Leukimia merupakan penyakit kanker darah di mana jumlah sel darah putih sangat banyak pada alirah darah dan sumsum tulang, akibatnya sel-sel darah lain juga terganggu proses pembuatannya. Sampai saat ini, penyebab dari penyakit mematikan tersebut belum diketahui penyebabnya.
Sementara itu, penderitanya juga mengalami suatu kondisi di mana dia tidak boleh sampai terluka. Mudah memar dan sulit memulihkan diri saat berdarah gejala yang pasti dialami penderita leukimia. Hal tersebut juga dialami oleh Jordan Kosovich, seorang netizen yang belakangan ini kisahnya menarik perhatian jagad maya. Jordan menceritakan, bahwa leukimia bukan hanya merampas kesehatannya, namun juga dunia pergaulannya. Berikut ini kisah pilu remaja yang rela mengiklankan diri demi mencari teman.
Sakit sejak masih usia kanak-kanak
Jordan Kosovich sudah menderita kanker sejak usia 7 tahun. Sejak saat itu pula, ia berusaha memerangi penyakitnya. Ya, memang dia berhasil mengalahkan penyakit ganas tersebut. Dia bertahan hingga usia remaja. Setidaknya, Jordan memakan waktu 4 tahun lamanya untuk menjalani perawatan.
Waktu yang cukup lama untuk merenggut pergaulan dengan anak-anak seusianya. Karena leukimia, Jordan tidak bisa sekolah dan bermain seperti anak lain. Rasa jenuh tentu ada, namun Jordan tak punya pilihan karena kesembuhan adalah yang paling utama.
Jadi target bullying saat kembali ke sekolah
Sekian lama berperang melawan leukimia, Jordan bahkan harus rela ketika kemoterapi yang luar biasa membuatnya berhenti sekolah selama bertahun-tahun. Namun, ada waktu di mana dia kembali seperti anak pada umumnya. Jordan kembali ke sekolah.
Sayangnya, semua tak seperti yang dibayangkan. Dia jadi sasaran bullying anak-anak di sekolah karena obat-obatan yang dia konsumsi membuat tubuhnya sangat gemuk dan kehilangan semua rambutnya. Dia juga terlalu lemah untuk membela diri. Terlebih, sikap pemalu dan pendiamnya itu membuatnya jadi sasaran yang sempurna. Jordan menggambarkan bahwa sekolah seperti halnya neraka yang membuatnya menderita. Jordan bahkan sempat mengklaim bahwa dia tidak akan kembali ke sana.
Di bangku sekolah menengah atas, dunia pergaulannya semakin buruk
Beranjak remaja, Jordan merasa lebih kuat untuk kembali ke sekolah umum. Dia tidak ingin merasa lebih buruk lagi di dunia sosialnya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Orang-orang dengan cepat menyadari bahwa dia tidak punya teman.
Banyak penganiayaan yang dia terima, bukan hanya fisik namun juga verbal. Bahkan banyak orang yang melakukan bullying secara online dan membuat Jordan takut untuk mengakses akun Facebook miliknya. Dia merasa hidupnya lebih mudah setelah meninggalkan sekolah, meski demikian dia masih kesulitan mendapat teman karena kebanyakan orang memiliki lingkaran sendiri.
Memasang iklan demi mendapat teman
Meski tidak memiliki teman, setidaknya Jordan tidak putus asa tentang itu. Berkat satu kisah yang menginspirasi dari Ray Johnstone yang aktif mencari teman di salah satu situs, Jordan memutuskan untuk melakukan hal serupa. Dia memasang iklan di situs populer dan meminta orang agar menghubunginya. Dia sadar jika mengiklankan diri merupakan hal yang gila, tapi hal tersebut merupakan bukti bahwa dia benar-benar berjuang. Alhasil, kisahnya pun menjadi viral.
Akun Facebooknya mendapat ratusan permintaan pertemanan dalam waktu singkat, namun rata-rata dari anak perempuan. Jordan berharap tetap ada teman laki-laki yang dia punya, karena ia juga ingin bermain kriket, sepak bola dan gym. Jordan berharap bahwa banyaknya teman di hidupnya saat ini akan menebus waktu yang hilang.
Apa yang dilalui Jordan di masa kanak-kanak hingga remaja tentu begitu berat. Namun, keteguhan dan perjuangannya memang pantas diberi penghargaan. Semoga kisah Jordan selalu memberikan inspirasi, bahwa setiap masalah pasti bisa diatasi asal kita terus berjuang dan pantang putus asa.