Bisa berlaga di piala dunia memang jadi impian dari banyak negara. Tak perlu muluk-muluk sampai menang, tembus saja bahagianya dirasakan oleh seluruh penduduk negeri. Alhasil segala upaya pun dilakukan untuk memperbaiki kualitas timnasnya supaya lolos seleksi. Mulai dari menambah sesi latihan hingga naturalisasi pemain bintang hanya untuk meningkatkan kualitas.
Masih soal piala dunia, mungkin benar hanya negara yang kualitas serta finansialnya bagus yang punya peluang besar untuk berlaga di piala dunia. Namun tahun ini, siapa sangka ada negara yang mengalami nasib lebih nyesek dari yang lain tapi masih lolos. Lalu penderitaan apa saja yang dialami oleh tim tersebut? Simak ulasan berikut.
Meski masuk piala dunia, gaji pemain Panama miris
Ternyata tak selamanya para pemain yang berlaga di piala dunia itu selalu lekat dengan hidup mewah. Mungkin benar untuk pemain yang sudah pernah keluar masuk liga internasional, namun yang hanya bisa bermain di liga lokal tentu beda lagi ceritanya. Seperti yang dialami oleh timnas dari Panama yang harus menelan pil pahit ketika membandingkan gajinya dengan yang lain.
Dilansir dari Miror, rupanya seorang pemain Panama membeberkan kalau gaji yang didapat hanya berkisar £ 250 (Rp 4,5 juta) seminggu. Nominal ini tentunya sangat tak ada apa-apanya jika dibanding dengan lawannya, Inggris yang gaji pemainnya bisa mencapai hingga puluhan Miliar. Namun mau bagaimana lagi, memang sudah beda kelas.
Tunggakan gaji merupakan hal yang sering dilihat
Siapa sangka kalau masih ada masalah lain yang harus dihadapi oleh para pemain Panama meski sudah masuk piala dunia. Ya, tidak hanya gaji yang sedikit juga penundaan diberikan bayarannya. Mirisnya kejadian seperti ini sangat sering terjadi saat liga-liga lokal diadakan dan hampir semua klub melakukannya. Coba kita bandingkan, para pemain dari liga primer Panama harus menerima gaji setiap dua minggu jika itu memang tepat waktu.
Sedangkan lawannya waktu itu, pemainnya sudah mendapatkan bayaran selepas tiga jam setelah pertandingan usai. Mungkin benar kalau kesenjangan ini dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya masalah kemajuan. Namun tetap saja hal ini akan mempengaruhi mental pemain.
Pendapatan jadi kuli bangunan lebih banyak ketimbang pemain
Salah satu pemain timnas Panama sendiri, Carlos Small rupanya juga sempat menyatakan hal pahit yang harus dirasakan. Dirinya mengatakan kalau bekerja menjadi seorang tukang bangunan, tukang batu bahkan penyanyi lebih menjanjikan ketimbang pemain bola jika ditengok dari gajinya.
Mungkin benar kalau di Indonesia gaji sampai Rp 4,5 juta per minggu itu banyak, namun kalau di sana lain lagi ceritanya. Jadi jangan kaget kalau banyak dari pemain Panama sendiri yang akhirnya meninggalkan profesinya lantaran tak cukup buat kebutuhan sehari-hari. Meskipun status mereka timnas, namun masih banyak yang hidup sederhana.
Meski begitu, masuk piala dunia jadi kebanggaan tersendiri
Ya, meskipun jika dibandingkan dengan timnas lain keadan mereka sangat jauh tapi ada satu hal yang harus disyukuri. Setelah sekian lama berusaha, akhirnya Panama bisa tembus ke piala dunia dengan hasil jerih payahnya. Apalagi kalau melihat lawannya adalah tim-tim besar yang bertabur bintang.
Jadi kesempatan emas buatnya agar unjuk gigi dalam debutan yang mereka lakukan. Tidak muluk-muluk jadi juara, pasalnya bisa masuk saja sudah menjadi mimpi yang sangat sulit terwujud sebelumnya. Ya, meskipun kemarin dibantai oleh Inggris dengan skor 5-0, namun tetap hal itu jadi kebanggaan tersendiri.
Memang kalau dibanding dengan tim lain, baik secara finansial atau pemain bintang maka Panama sangat kalah jauh. Namun demikian mereka terus berjuang bahkan sampai di piala dunia. Sekarang jadi giliran Indonesia juga agar terus berjuang dan tembus sampai piala dunia.