Seperti yang sudah pernah Boombastis.com ulas mengenai Suriname, kita semua tahu bahwa tradisi Jawa masih sering digunakan di sana. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar penduduknya merupakan orang Jawa asli. Tak terkecuali sosok satu ini.
Akrab disapa Mbah Wongso, sosok pria yang sudah tak lagi muda ini mengungkapkan dirinya ingin sekali bertemu sanak saudara yang ada di Indonesia. Ia pun rela jauh-jauh melalui perjalanan panjang demi menjalin silaturahmi yang sudah lama hilang. Berikut akan diulas cerita lengkapnya.
Pertama Kali Menginjakkan Kaki di Suriname
Kedatangan Sugiran Wongso Taroeno ke Indonesia kali ini dalam rangka mencari sanak saudara yang hilang. Dilansir dari Kompas.com, ia mengaku bahwa dirinya merupakan keturunan Jawa yang lahir di Suriname. Ayahnya yang menginisiasi kepindahannya dari tanah air menuju tanah jajahan Belanda tersebut.
Bukan karena migrasi besar-besaran alias menjadi buruh di Suriname, ayah Mbah Wongso berinisiatif sendiri untuk menginjakkan kaki di sana atas ajakan seorang teman. Alhasil, di sana pun ayah Mbah Wongso bertemu seorang wanita Jawa dan akhirnya menikah.
Sudah Menikah Hingga 4 Kali
Kenyamanan tinggal di Suriname rupanya sudah mendarah daging dalam diri Mbah Wongso. Buktinya ia telah menikah hingga 4 kali, mungkin hal tersebut juga didukung oleh banyaknya wanita Jawa yang tinggal di Suriname.
Berkat pernikahannya tersebut, ia telah memiliki total 8 orang anak hingga sekarang. Di usianya yang tak lagi muda ini pun ia masih rukun dengan seluruh anggota keluarganya. Namun memang, rasanya kurang pas jika ia tak melakukan kunjungan atau lebih pantas disebut nyambangi sanak saudaranya di Indonesia.
Akhir Pencarian Mbah Wongso
Selain nyambangi sanak saudaranya di Indonesia, Mbah Wongso juga ingin mengetahui sekaligus belajar tentang kehidupan ayahnya sebelum tiba di Suriname. Ia pun masih memiliki potret beberapa kerabat dari ayahnya.
Karena sama sekali tidak mengenal Indonesia semasa hidupnya, ia pun ingin menggali lebih jauh. Walau bagaimanapun, Indonesia masih tetap rumah baginya, maka kurang sopan rasanya jika ia menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh KBRI Paramribo untuk datang ke tanah air.
Menolak Tinggal di Indonesia
Pada akhirnya, Mbah Wongso sempat bertemu dengan keponakan dan kerabat lainnya pada kunjungannya ke Kulonprogo, Yogyakarta, kampung halaman sang ayah. Ia pun mengaku ditawari untuk tinggal di Indonesia karena masih memiliki sebuah tanah warisan keluarga beserta sertifikatnya.
Namun, ia dengan tegas menolak. Bukan karena tidak cocok dengan Indonesia atau hal negatif yang dibayangkan boombers sekalian. Mbah Wongso menegaskan bahwa ia sudah cukup tua dan terlalu lama tinggal di Suriname, ia ingin harta yang ada di Indonesia dibagi rata untuk saudara di tanah air saja. Biarkan ia mengurus kehidupannya di Suriname, karena tidak mudah juga meninggalkan segala kenangan yang sudah ia bangun di sana.
Kisah di atas merupakan satu dari sekian puluh ribu orang Jawa yang ada di Suriname. Meskipun Mbah Wongso lahir dan besar di sana, tampaknya ia pun tidak melupakan dan menganggap tanah Indonesia sebagai tempat asing, namun rumahnya sendiri. Melihat orang dengan kewarganegaraan lain saja cinta terhadap Indonesia, bukankah sangat memalukan jika kita tidak cinta negeri sendiri yang indah ini?