Belum mereda berita tentang belasan narapidana di kota Malang yang melarikan diri, eh kini media sudah digegerkan lagi dengan kaburnya ratusan tahanan di Lapas Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Riau. Peristiwa tersebut terjadi usai shalat Jum’at, sekitar pukul 12.30. Kaburnya para tahanan tersebut benar-benar bikin heboh, terutama bagi warga sekitar lapas.
Yang mengerikan, dari segala aksi para napi kabur tersebut ada yang sampai memanjat rumah warga hingga menjadikan mereka sebagai sandera. Hingga saat ini, para petugas masih berusaha membekuk dan mengembalikan para tahanan kembali ke penjara. Kasus kaburnya napi memang sudah cukup sering terjadi Indonesia, dan terang saja hal itu bikin masyarakat ngeri. Sebenarnya, apa yang bikin para tahanan sering melarikan diri? Inilah lima alasannya.
Masalah kelebihan kapasitas adalah ‘bom waktu’
Menurut Kriminolog Universitas Islam Riau, DR Syahrul Akmal Latif, salah satu penyebab kaburnya para napi di lapas Sialang adalah kelebihan kapasitas. Hal itu yang menjadi alasan mereka untuk berunjuk rasa dan kabur. Diketahui bahwa kondisi di lapas maupun rutan memang overload.
Sementara itu, fasilitas dan dukungan sumber daya dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM sangatlah minim. Hal itu memicu para tahanan merasa tak tahan. Kondisi tersebut pada akhirnya menyebabkan gesekan-gesekan hingga dalam waktu tertentu akan menimbulkan kerusuhan dan berakhir dengan kaburnya narapidana.
Napi juga manusia, punya rasa punya hati, dan yang paling penting punya banyak akal buat kabur
Seperti halnya burung yang nggak betah kalau selalu dimasukin kandang, manusia apalagi? Oleh karena itu, nggak heran kalau para napi selalu berusaha mikirin cara buat kabur dari tahanan. Salah satu kasus kecerdikan narapidana yang sempat bikin geger terjadi di Tangerang pada tahun 2011 lalu.
Lembaga Pemasyarakatan kelas 2 A Pemuda Tangerang, Banten merasa dikadalin karena kecolongan enam tahanan yang kabur melalui plafon. Awalnya, mereka kabur melalui toilet dan membobol plafon. Setelahnya, mereka berjalan beriringan melalui genteng. Mereka memanfaatkan ikatan sarung untuk memanjat tembok teralis besi, setelah berhasil mereka pun kabur melalui selokan yang berjarak 70 meter dari menara penjagaan.
Kurang disiplin atau lengahnya petugas pengawas
Menjadi petugas pengawas di tahanan memang diharuskan selalu waspada setiap saat. Selain itu, setiap shift penjagaan juga harus ada lebih dari 10 anggota. Hal tersebut untuk meminimalisir adanya tahanan yang kabur. Namun, ada pula beberapa kasus di mana para petugas berjaga sembari membawa minuman beralkohol, sehingga membuat mereka mabuk dan lalai saat bertugas.
Kesempatan emas tersebut yang bisa dimanfaatkan oleh para napi untuk melarikan diri. Yang jelas, sebagian tahanan tentu memiliki niat melarikan diri, hanya tinggal menunggu waktu dan kesempatan yang tepat saja untuk melancarkan aksinya.
Konstruksi bangunan Rutan yang sudah cukup tua
Menurut penjelasan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Ari Dono Sukmanto, salah satu penyebab mudahnya seorang narapidana untuk kabur adalah kontruksi bangunan rutan yang tua, sehingga mudah dijebol.
Pada akhir Januari 2017 lalu, diketahui bahwa ada sekitar tujuh orang tahanan Direktorat Narkoba Bareskrim Polri melarikan diri dengan cara membuat lubang pada dinding kamar mandi rutan. Penjebolan tersebut bahkan sama sekali tidak disadari oleh petugas. Diduga aksi membobol dinding kamar mandi tersebut dilakukan pada pukul 00.00 hingga 05.00 pagi.
Suasana penjara mencekam juga bikin tahanan nggak tahan
Salah satu contoh penjara mencekam, sebut saja Nusakambangan. Bukan cuma dihantui dengan beragam isu horor, namun suasana di sana sungguh menakutkan. Para tahanan tiap harinya hanya disuguhi makanan seperti comberan. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu tahanan yang berhasil melarikan diri. Sejatinya, ia hanya ingin dipindahkan, bukan lari dari hukuman.
Diketahui jika penjara Nusakambangan memang dikhususkan bagi para penjahat kelas berat. Di mana beberapa tahanan di sana tinggal menunggu eksekusi. Siapa yang mau mati? Tentu tidak ada. Makanya, para tahanan bakal melakukan segala cara untuk berusaha melarikan diri.
Itulah lima alasan kenapa sering sekali ada kasus tahanan kabur di Indonesia. Mengetahui beberapa alasan tersebut, mungkin untuk ke depannya lapas dan rutan di Indonesia bisa diperketat lagi penjagaannya. Atau jika tidak, lebih memerhatikan fasilitas para tahanan agar mereka juga merasa diperlakukan seperti manusia.