Kisah persahabatan lintas agama banyak ditemui mulai dari zaman nabi bahkan hingga sekarang ini. Salah satunya adalah kisah yang dialami oleh Abdul karim yang bersahabat dengan seorang Ratu Victoria yang memimpin Inggris waktu itu.
Ada banyak hal yang bisa dipetik dari cerita hidup seorang Abdul Karim, mulai dari saat menjalin persahabatan dengan Ratu, hingga saat – saat hidup setelah kematian Ratu Victoria, seperti apa cerita selengkapnya? berikut ini informasinya.
1. Sebelum Bertemu dengan Ratu
Karim adalah seorang pemuda yang tampan, lahir dari keluarga muslim tahun 1863 di dekat Jhansi, India. Ia merupakan putra Haji Muhammad Wazirudin, seorang asisten di sebuah Rumah sakit. Sejak kecil ia diajari banyak hal oleh sang ayah, termasuk keahliannya dalam bidang bahasa yang nantinya akan membawanya pada Ratu Victoria.
Negara India yang saat itu menjadi negara jajahan harus mengirimkan beberapa hasil tenunan ke Inggris. Dan beberapa merupakan hasil pilihan Karim sendiri. Kebetulan saat itu Ratu Victoria memerintahkan seorang pejabat untuk merekrut 2 orang petugas dari India untuk diperkerjakan di Inggris. Dan salah satu yang terppilih adalah Abdul karim, Itulah awal mula ia menjalin hubungan baik denga penguasa Britania saat itu.
2. Menjadi Pelayan Istana
Dua orang petugas yang terpilih tiba di Istana Windsor pada bulan juni 1887, setelah sebelumnya menempuh perjalanan laut dengan menggunakan kapal. Tugas pertama kali yang diberikan kepada mereka adalah melayani Ratu saat sarapan.
Walaupun bekerja di lingkungan orang yang tidak beraga Islam, ternyata tidak membuat mereka terhalang dalam melaksanakan ibadahnya. Bahkan Ratu Victoria sendiri merasa puas dengan pelayanan dari kedua pelayan barunya itu. Terutama pada Abdul Karim, karena belum lama bekerja di Istana, tapi ia dipercaya mengajari Ratu bahasa Urdu. Dan sebaliknya, karim diperintahkan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya. Jabatannya pun dinaikan dari seorang pelayan ke posisi seorang Munshi.
3. Kecemburuan Anggota Keluarga Kerajaan
Awal cobaan berat yang menimpa Karim berawal dari kecemburan para anggota keluarga kerajaan, yang tidak suka dengan kenaikan posisi yang dicapainya dengan cepat dan kedekatan Ratu dengannya.
Ditambah lagi dengan saat dimana Ratu mengharapkan bahwa para keluarga kerajaan dapat menerima Karim dan berbaur dengannya, tapi ditolak oleh mereka. Pangeran Wales dalam sebuah acara kerajaan, bahkan menempatkan karim bersama dengan para pelayan. Tapi Ratu tak tinggal diam melihat ini, ia secara pribadi memintanya duduk di antara keluarga kerajaan.
4. Kematian Ratu Victoria
Seorang Karim telah menunjukan bahwa seorang muslim harus bisa memberikan toleransi terhadap orang yang memeluk agama lain. Tak hanya melakukan pekerjaanya dengan baik, tapi juga menjadi sahabat yang baik bagi Ratu Victoria. Bahkan ia mendapatkan berbagai macam pemberian dari sang Ratu salah satunya adalah sebuah tanah di Agra.
Tapi sayang, itu sumua berakhir setelah kematian Ratu Victoria, Pangeran wales dimahkotai menjadi Raja Edward VII yang selama ini menunjukan ketidaksukaannya pada Karim, memutuskan untuk mengembalikan Karim ke India. Bahkan memerintahkan penyitaan dan memusnahkan surat – suratnya untuk mendiang Ratu Victoria. Dan lebih dari seabad setelah itu, tidak ada seorang muslim lagi yang dapat meraih posisi seperti yang didapatkan olehnya.
Karim Kemudian tinggal dengan tenang di sebuah perkebunan dekat Agra yang telah disiapkan Ratu Victoria sebelumnya, Sampai akhir hayatnya pada usia 46 tahun. Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa kerukunan antar umat beragama dalam hal berperilaku dan toleransi juga bisa mendatangkan kebaikan satu sama lainnya.