Di balik senyumnya yang ramah dan sapaan “mbak/masnya pesan Go-Jek?”, setiap driver ojek online ini punya cerita sendiri-sendiri. Tentu tak semua menyenangkan, getir pilu pasti mereka rasakan. Entah itu order makanan fiktif bejibun yang meludeskan uang SPP anak, sampai sakitnya ketika mereka diumpat hanya gara-gara terlambat lima menit saja. Sungguh kita mungkin takkan pernah bisa membayangkan.
Tak habis sampai situ, belakangan para driver ojol ini juga seolah mendapatkan meteor jatuh tepat di atas kepalanya. Ya, ini terkait dengan peristiwa bom yang bikin heboh itu. Entah bagaimana mulanya, tapi beberapa driver diduga terlibat jaringan teroris. Alhasil ini pun bikin para pengemudi lain terkena durinya. Berbagai isu bikin hati miris bermunculan, yang komentar pun bahkan tidak berbelas kasih.
Puncaknya adalah ketika banyak driver merasa makin sepi pelanggan lantaran hal ini. Hidup harus terus berjalan dan mereka pun sekarang harus bekerja semakin keras lagi.
Potret Brimob patroli, driver ojol digeledah
Kasus penangkapan terduga teroris di Medan yang berpenampilan seperti driver ojol pada 14 Mei 2018 lalu mau tidak mau berdampak pada driver lainnya. Seperti yang dialami oleh Ahmad Tarmizi, seorang driver ojol yang diamankan petugas lantaran mengambil foto saat anggota Brimob Polda Sumsel sedang Patroli. Menurut Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Selamet, pria 39 tahun itu melakukan hal mencurigakan yaitu mengambil foto brimob yang sedang patroli. Selanjutnya, pria yang diketahui tinggal di Palembang ini diperiksa di Mako Brimob mengenai ada tidaknya kaitan dengan aksi teror.
Difitnah meracuni makanan konsumen dan dituduh anggota ISIS
Tak berselang lama setelah kasus bom, kembali muncul desas-desus yang memojokkan ojek online. Salah satunya adalah pesan Whatsapp yang menyebarkan informasi pengakuan konsumen tentang makanan beracun yang dikirim ojol. Diceritakan juga, makanan tersebut menyebabkan anggota keluarga yang masuk rumah sakit. Tak berhenti di situ, cerita ini bahkan dikait-kaitkan dengan ojol (Go-Jek) yang katanya adalah anggota ISIS.
Terkait hal ini, Vice President Corporate Communications Go-Jek Michael Say menyatakan isu tersebut adalah hoaks. Bahkan saat dihubungi Kompas.com Michael menyatakan telah melaporkan informasi hoaks tersebut pada Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Sepi orderan lantaran pelanggan resahkan sopir ojol terlibat ISIS
Semakin hari, semakin banyak desas-desus terkait teroris yang melibatkan ojol baik dari mulut ke mulut maupun sosial media. Seperti yang ditulis akun twitter @mayazzhdh, “ada org pake jaket ojol yg diduga teroris di palembang. Trus katany semalem ad bom rakitan ditutupi helm ojol, kk..”. Meski belum tentu kebenarannya, hal ini tentu membuat masyarakat khawatir. Hal-hal seperti ini juga diakui pemilik akun twitter @BangDoel1981 membuat order sepi. Seperti cuitan yang berbunyi, “Kawan2 Ojol ini yg bikin order kita sepi, kami komunitas ojol siap bersinergi @DivHumas_Polri melawan Teroris”
Calon driver diseleksi ketat untuk bergabung dengan ojek online
Untuk menghindari mitra pengemudi yang berkelakuan buruk dan berpotensi mencoreng nama baik Go-Jek, pihak perusahaan mensyaratkan dokumen-dokumen lengkap mengenai informasi calon mitra. Dan dokumen utama yang disyaratkan adalah SKCK terbaru dari pihak kepolisian. Alhasil para driver adalah orang-orang pilihan yang memang tak punya riwayat kejahatan.
Kita tak pernah tahu berapa banyak orang yang menggantungkan hidupnya pada pekerjaan ini. Maka, sadari ketika kita melakukan kezaliman dengan mengatakan hal yang tak patut, maka dampaknya akan luar biasa. Di satu sisi kita mungkin menganggap itu sebagai tindakan preventif untuk mencegah terorisme, kalau benar terbukti. Tapi di sisi lain, seseorang mungkin harus menerima kesusahan luar biasa untuk hal yang bahkan tak pernah ia lakukan.