruh konstruksinya menggunakan mortir dan bahan peledak lain sisa perang Uni Soviet beberapa waktu silam. Bisa dibilang, warganya makan tidur bersama bom-bom tersebut. Hiii…
Berawal dari keterlibatan pasukan Uni Soviet di Afghanistan
Dilansir dari di.rbth.com, pasukan militer Uni Soviet merupakan prajurit asing yang terlibat konflik militer di Afghanistan. Hebatnya, mereka menyamar sebagai warga lokal setempat dan aktif mengikuti perang saudara yang meletus pada akhir 1920-an di negara itu. Akibatnya pun sungguh fatal. Selain mengubah wajah Afganistan menjadi porak poranda, sejumlah peninggalan berupa benda militer aktif juga ada di sana. Hal inilah yang akhirnya dimanfaatkan oleh warga lokal sebagai bahan untuk pondasi rumah maupun bangunan lainnya. Bom yang ada kebanyakan peninggalan perang pada tahun 1980an.
Peninggalan perang yang dimanfaatkan oleh warga lokal
Saat ini, benda-benda militer peninggalan Uni Soviet banyak tersebar di DesaQezelabad, sebuah wilayah di Afghanistan yang berdekatan dengan Bandara Internasional Mazar-i-Sharif. Laman bbc.com menuliskan, ada lebih dari 400 bom sisa perang yang digunakan oleh warga. Bukan sebagai penyuplai amunisi untuk berperang, melainkan dipakai untuk keperluan rumah tinggal dan bangunan penunjang aktivitas warga lainnya.
Digunakan untuk menyangga berbagai bangunan
Karena telah lama berada di wilayah pemukiman Qezelabad, para warga mengganggap bom tersebut tidak meledak dan aman digunakan. Dilansir dari bbc.com, masyarakat setempat menggunakan benda berbahaya tersebut sebagai penyangga rumah, penahan pintu dan bahkan jembatan umum yang bisa digunakan sehari-hari. Bahkan, ada sebuah rumah salah seorang warga yang menggunakan tujuh benda mirip torpedo sebagai atap rumahnya. Ckckck….
Tidur dan makan dengan bom aktif yang dapat meledak sewaktu-waktu
Karena kondisi demikian, bisa dibilang kehidupan warga di Qezelabad bersanding erat dengan bom-bom tersebut. Mulai dari bangun tidur, makan, bermain maupun kegatan lainnya, tak lepas dari bahan peledak yang telah menjadi tempat tinggal mereka. Ironisnya, para warga perempuan yang sehari-hari beraktivitas di kawasan itu, baru mengetaui akan dampak bahaya yang ditimbulkan setelah adanya sosialisasi atas hal tersebut.
Dibersihkan oleh tim penjinak bom karena dianggap berbahaya
Tak menunggu lama, sebuah Tim penjinak bom khusus diturunkan untuk membersihkan bom dan benda berbahaya lainnya dari desa tersebut. Menurut pengakuan Tim Penjinak Bom bernama Abdul Rahman yang dikutip dari bbc.com, ia menemukan sebuah rumah yang di dalamnya berisi 26 roket atau setara dengan 1200 kg bahan peledak. Alhasil, semua benda berbahaya itu segera dipindahkan dan dilepas secara hati-hati karena rawan terkena benturan maupun gesekan. “Jika meledak, seluruh desa bisa hancur,” kata Abdul Rahman yang dikutip dari bbc.com.
BACA JUGA: 10 Potret Damainya Afghanistan yang Bak Surga Sebelum Taliban datang Menyerang
Sudah sepantasnya kita yang tinggal di Indonesia seperti saat ini, bersyukur karena negeri nya aman, damai dan jauh dari konflik seperti Afghanistan di atas. Terlebih, kondisi masyarakat di desa Qezelabad yang sewaktu-waktu bisa ‘out’ kena ledakan bom yang menjadi pondasi rumahnya, tidak kita rasakan di bumi Indonesia tercinta ini.