Bukan rahasia lagi bila dalam olahraga, Cina adalah negara yang terbaik di Asia. Capaian atletnya di beragam kejuaraan dunia adalah buktinya. Bahkan ketika negara Benua Kuning bermimpi masuk Olimpiade, di tahun 2008 mereka sudah mampu mengungguli Amerika Serikat untuk menjadi Juara. Di Asian Games 2018 ini pun, Cina kokoh bertengger di nomor satu dengan torehan 100 lebih emas.
Tapi, gambaran hebat tersebut juga menyimpan hal kelam, khususnya untuk atlet yang gagal meraih medali. Mereka yang tidak bisa menjawab ekspektasi dipastikan seperti masuk ke dalam sarang macam. Malahan beragam hal tidak mengenakan juga menjadi penghias hari-hari atlet gagal tersebut. Dan bagaimanakah derita tersebut? Untuk mengetahuinya simak ulasannya berikut.
Gagal meraih medali di cap sebagai aib nasional
Jika dibandingkan dengan mulut warganet yang kerap mencacimaki atlet Indonesia yang gagal. Hukuman kepada olahragawan asal Cina yang tidak bisa menjawab ekspektasi bisa dibilang jauh lebih berat. Melansir laman Tirto.id mereka yang gagal memberikan medali sesuai target akan dicap sebagai aib nasional. Tingginya target yang dilakukan oleh negara Asia Timur adalah salah satu cara untuk membuat atlet mereka senantiasa bisa memberikan yang terbaik untuk negara. Cara tersebut pastinya tidak bisa dibilang salah, namun juga sangat tak dibenarkan pasalnya konsep olahraga adalah menjunjung nilai kemanusiaan lewat sportivitas.
Citra mereka akan diperburuk dengan pemberitaan media
Selain hal tersebut, atlet yang tidak mendapatkan hasil sesuai target juga akan diberitakan dengan beberapa hal negatif. Vonis kejam seperti menjadi makanan sehari-hari ketika mereka kembali ke Cina. Tidak hanya itu saja, keluarga yang sebenarnya tidak bersalah juga akan mendapatkan gunjingan dan perlakuan buruk. Seperti salah satu contohnya adalah dirusaknya kediaman orang tua atlet tersebut. Tak jarang, berkat hal tersebut banyak atlet yang frustrasi dan memilih mengakhiri karier di olahraga lebih cepat lagi.
Beragam kemewahan akan dicabut sebagai hukuman
Citra negatif yang diterima oleh atlet Cina yang gagal menorehkan hasil baik rupanya berdampak kepada banyaknya fasilitas yang dicabut. Beragam kemewahan mulai pendidikan hingga pekerjaan dari pemerintah yang sudah dijanjikan akan dihapuskan. Kondisi berat tersebut semakin parah tatkala banyak atlet negara tersebut yang memiliki ketrampilan rendah. Dilansir laman BBC, lantaran latihan sudah digaungkan sejak kecil membuat banyak atlet yang memiliki pendidikan rendah. Hal tersebut pun akhirnya berdampak dengan banyaknya olahragawan negara Cina yang hidup di bawah kemiskinan di akhir hayatnya.
Ada yang harus rela hidup tidak enak di negeri sendiri
Dari sekian banyak atlet Cina yang terkena dampak tersebut, nama Wu Jingbiao dan Zhou Jun, bisa menjadi sedikit gambaran bagaimana kegagalan di negeri tersebut memang menyakitkan. Mantan atlet angkat beban ini merasakan hidup tidak enak di Negeri Tirai Bambu tersebut. Menurut Mantan Direktur Biro Olahraga Provinsi Zhejiang yang dikutip laman Tirto, mereka yang tidak mendapatkan emas tidaklah berarti apa-apa kecuali luka di sekujur tubuh. Hukuman untuk sebuah capaian atlet tidaklah bersumber pada pemerintah pusat namun dari pejabat daerah yang setiap kawasan diberikan target prestasi.
Melihat hal tersebut bisa dikatakan jika kehidupan atlet yang gagal atau berhasil memanglah jauh lebih enak. Kendati masih ada yang hidupnya menderita setelah berjuang untuk nama negara, namun bila dibanding dianggap aib negara sampai diserang keluarganya pastinya lebih baik menjadi atlet di Indonesia.