Kasus seputar eksploitasi anak, pedofilia sepertinya sedang jadi perbincangan akhir akhir ini. Anak di bawah umur yang seharusnya sekolah dan mendapat pendidikan secara layak malah dipekerjakan demi mendapat rupiah. Setelah maraknya pedofil di Tangerang, Banten yang berbuat asusila kepada 41 anak SD bulan lalu, sekarang seorang perempuan asal Malang berinisial CW juga diamankan oleh kepolisian Jakarta Pusat pada Rabu pekan lalu.
Wanita umur 60 tahun ini ditangkap di hotel karena terduga melakukan ekploitasi pada 5 anak yang diakui sebagai anak adopsinya. Kasus ini masih terus diusut mengingat ada fakta janggal mengenai kehidupan CW yang dinilai terlalu mewah. Untuk lebih lengkapnya, simak uraian berikut.
Tinggal berpindah dari hotel ke hotel
Kasus ini diawali oleh adanya seorang pelapor inisial Y yang meberikan keterangan kepada kepolisian Jakarta bahwa adanya eksploitasi anak oleh seorang penghuni hotel. Y sendiri mendapat informasi dari salah satu anak angkat CW yang berhasil melarikan diri. Saat tertangkap polisi, CW dan anak-anaknya sedang berada di salah satu kamar hotel Jakarta. Menurut keterangan dari Kanit V Subdit Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKP Hasiati Lawole, CW sudah sekitar 10 tahun tinggal di beberapa hotel kawasan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.
Tercatat ia pernah menjadi tamu di Twin Hotel Slipi, Hotel Manara Peninsula Slipi, dan terakhir di Hotel Le Meridien Jakarta Pusat. Semua hotel tersebut merupakan tempat tinggal berbintang yang biaya per harinya tidaklah murah. CW yang menyewa 2 kamar harus membayar 3 juta rupiah per harinya, tercatat selama hampir 2 tahun terakhir di hotel Le Meridien, dia sudah menghabiskan lebih dari 2 miliar.
Anak-anaknya sering diajak plesir ke luar negeri
Selain itu, tak hanya tinggal di hotel mahal saja, anak-anak CW mengaku bahwa mereka sering diajak plesir ke luar negeri. Dilansir dari Kompas.com, mereka menyebut pernah diajak CW ke Malaysia dan Singapura untuk jalan-jalan dan belanja, walaupun 2 anak lain tidak ikut karena alasan kelengkapan dokumen dan passport (beberapa anak CW bahkan tidak memiliki akta kelahiran).
Selain berjalan dan belanja ke luar negeri, CW juga tak pernah absen mengajak anak-anaknya mengunjungi beberapa kota di Indonesia. Nah, pertanyaan besarnya sekarang adalah dari mana semua uang yang dipakai untuk membayar hotel dan jalan-jalan tersebut?
Anak adopsi yang disekolahkan homeschooling
Walaupun diduga dengan kasus eksploitasi anak, CW menuturkan jika anak-anaknya tersebut tetap sekolah dengan sistem homeschooling. 5 anak dengan inisial berinisial F, E, O, T, dan R ini tidak menjalankan sekolah formal karena alasan mereka selalu berpindah tempat dan tidak punya tempat tinggal tetap. Homeschooling ini tentu dinilai mewah, karena hanya orang tertentu saja yang menyekolahkan anak mereka dengan mendatangkan guru ke tempat tinggal.
Pengakuan CW, 5 anaknya tersebut sekolah selama 2 kali seminggu, setiap hari selasa dan kamis, pukul 15.00-17.00. Namun, walaupun begitu, F yang berusia 14 tahun berhasil melarikan diri karena ia tak tahan dengan kekerasan yang dilakukan CW. CW sering mengurung mereka di dalam kamar mandi dan memberikan makanan yang sudah basi aku bocah tersebut.
Mengaku sebagai pensiunan dokter yang hidup dari harta warisan
Informasi yang didapat mengenai darimana CW mendapatkan sumber kekayaan yang menghidupinya masih simpang siur. Pengakuan anak-anak CW, wanita yang mereka sapa mami ini mengaku kalau dirinya adalah pensiunan dokter, dan almarhum suaminya juga merupakan orang dengan profesi sama. Sedangkan uang yang ia dapat tentu dari hasil pensiunan, selebihnya ia mengaku sumber kekayaannya adalah warisan dari keluarga.
Namun, setelah diselidiki, CW sendiri tidak memiliki pendidikan tinggi, ia sendiri bahkan tidak tamat SD. Namun, ada kejanggalan lain yang didapat oleh pihak kepolisian yaitu 2 anak CW yang menderita penyakit kronis. Jika dinalar secara logika, sangat mustahil jika seorang yang berprofesi sebagai dokter membiarkan hal tersebut terjadi bukan.
Hingga saat ini kasus ini masih dalam penyelidikan Polda Metro Jaya Jakarta. Ada banyak kejanggalan dari kasus CW ini, di antaranya tak ada dokumen resmi adopsi yang memungkinkan hal tersebut berpeluang ekploitasi anak, F yang kabur karena engaku sering dianiaya CW, serta sumber kekayaan untuk membayar sewa hotel, liburan, dan belanja mereka. Karena pihak hotel juga tak menaruh curiga, mengingat CW selalu membayar tepat waktu. Ke depannya kasus ini harus diusut secara tuntas agar kejadian semacam ini tak lagi di temukan. Semoga!