Mungkin kamu sudah tidak asing dengan para pengemis bersapu lidi yang ada di sepanjang jalan Indramayu. Mereka sebenarnya adalah pengemis yang menunggu para pengemudi melemparkan koin ke jalan. Nah, mitosnya koin yang dilempar tersebut merupakan bentuk perdamaian agar para pengendara aman dan selamat dari bahaya.
Ternyata hal yang sama juga terjadi di salah satu jalur maut di Banyumas, tanjakan Krumput tepatnya. Uang koin yang dilemparkan oleh pengemudi akan dipungut oleh para penduduk yang tinggal di sekitarnya. Hal tersebut mungkin juga menjadi sumber penghidupan mereka. Lebih lengkap lagi mengenai fenomena satu ini, simak uraian berikut ya!
Jalur Krumput yang disebut angker
Jalur Krumput adalah salah satu dari banyak tempat keramat yang dianggap angker oleh para pengendara. Bagaimana tidak, dulunya tempat tersebut merupakan saksi tewasnya tentara Jepang dalam perang tahun 1941. Karena hal tersebutlah warga percaya kalau wilayah tersebut sering meminta ‘tumbal’, buktinya banyak sekali mobil yang bablas ke jurang karena kecelakaan. Sebagai ucapan permisi, para sopir sering melempar koin ke jurang dan jalan tersebut. Tujuannya sih agar selamat dari maut.
Koin yang dipungut oleh para pengemis
Sama seperti kasus yang terjadi di jalan Indramayu. Para pemungut koin ini akan berangkat ke hutan Krumput pagi-pagi sekali dan mencari koin yang dibuang oleh para pengemudi di malam harinya. Namun, semakin ke sini semakin banyak orang yang menunggu langsung di jalan atau di hutan agar koin bisa langsung dicari dan diambil tanpa takut didahului oleh yang lain. Ya, dalam kasus ini ketika pagi hari para pemungut koin akan berlomba-lomba, sehingga dapat dipastikan hasilnya akan sangat sedikit.
Memakai obor karena jalan tak ada penerangan
Jalur ini tak hanya curam dan menanjak saja, tetapi juga belum dilengkapi penerangan yang memadai. Seiring dengan waktu, pemungut koin tak hanya dari golongan orangtua saja, tetapi juga anak-anak sampai orang yang lanjut usia. Mereka akan berjaga selama 24 jam, duduk di bahu jalan menunggu aksi lempar para sopir. Karena jalan belum dilengkapi lampu, para pemungut ini menggunakan obor minyak tanah. Uniknya lagi, para pelaku ini kebanyakan berasal dari daerah sekitar Krumput seperti Karangsalam, Karangrau, dan Pageralang.
Mendapat larangan dari Pemda karena bisa mencelakakan
Fenomena ini sebenarnya cukup meresahkan pemerintah daerah, pasalnya ada banyak hal buruk yang bisa menjadi akibatnya. Melemparkan koin bisa membuat para ‘pengemis’ ini tidak produktif. Selain itu, hal terbut juga bisa membahayakan baik pengemudi atau pencari koin. Sementara itu, bagi orangtua yang membawa anak-anaknya, tentu akan berdampak pada kesehatan mereka jika terlalu sering menghisap asap kendaraan. Dilansir dari berbagai sumber, sejak lama pemerintah setempat sudah memasang larangan di sepanjang jalan, tapi semua usaha tersebut sia-sia. Ditambah, para sopir juga sudah terlanjur percaya bahwa lempar koin merupakan tradisi buang sial, agar selamat.
Ya, hingga sekarang di jalur ini bisa ditemukan orang membawa obor dan memungut setiap koin ayan dijatuhkan. Mereka tak ambil pusing dan acuh saja, walaupun hal tersebut bisa mencelakakan banyak orang, termasuk mereka bisa saja menjadi korban.