Kejahatan penyalahgunaan narkoba di Indonesia sama daruratnya seperti pembunuhan. Setiap hari ada saja warga yang kedapatan mengkonsumsi barang haram tersebut, entah itu dalam bentuk serbuk yang dijual eceran, atau bahkan yang ditanam secara sembunyi-sembunyi di tempat yang tak tercium oleh pihak berwajib.
Ganja atau Mariyuana ini jelasnya digunakan untuk berpesta pora dan mabuk-mabukan. Bagi yang ketahuan memiliki barang tersebut, maka dipastikan mereka akan mendapat hukuman setimpal dan barang haramnya disita lalu dibakar. Di Indonesia, sebanyak apapun barangnya, ide pemusnahan yang banyak digunakan adalah pembakaran. Akan tetapi, hal ini menuai banyak kontra karena dinilai bukannya menyelesaikan, malah menambah banyak masalah.
Pembakaran ganja membuat orang mabuk sekampung
Perihal bakar membakar ganja ini, Indonesia bahkan menjadi sorotan media asing dailymail.co.uk. kejadian tersebut sebenarnya sudah lama sekali terjadi, yakni pada 2015 lalu. Melansir Kompas.com, ketika itu, pemusnahan ganja sebanyak 3,3 ton di lapangan Polsek Palmerah, Jakarta Barat, membuat pusing warga yang ikut menyaksikan pemusnahan barang haram tersebut. Jelas saja, dengan jumlah yang luar biasa banyaknya, asap pembakaran ganja menyebar ke berbagai sudut, termasuk masuk ke dalam rumah warga yang ada di sekitar lokasi pembakaran. Beberapa warga yang berada di sekitar lokasi mengaku pusing karena terhirup asapnya. Lha, yaiya bikin pusing, lha yang dibakar ada ber ton-ton, bisa-bisa nge-fly dan mabok tuh!
Pembakaran ganja tak hanya sekali saja
Metode ini bukan kali pertamanya dilakukan oleh pihak kepolisian. Pada awal tahun 2018 lalu, Kepolisian Metro Jakarta Utara memusnahkan sabu dan ganja di halaman Mapolres Jakarta Utara. 42,6 gram ganja dimusnahkan dengan cara dimasukkan ke dalam drum dibakar, sedangkan sabu-sabu dimasukkan ke dalam blender, bukan dijadikan juice ya, tapi dimusnahkan juga, Sahabat. Mengapa kok metode yang digunakan adalah blender dan bakar? Nah, menurut Kapolres Jakarta Barat Komisaris Besar Fadil Imran ketika itu, pemusnahan ini bentuk keseriusan polisi memberantas peredaran narkoba. Sebab narkoba sudah menyasar semua kalangan, sampai tingkat dasar. Sehingga dua cara di atas adalah yang paling tepat.
Kontra yang timbul dari masyarakat
Ternyata, meskipun dinilai memberantas narkoba sampai akarnya, metode ini malah menuai kontra. Ya, tau sendiri-lah bagaimana proses pembakaran yang terjadi. Banyak yang menanyakan bahwa ‘apakah pembakaran barang bukti dengan tujuan agar tidak digunakan ulang ini bisa dianggap nyimeng bareng?’. Karena dalam proses pembakaran sendiri yang ikut enggak cuma polisi doang, ada wartawan, ada petugas lain, dan bahkan ada warga biasa. Nah, kalau asapnya pada ke mana-mana dan dihirup sama semua orang di sana, sampai yang katanya membuat pusing kepala, kan malah jatuhnya nyimeng bareng bukan?
Adakah cara lain selain bakar dan blender yang sering diterapkan selama ini?
Selain di Jakarta, di di Bandung pernah ada kejadian serupa. Kalau itu, pembakaran ganja dilakukan di Lapangan Gasibu. Dalam acara tersebut, ada banyak warga yang ingin melihat, yang pastinya mereka menginkan nge-fly gratis tanpa harus beli dan ditangkap polisi. Ya, hal ini jelas menjadi polemik tersendiri. Selain dibakar, apa tidak ada cara lain yang dipakai sehingga tak perlu membuat warga sekitar teler berjamaah? Kalau menurut tweet Dee Lestari, ganja ini bisa juga kan disiram menggunakan cairan inokulen terus dijadiin sebagai kompos. Solusi seperti ini lebih ramah lingkungan dan tak ada tragedi isap ganja gratis.
BACA JUGA: Miris, 4 Daerah di Indonesia Ini Ternyata Merupakan Pemasok Ganja Dunia
Pemusnahan tak terbatas pada basmi ganja melalui pembakaran saja, ganja yang masih ditanam di lahan pun dimusnahkan dengan cara yang sama, bakar lahannya. Karena hal ini banyak netizen yang bertanya ‘kalau begini caranya, termasuk perusakan hutan enggak sih?’. Kalau menurut kalian bagaimana gaes, silakan tinggalkan komentar di bawah ya!