Berbicara mengenai Cristiano Ronaldo, tentunya mega bintang Portugal ini merupakan salah pemain jagad sepak bola yang tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Lima kali gelar Liga Champions, dianugerahi pemain terbaik dunia, dan merengkuh juara di Euro 2016 adalah salah satu buktinya. Namun, kehebatan tersebut kini mulai dipertanyakan ketika ia memutuskan bermain di kompetisi Italia.
Tercatat dalam tiga laga bersama klubnya Juventus, pria 33 tahun belum sekalipun bisa menjebol gawang lawan. Padahal jika melihat track recondnya yang konsisten dengan rata-rata 30 gol permusim hal tersebut bisa dibilang sedikit memperhatikan. Tapi seperti halnya ada gula ada semut, kondisi Ronaldo pastinya ada penyebabnya lho sobat Boombastis. Nah, apakah itu? Di ulasan ini penulis mencoba menggali faktornya untukmu.
Gaya bermain di kompetisi Italia sangat berbeda dengan Spanyol
Bukan rahasia lagi jika setiap kompetisi memiliki bentuk-bentuk permainan yang dianut oleh persertanya. Seperti contohnya di Liga Inggris, tim-tim di sana selalu memainkan pakem sepak bola cepat atau dikenal Kick And Rush. Seperti mengilhami hal tersebut, Klub di Seria A Italia ternyata juga memiliki gaya tersendiri dalam mengarungi kompetisi.
Melansir laman Kumparan, menurut Raul Albiol gaya permainan di Italia lebih bertahan, mengedepankan taktik, dan fisikal jadi tahu bagaimana ‘membunuh’ lawan. Berkaca dari hal tersebut jadi tak salah, jika Ronaldo acap kali dimatikan dengan dua sampai tiga pemain. Alhasil, ia kerap terlihat kesulitan menciptakan gol. Ungkap Albiol juga bintang Portugal tak cocok bermain dengan hal tersebut.
Rekan baru di Juventus mempengaruhi kemonceran Ronaldo
Selain harus beradaptasi dengan gaya bermain tim-tim Seri A, Cristiano Ronaldo juga diwajibkan untuk bisa padu dengan rekannya barunya di Juventus. Seperti yang kita ketahui bersama tanpa sokongan teman kemampuan pemain hebat tidak akan bisa keluar. Kondisi yang kini mungkin tengah dirasakan oleh CR7.
Ketika di Real Madrid dulu, ia selalu mendapatkan service yang brilliant lewat gelandang-gelandang terbaik dunia macam Toni Kroos, Luka Modric, Ozil, atau Di Maria. Namun, sekarang ia harus banyak menyesuaikan diri dengan Pjianic, Douglas Costa, dan Mataudi yang visi bermainnya berbeda.
Usia berbanding lurus dengan performa di lapangan
Kendati kini terus bisa menunjukkan kebugaran diusianya sudah menginjak kepala tiga. Namun, bila membandingkan performa Ronaldo ketika Manchester United dengan sekarang jelas terlihat perbedaannya. Jika dulu ia aktif menyisir sektor sayap lalu ciptakan gerakan menusuk kini hanya beberapa kali CR7 melakukan hal tersebut. Dirinya juga acap kali diubah posisinya menjadi penyerang sentral yang jadi indikator penurunan mulai terjadi.
Sebagai seorang makhluk yang tidak abadi memang usia berpengaruh sekali terhadap tubuh. Semakin tambah usianya pada umumnya pemain juga akan mengalami beberapa pelambatan. Seperti melansir laman FTB90, mereka mengungkapkan jika gaya dan kualitas bermain Ronaldo mungkin takkan berubah, tapi, kecepatannya boleh jadi menurun.
Label bintang dan pemain terbaik dunia buat Ronaldo selalu diwaspadi
Bila muncul sebuah pertanyaan kenapa Filipo Inzangi kerap mencetak gol absurd dan terlepas dari jebakan offside? Tentu jawabannya adalah ia tidak banyak diawasi oleh lawan-lawannya. Bukan rahasia lagi jika sebuah penjagaan bisa menurunkan kemampuan pemain. Mereka akan dikawal dengan tujuan mempersempit ruang gelar agar tidak bisa melakukan apa-apa.
Melihat label Cristiano Ronaldo yang pemain bintang dan terbaik dunia tidak salah jika ia kerap mendapatkan marking yang ketat. Kondisi inilah yang sebetulnya juga mempengaruhi, pria Portugal ini bisa leluasa menciptakan gol. Apalagi pertahanan pemain klub Italia juga terkenal tangguh, tentunya akan semakin mempersulit Ronaldo untuk bergerak atau menciptakan gol.
Riwayat beberapa bintang Spanyol bermian di Italia buruk
Jika menarik tali sejarah ke belekang kemandulan Ronaldo sedikit erat hubungannya dengan riwayat kurang baik bintang Spanyol yang pindah ke Italia. Kendati tidak semua mengalami, namun dalam sejumlah kasus hal tersebut bisa dibilang berlaku. Seperti salah satu contohnya, kiprah Ronaldo Da Lima di AC Milan atau performa ‘buruk’ Ronaldinho yang pindah ke Italia.
Apakah hal tersebut juga berlaku untuk Cristiano Ronaldo? Pastinya hanya waktu yang bisa menjawabnya. Tapi, jika melihat usianya yang kepala tiga hal semacam itu sangat mungkin untuk terjadi. Kecuali pertandingan selanjut, ia mendapatkan sebuah ilham untuk bisa membuat gol.
Sebagai pesepakbola yang menonjol beberapa tahun ini memang agak janggal melihat ‘mandulnya’ Ronaldo di Seri A. Namun, sebagai pribadi yang memiliki etos kerja yang luar bias rasanya Bintang Portugal ini mampu melewati halangan seperti diungkapkan pada ulasan tadi. Jadi bisa dibilang hanya perlu tambahan waktu saja untuk CR7 menciptkan gol pertamanya.