Peristiwa penyiraman air keras pada salah satu penyidik KPK, Novel Baswedan kemarin membuat geram masyarakat. Ini membuktikan semakin gilanya para koruptor di negeri ini. Sudah mengambil uang rakyat, kini mereka berperan layaknya seorang mafia. Bahkan siasat licik pun digunakan demi memperlambat laju KPK
Kenyataannya memang tidak mudah menjadi anggota KPK. Novel salah satu contohnya. Berbagai jenis intimidasi harus dirasakan, namun mereka harus tetap bertahan. Parahnya, intimidasi tersebut bisa dibilang sudah kelewat batas. Ulasan berikut akan menunjukkan betapa susahnya menjadi seorang pegawai KPK dengan berbagai tekanan yang ada.
Rawan intimidasi fisik
Seperti halnya yang dialami Novel Baswedan beberapa waktu lalu, intimidasi secara fisik bakal terus terjadi. Komisi Penyidik kasus e-KTP ini harus terkena siraman air keras pada wajahnya yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Nyawa seorang penyidik KPK biasa dianggap sangat rentan dengan gangguan kriminalitas. Para koruptor sudah seperti para gembong mafia di negara-negara besar. Mereka saling berkelompok untuk menjatuhkan para anggota KPK.
Ternyata penyiraman air keras bukan merupakan intimidasi yang pertama kali di alami oleh Novel, sebelumnya ia juga pernah ditabrak oleh pengendara mobil yang tidak dikenal saat akan pergi ke kantornya. Intimidasi fisik itu memang sengaja dilakukan untuk melemahkan dan memberikan rasa was-was dalam diri KPK.
Seringnya mendapatkan ancaman pembunuhan
Bukan lagi hal yang aneh jika para anggota KPK bakal mendapatkan teror seperti ini. Bahkan ketua KPK sebelumnya Abaraham Samad , telah mendapatkan puluhan kali ancaman pembunuhan. Tentu hal itu juga bakal dialami oleh para anggota lain yang bekerja di sana.
Itu memang resiko seorang anggota KPK, pasalnya demi memberantas korupsi yang ada di negara ini, mereka harus melawan banyak musuh yang kadang bertindak di luar batas. Untungnya sampai saat ancaman tersebut hanya sebuah gertakan biasa, belum ada korban jiwa seperti yang sudah diancamkan. Namun jika menengok kasus Novel Baswedan itu, bisa saja para koruptor bakal bertindak nekat.
Teror klenik pun terjadi
Bukan hanya masalah fisik, para pegawai KPK juga mengalami teror yang berhubungan dengan klenik. Misalnya saja banyak ditemukan barang-barang berbau mistis di sekitaran area kantor KPK. Belum lagi adanya banyak kabar yang mengatakan bahwa para koruptor menggunakan jasa dukun. Hal ini pastinya menjadikan para pegawai KPK menjadi sangat was-was.
Bahkan saat melakukan penyelidikan, banyak dari penyidik mengalami hal-hal aneh. Misalnya sakit yang berbarengan, tiba-tiba hilang ingatan dan lain-lain. Semua hal itu dilakukan agar para anggota KPK tidak betah dan memilih mengundurkan diri. Faktanya, memang banyak yang keluar dari KPK karena keselamatan dirinya dan keluarganya terancam.
Isu skandal percintaan dan pembunuhan karakter
Para koruptor itu memang sudah sangat nekat, karena tidak bisa melakukannya secara fisik ataupun klenik, mereka menggunakan fitnah sebagai senjatanya. Sudah banyak korban dari perbuatan ini, misalnya saja pada tahun 2015 lalu, mantan ketua KPK di isukan menjalin hubungan dengan seorang mantan putri Indonesia.
Dengan menghancurkan para pegawai KPK dari dalam, bakal membuat mereka benar-benar tidak betah dari pekerjaannya. Hal ini memang sangat krusial, karena bukan hanya nama baik, namun hubungan rumah tangga juga harus dikorbankan.
Harus siap melawan instansi besar
Bukan lagi sebuah rahasia jika KPK harus melawan instansi-instansi besar. Bahkan tidak sedikit para orang yang berpangkat di instansi tersebut langsung datang di kantor KPK. Akhirnya KPK harus mengalami pelemahan-pelemahan dari berbagai aspek.
Misalnya saja dulu saat KPK harus meminta izin dari pengadilan sebelum melakukan proses penyidikan. Hal ini sangat jelas melemahkan kewenangan dimilikinya, karena pada dasarnya hanya KPK sendiri yang bisa melakukan penyidikan di berbagai instansi bahkan miliknya sendiri.
Bekerja di badan pemberantasan korupsi ini memang tidak mudah. Bakal banyak hal buruk yang diterima di sana. Meskipun sering mendapatkan intimidasi, mereka sampai detik ini masih tetap berjuang memberantas Korupsi. Dengan semangat itu semoga korupsi di negeri ini benar-benar bisa diberantas.