Thailand menjadi salah satu kesebelasan yang agaknya selalu sulit dihadapi Timnas. Dari 63 laga yang mempertemukan mereka, Indonesia sudah kalah sebanyak 29 kali. Dan terbaru adalah kekalahan Timnas u-19 di ajang AFF CUP 2018 atas tim berjuluk gajah putih tersebut. Kondisi yang juga beberapa kali membuat Tim Merah Putih lagi-lagi gagal menjadi juara sebuah kompetisi. Seperti di ajang yang sama tahun 2016 lalu, ketika Egy dan kawan-kawan dilumat lewat babak penalti.
Kisah-kisah nahas saat bertemu Thailand tidak hanya dialami oleh Tim Garuda Muda saja. Timnas usia di atasnya juga alami cerita yang tak berbeda kala bertemu dengan negara tetangga tersebut. Bahkan laga di tahun 1997, 2000,2002, dan 2016, menjadi titik paling pelik dari perjumpaan Tim Merah Putih dengan mereka. Seperti apakah kisah kekalahan menyakitkan Indonesia tersebut? Simak ulasannya berikut.
Babak tos-tosan gulung mimpi Indonesia juara SEA Games 1997
Babak tos-tosan atau penalti menjadi cara Thailand mengubur mimpi Indonesia di SEA Games 1997. Berlaga di hadapan pendukung sendiri Timnas kala itu tampil bak kesetanan saat menghadapi Tim Gajah Putih. Namun sayang, sepertinya keberuntungan tidak mau hinggap di para pemain tanah air malam itu.
Memainkan laga lebih dari 90 menit kedua tim harus puas dengan babak adu penalti sebagai penentu kemenangan. Di fase tendangan 12 pas dua algojo Timnas harus gagal yakni Roni Wabia dan Uston Nawami. Sedangkan penendang Thailand tak ada satu yang tak masuk. Hasil yang juga jadi ratapan kesedihan ribuan penonton dan para insan sepak bola nasional.
Piala Tiger 2000 Indonesia dihabisi di Thailand dihadapan pendukung sendiri
Selang tiga tahun Indonesia kembali bertemu dengan Tim Gajah Putih itu lagi. Bermain di kejuaraan bertajuk Piala Tiger 2000. Kedua tim memainkan pertandingan penuh dendam dan gengsi di final. Setelah sebelumnya mampu lolos dengan menjungkalkan lawan-lawan tangguh di semifinal.
https://www.youtube.com/watch?v=1oc0X8cqOL0
Bila dibanding dengan SEA Games 1997 lalu, anak asuh Nadar Iskadar ini tampil jauh lebih bagus, dengan mampu menorehkan 11 gol di turnamen tersebut. Tapi performa tersebut rupanya tidak cukup untuk Timnas membalas dendam. Tim Merah putih harus kembali kalah dengan skor telak 4-1. Faktor tuan rumah, metal, kemampuan hebat menjadi penyebab penampilan hebat Thailand di partai puncak Piala Tiger 2000.
Timnas takluk dari Thailand di Piala Tiger 2002 Jakarta
Balas dendam menjadi misi Timnas kala bertemu Thailand lagi di final Piala Tiger 2002. Berbekal pelatih baru, taktik 4-4-2, dan jadi tuan rumah, Indonesia datang ke partai puncak dengan kepercayaan super tinggi. Apalagi mereka juga berlaga di final dengan modal kemenangan fantastis 13-1 atas Filipina.
https://www.youtube.com/watch?v=3Dt2Cy3gF0k
Namun hasrat yang tinggi tersebut kembali menemui kegagalan. Setelah Tim Merah putih kembali takluk dengan Timnas Gajah Putih lewat babak adu penalti. Tercatat dalam laga tersebut dua eksekutor tendangan dua belas pas yakni Bejo Sugiantoro dan Frimansyah tidak berhasil melaksanakan tugasnya dengan sempurna. Kekalahan yang berujung pada tangisan ribuan suporter Timnas.
Kembali jadi tumbal juara Thailand di Piala AFF 2016
Seperti tak ditakdirkan untuk mampu mengungguli Thailand, Indonesia kembali alami kekalahan menyakitkan kala bertemu mereka di final Piala AFF 2016. Mengusung format tandang dan kadang, final kala itu bisa dikatakan suguhkan drama yang menarik. Pasalnya Timnas mampu menang dengan skor 2-1 ketika saat menjadi tuan rumah.
Hasil yang juga membuka peluang juara dan melambungkan harapan suporter. Tapi seperti beberapa pertandingan di ulasan tadi. Timnas disini kembali gagal menjadi juara, setelah dikalahkan dengan skor 2-0. Penyerang Thailand bernama Siroch Chatthong menjadi tokoh utama dari bobolnya gawang Indonesia tersebut.
Laga-laga ini menjadi sebuah memori buruk di perjalanan Timnas. Hal-hal yang semestinya bisa jadi bahan evaluasi, pasalnya menghadapi mereka menjadi sebuah barometer kekuatan Indonesia. Akan sangat sulit naik level lebih tinggi apabila Tim Merah Putih masih kalah saat menghadapi negara tetangga.