Dalam pertandingan Piala Dunia 2018 grup B yang mempertemukan Portugal dan Maroka menyimpan sebuah catatan emas yang menarik. Satu gol Cristiano Ronaldo saat itu sukses membuat bintang Real Madrid itu untuk sementara duduk di peringkat dua pencinta gol terbanyak saat membela Timnas. Namun, di balik torehan fantastis tersebut menyembunyikan sebuah kisah hebat pemain asal Asia yang menduduki peringkat pertama dalam hal tersebut.
Mungkin belum banyak diketahui apabila pemain asal Iran lah yang sekarang memuncaki gol terbanyak saat berseragam Timnas. Bahkan catatannya saat ini mengalahkan nama-nama besar di jagad sepak bola, seperti Messi atau legenda Brasil Pele yang hebat itu. Lalu siapakah orang asal Iran tersebut? untuk menjawab rasa penasaranmu simak ulasannya sebagai berikut sobatku.
Alie Dai adalah mesin gol dari tanah Iran yang sulit ditandingi
Mesin gol menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan pria yang lahir 49 tahun lalu. Sebagai seorang penyerang Alie Dai tidaklah bisa dipandang remeh. Keganasannya di depan gawang lawan kini membuatnya untuk sementara menjadi top skor Asia saat berseragam Timnas. Bahkan catatan manisnya dengan 109 membuat mantan pemain Herta Berlin juga rajai jagad sepak bola dunia, untuk masalah membobol gawang lawan. Alie Dai merupakan tipekal striker komplit yang mampu menciptakan gol dalam berbagai posisi.
Saat ini 109 golnya sukses melampaui para bintang sepak bola dunia
Selain menjadi raja gol dunia saat berseragam Timnas, catatan emasnya juga membuat banyak bintang sepak bola dunia ia kalahkan. 109 golnya menjadikan legenda sepak bola dunia seperti, Puskas, Pele, sampai Maradona berada di bawahnya. Kendati tidak merebut gelar juara Piala Dunia, namun namanya tetap patut untuk disejajarkan dengan bintang jagad sepak bola. Saat ini jumlah golnya tersebut hanya mampu didekati oleh Cristiano Ronaldo dengan 84 gol. Apa yang diperoleh pria berkumis ini ditorehkan lewat 149 pertandingan saat berkostum Iran. Dilansir Detik.com, keganasan diciptakan saat beberapa kali babak kualifikasi Piala Dunia.
Lewat Ali Daei dan Rekan Iran merasakan Piala Dunia Pertamanya
Berbicara mengenai kiprah hebat dibabak kualifikasi. Saat merebutkan satu tiket ke Piala Dunia 1998 jelas tidak akan dilupakannya dan juga dunia sepak bola. Rekor manis tapi dramatis itu terjadi saat harus bertandang ke Australia, tertinggal dua gol dan diburu waktu yang menyempit. Dilansir laman PandditFootball, Ali Daei dengan bakat serta potensi besarnya hadir menjadi pahlawan lewat dua gol penyama keduduk di pertandingan itu. Selain menambah golnya, aksi pria tersebut juga meloloskan Iran ke Piala Dunia Pertamanya. Bahkan rekor apik itu menjadi obat setelah kegagalan selama 20 tahun sebelumnya.
Menjadi orang Asia Pertama yang masuk ke Final Liga Champion
Kisah hebat Ali Daei tidak hanya ditorehkan saat berseragam Timnas saja. Pria bertinggi 192 cm juga ciptakan kiprah bagus saat membela klub. Hal tersebut dibuktikan dengan sempat membantu Bayer Munchen lolos ke Final Liga Champions 1999 di Barcelona. Bahkan kalau tidak digagalkan gol menit akhir punggawa Manchester United ia menjadi pemain Asia pertama yang berhasil juara di kompetisi besar tersebut. Selama berkarier di Benua Biru, Ali Daei pernah memperkuat tiga klub berbeda, dengan durasi paling lama saat berkostum biru Herta Berlin. Namun sayang ia tidak banyak mencetak gol saat bermain di klub.
Religius dan rendah hati jadi kunci karier Ali Daei di dunia sepak bola
Meski tidak bisa disamakan, namun apa yang dipertontonkan Mohamed Salah di jagad sepak bola juga tercermin di diri Ali Daei. Mantan kapten Iran ini, terkenal Religius dan memiliki sikap rendah hati saat berada di luar lapangan hijau. Hampir tidak pernah menolak fans yang datang kepada dirinya. Tidak berhenti disitu restu ibunya juga selalu menjadi pedoman untuk ia dalam mengambil keputusan. Lewat hal-hal ini dirinya tergolong pemain yang jauh dari sebuah masalah dan tetap bisa konsisten saat bermain sepak bola.
Ali Daei adalah sepotong kecil bagaimana Asia juga mempunyai kehebatan di dunia sepak bola. Kendati belum mampu juara dan acap kali sebagai timnas medioker, namun pontensi-pontensi pemain bintang di benua ini tetaplah bermunculan. Kondisi ini juga jadi bukti apabila para pemain dunia juga bisa dikalahkan.