Yustitia Arief tentu bukan nama asing bagi mereka yang perhatian dengan hal-hal terkait kesetaraan disabilitas di negeri ini. Wanita satu ini sudah malang melintang dalam memperjuangkan hak-hak saudara-saudara kita yang sedang dalam keterbatasan.
Sederet prestasi dan kiprah pernah ditorehkannya, termasuk menginisiasi yayasan bernama Advokasi Inklusi Disabilitas (AUDISI) yang berhasil mempermudah kehidupan para disabilitas, serta masih banyak lagi track record lain yang mengukuhkan namanya sebagai seorang patriot bagi teman-teman berkekurangan.
Berbagai rekam jejak ini kemudian membawa Yustitia ke sebuah pengalaman baru di mana ia ditarik ke dalam Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud. Hal yang unik dari Deputi ini tentu saja karena mayoritas anggotanya adalah para aktivis wanita yang bergerak di berbagai isu, mulai dari disabilitas, perempuan, kesetaraan, lingkungan, dan lain sebagainya.
Ketertarikan Yustitia Arief masuk ke Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud
Bukan tanpa alasan Yustitia Arief berminat tergabung dalam Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud. Selain karena berisi para aktivis wanita hebat di bidangnya masing-masing, Yustitia sendiri memandang Ganjar dan Mahfud sebagai sosok yang bersih dan konsisten dalam mengawal langkah demokrasi, hukum, dan keadilan.
Dalam acara peluncuran Deputi Inklusi ini beberapa waktu lalu, Yustitia juga menambahkan bahwa Ganjar Pranowo merupakan figure yang terbuka dalam menerima aspirasi teman-teman disabilitas. “Dari track record saja kita sudah tahu. Saya berjejaring dengan banyak teman-teman di daerah, dan kita tahu sendiri bahwa Pak Ganjar ini sangat terbuka untuk menerima aspirasi teman-teman disabilitas,” ungkap Yustitia.
“Beliau bahkan melibatkan teman-teman disabilitas dalam berbagai diskusi, musrenbang, dan sebagainya, sehingga beliau sangat paham bagaimana konteks penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas,” imbuhnya.
Sementara itu tentang Mahfud MD, ia mengatakan bahwa sosok yang saat ini menjabat sebagai Menko Polhukam tersebut diyakini bisa melakukan percepatan harmonisasi berbagai kebijakan dan regulasi terkait hak penyandang disabilitas.
Rekam jejak Yustitia Arief
Ada proses yang begitu panjang hingga akhirnya seorang Yustitia Arief bisa berada di titik sekarang. Namun ini semua diawali dari lingkar keluarganya yang memiliki support system baik, sehingga Yustitia sebagai seorang penyandang disabilitas tumbuh menjadi pribadi yang penuh semangat dan bercita-cita untuk membantu mereka yang juga berkekurangan.
Langkah krusial Yustitia dalam kiprahnya membantu sesama disabilitas dimulai ketika ia mendapatkan gelar Sarjana Hukum Internasional dari Univ. Pancasila. Setelahnya ia mencoba beberapa jejak karier termasuk menjadi sorang penyiar di sebuah stasiun teve swasta.
Beranjak di tahun 2011 di mana ia perlahan terlibat aktif dalam advokasi disabilitas. Proses ini menurutnya mengalir begitu saja. Semangat ini juga tumbuh lantaran ia melihat masih banyak permasalahan yang dialami oleh penyandang disabilitas dalam mendapatkan haknya. Mulai dari pendidikan, kesehatan, pekerjaan, hingga pola asuh keluarga.
Proses ini terus berjalan sampai akhirnya di tahun 2017 Yustitia mendirikan Advokasi Inklusi Disabilitas (AUDISI). Ini adalah sebuah yayasan disabilitas yang bergerak di bidang advokasi dan kebijakan. Ada banyak torehan yang berhasil dilahirkan oleh AUDISI, salah satunya adalah mengawal lahirnya Peraturan Daerah (Perda) disabilitas nomor 14 tahun 2019 untuk penyandang disabilitas Provinsi Banten dan Perda disabilitas Tangerang Selatan.
BACA JUGA: Ratusan Kali Ditolak Perusahaan, Tiga Orang Disabilitas Ini ‘Balas Dendam’ Buka Bisnis Kopi
Yustitia sendiri juga punya prestasi pribadi yang layak untuk dijadikan teladan. Misalnya menjadi anggota Global Disability Watch, serta mendapatkan pengakuan sebagai satu Perempuan Hebat versi liputan6.com di tahun 2021. Tak lupa pula, ia juga menjadi salah satu tim kepresidenan untuk bidang disabilitas.