4. Pakaian Adat Perang dari Kalimantan Barat
Pakaian adat dari Kalimantan Barat terinspirasi dari pakaian adat Suku Dayak. Suku mulai mengenal pakaian yang disebut king baba (king = cawat; baba = laki-laki) untuk laki-laki, dan king bibinge untuk perempuan (bibinge = wanita).
Uniknya, pakaian adat ini berbahan kulit kayu yang diproses menjadi kain. Bahan utamanya adalah kulit kayu kapuo atau ampuro. Kulit kayu tersebut dipukul-pukul di dalam air menggunakan pemukul yang berbentuk bulat. Kemampuan mengolah kulit kayu menjadi kain oleh masyarakat merupakan kemampuan yang secara turun temurun diturunkan oleh nenek moyang.
Teknik menenun juga dikenal oleh masyarakat Dayak. Dan lagi, yang mereka tenun adalah berupa serat dari kulit pohon tengang. Untuk mendapatkan warna tertentu, mereka mencelup serat ini ke dalam air yang bercampur getah pohon tertentu.
Aksesoris yang menonjol dari pakaian adat Perang adalah berupa ikat kepala dengan hiasan yang berasal dari bulu burung enggang. Menarik bukan?