Bertemu belahan jiwanya, seorang “Oppa” Korea
Di perusahaan tersebut, Yannie duduk di posisi HRD atau Human Resources and Development. Ia ternyata berprofesi sebagai seorang penerjemah sekaligus konsultan yang membantu orang-orang asing yang bekerja di Korea Selatan, khususnya yang berasal dari Indonesia.
Tak disangka-sangka, ternyata belahan jiwa Yannie adalah orang Korea Selatan. Takdir magangnya mempertemukan ia dengan pria tersebut. Lima tahun mereka menjalani masa-masa pacaran sebelum akhirnya resmi mengikat tali pernikahan.
Akan tetapi, ada kisah getir sekaligus mengharukan soal kisah percintaan dua manusia yang, saat itu, berbeda kewarganegaraannya ini. Orang tua Yannie mungkin mau-mau saja memberi restu pada anaknya yang menikah dengan pria yang berbeda negara, tapi hal tersebut tak berlaku jika pria tersebut berbeda agama.
Sedangkan, di pihak suami, orang tuanya tak mau jika anaknya itu menikahi wanita dengan gelar pendidikan yang tidak setara. Sekadar informasi, suami Yannie bergelar S-2.
Namun, besarnya cinta mereka tak membuat keduanya patah arang. Demi bisa menikahi Yannie, sang suami rela menjadi muallaf. Meski restu baru dikantongi dari satu pihak orang tua, kedua pasangan tersebut nekat melangsungkan pernikahan di sebuah masjid di daerah Bekasi, yang lokasinya dekat dengan tempat tinggal Yannie.